"Tinggalkan Masalah Lalu Yang Suram Itu", Pilih Iqbal-Dinda Sebagai Solusi Terbaik
Manis dan Indahnya Senyuman Iqbal-Dinda di Salah Satu Moment Kampanye di Salah Satu daerah di Pulau Sumbawa
Visioner Berita Kota Bima-Jelang Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub-Wagub) NTB periode 2024-2029, Pasangan Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal-Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, M.IP terpantau terus membuktikan sederetan persoalan yang dinilai sangat menarik dan bahkan diyakini akan memenangkan pertarungan paling spektakuler dimaksud.
Dugaan ekspektasi Pasangan Petahana alias incumbent yakni De. H. Zulkieflimansyah-H. Lalu Muhammad Suharli (Zul-Uhel) untuk "menguasai" seluruh Kabupaten-Kota di Pulau Sumbawa-NTB dinilai tak berbanding lurus dengan fakta yang terjadi di lapangan. Pasalnya, nama Zul-Uhel khususnya di Pulau Sumbawa seolah terkubur
Hal itu dianggap hal sangat wajar oleh berbagai pihak. Pemicunya lebih kepada lima tahun Zul menjabat sebagai Gubernur NTB pada periode sebelumnya, diduga kuat hampir tak memiliki prestasi monumental maupun fundamental alias tebar pesona, khususnya di Pulau Sumbawa
Dugaan-dugaan tersebut terletak pada janji Zul saat itu menuntaskan beragam infrastruktur pembangunan jalan, antara lain di Dompu dan Kabupaten Bima berstatus jalan Provinsi NTB ditegaskan hanya isapan jempol. "Kelemahan substansial" tersebut, ditegaskan sebagai pemicu utamanya kesan hikanya nama Zul-Uhel di Pulau Sumbawa dan kemudian dikabarkan telah beralih ke Pasangan Iqbal-Dinda.
Hal menarik ini terkuak di berbagai moment disaat Iqbal-Dinda melaksanakan kegiatan Kampanye terbuka di Kabupaten Dompu dan Kota Bima. Liputan langsung berbagai Awak Media mengungkap, pola black compaign yang diperankan oleh kelompok tertentu di Kabupaten Dompu bahwa Dinda tidak bisa berbuat banyak di Bumi bermotokan "Nggahi Rawi Pahu" tersebut, ternyata hanya isapan jempol belaka.
Betapa tidak, kehadiran Iqbal-Dinsda di sejumlah titik di Dompu yang antara lain di Kecamatan Kempo dan di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Dompu itu disambut dengan sangat spektakuler. Di berbagai moment tersebut, hampir seluruh masyarakat di hampir seluruh Kecamatan Dompu "memastikan" akan berjuang bersama untuk memenangkan Pasangan Iqbal-Dinda di pentas Pilkada NTB periode 2024-2029.
"Saatnya memenangkan Pemimpin yang berasal dari Bima dan Dompu yang bergandengan tangan dengan Calon Gubernur NTB dari Pulau Lombok (Iqbal). Cukuplah penderitaan atas janji-janji palsu oleh Pemimpin NTB sebelumnya. Nyaris tak ada nama Zul-Uhel d sini, kecuali hampir seluruh masyarakat Dompu lebih mendukung dan akan berjuang keras untuk memangkan pasangan Iqbal-Dinda," ujar salah seorang warga Dompu yakni Udin di sela-sela kegiatan Kampanye Iqbal-Dinda dimaksud.
Ungkapan dan ketegasan senada juga disampaikan oleh Ketua DPW GRIB Jaya NTB, Iskandar, S. Sos. Iskandar menyatakan, selama lima tahun Zul memimpin NTB nyaris tak memiliki prestasi fundamental maupun monumental.
"Angka kemiskinan di NTB selama kemimpinan Zul bertambah meningkat. Itu dimulai dari sejumlah wilayah di Pulau Lombok. Oun demikian halnya dengan hampir seluruh Kita dan Kabupaten di Pulau Sumbawa. Oleh sebab itu, jangan salahkan ketika hampir seluruh masyarakat di NTB meninggalkan Zul pada pentas Pilkada NTB sekarang. Sekali lagi, mari sama-sama memenangkan Iqbal-Dinda dan tinggalkan mereka yang hanya bisa memberi janji palsu itu," timpal Iskandar.
"Kegagalan" Zul selama menjabat sebagai Gubernur NTB juga kuat korelasinya dengan Hj. Siti Rohmi Jalilah yang kini maju sebagai Cagub NTB berpasangan dengan Musyafirin. Sebab ungkap Iskandar, saat itu Rohmi merupakan Wakil Gubernur NTB. Oleh sebab itu, ditegaskanya bahwa Rohoni tidak boleh cuci tangan dibalik beragam "kegagalan" dimaksud.
