Dana Pokir Oknum Politisi NTB Untuk Jembatan Tololai “Ditolak”, Suken: Rp2 M itu Kepedulian Setengah Hati
![]() |
Suken Sedang Berdiri di Atas Jembatan Tololai Kecamatan Ambalawi-Kabupaten Bima |
Visioner Berita Kabupaten Bima-Bencana banjir bandang yang terjadi di KecamatanWera dan Kecamatan Ambalawi-Kabupaten Bima, telah mengancurkan banyak hal. Yakni kerusakan berbagai infrastruktur milik Pemerintah (jalan, jembatan dan lainya), pemukiman warga hingga 8 orang korban terseret (4 orang sudah ditemukan dan 4 orang lainya masih dicari) oleh Tim Gabungan dibawah kendali Basarnas RI.
Pasca bencana alam dan bencana kemanusiaan itu Pj. Gubernur NTB May Jend (Purn) Hasanudin dan instansi terkait di Pemprov NTB serta Bupati Bima, Hj. Indah Dhmayanti Putri, SE, M.IP dan jajaranya turun serta Anggota DPRD Kabupaten Bima terjun langsung ke lokasi guna mengidentifikasi tentang jumlah kerusakan infrastruktur hingga menyerahkan bantuankemanusiaan kepada warga terdampak bencana. Tak hanya itu, sentuhkan kemanusiaan pun diberikan kepada keluarga korban terseret banjir bandang.
Tinjua lapangan juga dilakukan oleh pihak BNPB RI melalui Kepala Deputi III Infrastrutur, Jenderal TNI AD Lukmansyah. Pada moment itu, Lukmansyah didampingi oleh Kalak BPBD Pemprov NTB yakni Ir. Ahmadin dan kalak BPBB, Drs. Isra. Di moment yang sama, Lukmansyah memastikan bahwa penanganan berbagai infrastruktur khususnya jalan dan jembatan yang rusak parah di dua Kecamatan tersebut ditangani melalui Dana Siap Pakai (DSP) pada BNPB RI.
Namun pelaksana teknisnya diserahkan kepada BPBD Pemprov NTB yang berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bima. Catatan penting Media Online www.visionerbima.com mengungkap adanya dugaan yang sangat menarik terkait penangan pasca bencana terkait pembangunan jembatan Tololai yang berlokasi di wilayah Kecamatan Ambalawi itu.
Yakni oknum Politisi asal salah satu Partai berinisial R yang diduga hendak memanfaatkan situasi bencana untuk “kepentingan tertentu”. Bentuknya, diduga yang bersangkutan telah memberikan keyakinan kepada publik bahwa penanganan jembatan tersebut menggunkaan anggaran Pokir sebesar Rp2 M.
Dalam kaitan itu, R juga telah mempublikasikanya melalui beberapa Media Online di NTB. Tak hanya itu, diduga guna semakin meyakinkan publik R pun menurunkan alat berat yang ditengarai milik seorang “Baba” di Kota Bima untuk pembangunan jembatan tersebut agar akses menuju Kecamatan Wera kembali lancar seperti sedia kala.
Namun sayangnya, dugaan memanfaatkan kesempatan dibalik bencana tersebut segera tercium oleh oleh salah seorang warga di Kecamatan Ambalawi yakni Sukriadin. Mantan aktivis yang tergabung dalam kelompok Cipayung yang akrab disapa Suker ini mengaku bukan menolak kehadiran “kedermawanan dadakan menggunakan uang Negara dalam kaitan itu”.
“Tetapi harus dijelaskan soal landasan hukum penggunaan pokirnya, siapa yang mengerjakanya, Pokir itu diperuntukan pada item mana saja dan seperti apa alur komunikasi serta koordinasinya. Sebab, penanganan soal kedaruratan pasca bencana yang terjadi di Wera dan Ambalawi itu sudah direncanakan lebih awal oleh BNPB RI yang berkoordinasi dengan BPBD Pemprov NTB yang berkoordinasi secara rwesmi dengan BPBB Pemprov NTB dan BPBD Kabupaten Bima. Oleh sebab itu, patut diduga bahwa dibalik dana Pokir itu untuk perbaikan jembatan tersebut ada maksud lain,” duka Suken.