"Di pentas Pilkada NTB saat ini, tercatat ada dua orang Incumbent yang maju sebagai Cagub. Yakni Zul dan Rohmi. Hanya saja, keduanya tidak lagi dalam satu paket. Namun, keduanya diduga sama-sama gagal menciptakan prestasi monumental dan fundamental selama lima tahun menjabat sebagai Gubernur-Wagub NTB. Sekali lagi, warasnya jangan lagi memilih kepada yang gagal. Sebaliknya, kita akan kembali dihadapkan dengan penderitaan lagi selama lima tahun. Oleh sebab itu, Iqbal-Dindalah yang sangat pantas untuk dipilih. Sebab, Pasangan Ini merupakan perpaduan antara mantan birokrasi handal yang tahu soal pengelolaan management pemerintah serta pembangunan di NTB (Iqbal) dengan politis handal sekaligus Bupati Bima dua periode (Dinda)," imbuhnya
Iskandar menambahkan, selama Zul-Rohmi menjabat sebagai Gubernur-Wagub NTB, ditegaskanya terjadi ketimpangan soal pembangunan di Pulau Lombok dengan di Pulau Sumbawa. Kesan perilaku berat sebelah itu, dianggapnya sebagai wujud nyata dari hilangnya nilai dan rasa keadilan untuk masyarakat di Pulau Sumbawa.
"Ada suatu yang sangat baik pada Iqbal-Dinda ini. Yakni soal kesepakatan pembagian kewenangan. Yakni Iqbal dominan menangani berbagai masalah serius di Lombok. Dan Dinda diberi kepercayaan untuk menangani berbagai persoalan sekaligus masalah yang diwariskan oleh Zul-Rohomi. Dan diberbagai kesempatan, Iqbal susah berjanji akanembuat Pulau Sumbawa ini seperti rumahnya sendiri. Nah, ini sangat bagus dan sangat layak untuk menjadi Gubernur NTB periode 2024-2029. Kalau konsepsi Iqbal-Dinda tersebut, sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Zul-Rohmi. Dan dengan konsepsi itu pula, Insya Allah kita akan merasakan manisnya keadilan terutama di bidang pembangunan. Tinggalkan Zul dn Rohmi, mari bersatu padu mbangun kekuatan utuh untuk memenangkan Iqbal-Dinda.
Usai mengusung keyakinan akan memenangkan Dompu, Iqbal-Dinsa kembali melanjutkan perjalanan Kampanye di Kabupaten Bima. Di Kabupaten Bima, Iqbal-Dinda dijelaskan masih berada di puncak tertinggi. Sementara nama Zul maupun Rohmi juga terkesan "terkubur" di Bumi bermotokan "Maja Labo Dahu" ini. Leski demikian, Iqbal-Dinsa berharap agar kekuatan tersebut akan tetap terjaga dan terpelihara serta bisa dirawat dengan sangat baik hingga tujuang menang dimaksud bisa dicapai secara realistis.
Antara lain perjalanan dengan sambutan sangat spektakuler tersebut terjadi di Kecamatan Monta-Kabupaten Bima. Di moment itu, Iqbal-Dinda disambut dengan sangat meriah. Dominasi sambutan itu datang dari kara tokoh penting, anak-anak muda milenial dan kalangan Gender. Disepanjang perjalanan politik di kontak itu, terlihat nyata rangkulan cinta antara Iqbal-Dinda dengan ribuan orang pendukungnya.
Di sepanjang moment itu pula, berbagai lapisan masyarakat Monta memastikan bahwa Kabupaten Bima dan Kota Bima sudah sangat solid menguburkan masa lalunya yang suram dan kemudian mengusung keyakinan akan memenangkan Pasangan Iqbal-Dinda di pentas Pilgub NTB sekarang.
Hal itu dikemukakan oleh mantan Kades Simpasai yang juga mantan Ketua Forum Kepala Desa Kabupaten Bima, Edy Suharjo didampingi oleh mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima dari Partai Nasdem yakni Mustakim. Keduanya menegaskan, selama lima tahun Zul dan Rohmi memimpin NTB "tidak pernah" hadir di Monta, dan juga nyaris tak ditemukan adanya prestasi monumental maupun fundamental di Monta ini.
"Saat ini itu terisolir dari berbagai sisi. Oleh sebab itu, kita harus bersepakat menguburkan secara mendalam soal masa lalu yang suram itu. Dan di pentas Pilkada kali ini, Insya Allah harapan besar kita semua akan dijawab secara nyata oleh Iqbal-Dinda. Sekali lagi, jangan pernah lagi kembali kepada masa lalu yang hanya bisa memperindah kata dan kalimat tetapi hasilnya dominan palsu," tegas keduanya.
Tak berselang lama, Iqbal-Dinda kembali memasuki wilayah Kita Bima (kampanye terbuka). Pada pertemuan yang digelar di Kelurahan Sarae Kecamatan Rasanae Barat tersebut, Iqbal-Dinsa disambut ribuan warga yang berasal dari seluruh Kelurahan di wilayah Kecamatan Rasanae Barat.