Pernyataan keras Suken tersebut pun ramai dibicarakan di Beranda Media Sosial (Medsos). Dalam kaitan itu, Suken pun diduga diserang oleh sejumlah oknum alias “Buzzernya R”. Namun demikian, Suken tidak mempedulikanya. Tetapi Suker menegaskan akan tetap fokus untuk mengkritisi sekaligus menggali dugaan dibalik hal itu.
"Mereka terkesan memaksa kami untuk mengapresiasi niat baik yang bersangkutan karena itu mungkin saja dianggap sebagai dermawan. Lha, dermawan kon memakai uang Negara?,” tanya Suken dengan nada serius.
“Berbagai pujian” yang semula ditengarai diarahkan kepada R tersebun pun kini “telah pudar”. Dugaan niatnya berpartisipasi memperbaiki jembatan Tololai menggunakan dana Pokir sebesar Rp2 M pun “telah terpatahkan”.
“Setelah ramai tuai pujian atas tindakan kepedulian kini proses pemulihan infrstruktur ruas jalan Provinsi NTB yang terdampak bencana banjir din Kecamatan Ambalawi-Wera kini diberhentikan tanpa konfirmasi soal kendala. Alat berat yang sebelumnya diterjunkan ke jembatan Tolalai itu kini sudah tidak lagi ditemukan. Pasalnya penanganan jembatan itu telah ditegaskan menggunakan DSP dari BNPB RI, dan pelaksana teknisnya adalah BPBD Pemprov NTB yang berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bima,” tandas Suken.
Suken menyatakan, tindakan kepedulian R tersebut mengkomfirmasi sinyal kedermawanan seorang Legislator yang sudah mewakili rakyat di Daerah Pemilihan (Dapil) untuk bekerja atas nama rakyat dengan sepenuh hati atas aspirasi rakyat.
“Kini nyanyian kepedulian, kedermawanan yang sudah terpublish diruang publik terputus ketika semua apa yang sudah dinyanyikan terhenti tanpa irama lanjutan,” sentil Suken.
Suker kemudian membongkar, ucapan yang menyebut angka Rp2 M itu hilang pasca banjir bandang. Dan sungguh ucapan tersebut tidak hanya mengecewakan, tetapi juga dengan sadar telah membohongi publik serta dengan sengaja mencari keuntungan popularitas politik atas dalil kepedulian bencana banjir bandang di Ambalawi-Wera.
“Etikabilitas adalah standar moral bagi pejabat politik, disitulah kita bisa mengukur porsentase kebohongan atau tidak terhadap ucapan dan tindakannya.Seluruh tahapan penanggulangan bencana adalah kerja-kerja kolaboratif, koordinatif serta kolektif bukan kerja gila popularitas apalagi gila terimahkasih,” tegas Suken.
Suker kemudian mengungkap, R diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi pekerjaan dermaga Waduruka Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima dengan anggran lebih dari Rp4 M. Pengerjaan jembatan tersebut diduga mangkrak dan ditengarai sarat korupsi hingga kasusnya masih ditangani oleh pihak Polda NTB.
Oleh karena itu, Suken menegaskan bahwa masyarakat Ambalawi tidak ingin jembatan Tololai bernasib sama dengan pembangunan jembatan waduruka yang kini diduga keras masih mangkrak dan kasusnya sedang ditangani oleh pihak Polda NTB.
“Kita semua ingin yang terbaik. Dan tentu saja kita semua tidak sepakat jika jembatan tololai bernasib sama dengan dermaga Waduruka,” ujar Suken.
Pasca beredarnya informasi soal dana Pokir R sebesar Rp2 M itu, Suker kembali membongkar informasi. Kata Suker, Kades Talapiti Kecamatan Ambalawi pernah meminta agar anggaran Rp2 itu dimanfaatkan untuk perbaikan sarana jalan yang rusak akibat bencana banjir bandang di wilayah itu pula.
“Informasi yang saya dapatkan, pak Kades Talapiti pernah meminta kepada R agar Dana Pokir Rp2 M itu diarahkan untuk perbaikan jalan rusak akibat bencana di sana. Namun diduga hal itu diduga tidak digubris oleh RF,” duga Suken. (JOEL/RUDY/AL/RIS/DK)
Tulis Komentar Anda