Dimoment itu pula, Iqbal-Dinda disambut dengan pawai obor oleh warga. Yakni mulai di depan SDN 21 Kota Bima hingga ke pusat kegiatan di depan Kantor Lurah Sarae lama. Di panggung puncak kegiatan, ribuan warga yang didominasi oleh kalangan Gender, pemilih Milenial dan ratusan Tokoh tersebut, hadir Ketua Tim Pemenangan Iqbal-Dinsa Kota Bima yakni Alfian Indra Wirawan, S. ADM dan juga Sekretarisnya yakni Samsurih, SH
Politisi Partai Golkar yang akrab disapa Dae Pawan tersebut menegaskan, masa lalu yangsuram dimaksud mutlak untuk ditinggalkan. Oleh karenanya, hanya satu alasan yang tepat. Yakni berjuang keras secara bersama-sama untuk memenangkan Iqbal-Dinda di pentas Pilgub NTB sekarang.
"Sampai saat ini, saya masih menjabat sebagai Pimpinan DPRD Kota Bima. Oleh sebab itu, saya juga sangat tahu soal terapan diskriminasi disaat Zul-Rohmi memimpin NTB, itu terutama untuk masyarakat Pulau Sumbawa ini. Oleh karenanya, kitlak tinggalkan masa lalu yang suram itu. Dan Isnya Allah, kit semua berkeyakinan bahwa Iqbal-Dinda akan hadir sebagai solusi terbaik setelah ada kesepakatan soal kewenangan antar keduanya. Sekali lagi, kepada seluruh masyarakat Kita Bima diharapkan agar memenangkan Iqbal-Dinda. Sebab kita enggan menderita lagi selama lima tahun ke depan, maka Iqbal-Dinda adalah pilihan cerdas dan berkualitas," ujar Pawan.
Disaat yang sama, Samsurih kembali bersuara keras. Sosok Politisi yang dikenal multi talenta dari PAN ini memastikan, salah memilih pemimpin NTB di pentas Pilkada periode 2024-2029, maka jaminan tak logisnya adalah menderita selama lima tahun pula. Ketegasan tersebut tentu bukan bersifat asak-asalan. Sebab, selama lima tahun Zul dan Rohmi memimpin NTB yang didukung oleh anggaran tri liyunan rupiah, masyarakat di Pulau Sumbawa termasuk Kota dan Kabupaten Bima hanya kebagian secuil saja.
"Anggaran sangat besar yang mereka kelola. Tetapi kita terutama di Kota Bima ini hanya secuil saja. Selebihnya kita harus berjuang kerabsuntuk mendapatkan anggaran di berbagai bidang pembangunan dari Pemerintah Pusat. Diskriminasi itu jelas, minim prestasi itu nyata dan kita tak boleh lagi terjebak pada Polda dan penderitaan yang sama. Oleh sebab itu, mari sama-sama menyingkirkan masa lalu yang suram itu. Yakni dengan cara memenangkan Iqbal-Dinda. Dan hanya dengan itu akan lahir solusi terbaik dari rasa dan keadilan yang kita dambakan. Sekali lagi, Iqbal-Dinsa adalah solusi terbaiknya," papar Samsuri.
Samsuri menegaskan, ketika masyarakat NTB khususnya di Pulau Sumbawa salah memilih di pentas Pilgub sekarang maka akan melahirkan resiko yang sama seperti yang terjadi pada lima tahun sebelumnya. Yakni menambah lagi penderitaan menjadi 10 tahun.
"Putus cinta tak membuat kita lama sakit. Sebab, akan bisa dituntaskan melalui hadirnya cinta baru. Putusnya rambut tentu akan tumbuh kembali dalam waktu sekejap. Tetapi ketika kita putus atau tidak memenangkan Iqbal-Dinda maka jaminanya adalah menambah deretan penderitaan menjadi 10 tahun lamanya. Oleh sebab itu, tidak berdosa bagi kita meninggalkan masa lalu yang dinilai kental dengan masalah itu. Tetapi Insya Allah akan menjadi jaminan kebahagiaan bagi kita ketika mampu memenangkan Iqbal-Dinda di pentas Pilgub NTB periode 2924-2029," pungkas Samsurih.
Di akhir pertemuan penting tersebut, Politisi perempuan tangguh, cantik, manis, santun, ramah dan kaya akan kesholeham sosial yang akrab disapa Dinda tersebut tak berkomentar banyak. Melalui sambutan singkatnya, istri mendiang mantan Bupati Bima H. Feri Zulkarnaen, ST tersebut memastikan bahwa maju dinoebtas Pilgub NTB bersama Iqbal lebih kepada membawa misi NTB Makmur Mendunia. Kemakmuran dimaksud, diakuinya akan diterjemahkan secara nyata dan merata di seluruh NTB, tak terkecuali di Pulau Sumbawa.
"Itu antara lain komitmen yang sudah kami bangun bersama Mamik Iqbal (Iqbal). Mimpi, cita-cita dan hajarbbesar kami juga terkait dengan menguburkan secara mendalam soal diskriminasi kebijakan terutama di bidang pembangunan infrastruktur di NTB, antara lain yang terjadi di Pulau Sumbawa. Oleh sebab itu, mohon doa dan dukungan kerasnya untuk memangkan Iqbal-Dinda melalui kontestai Politik ini," harapnya sembari menambahkan bahwa khususnya masyarakat Sarae dan umumnya Kota Bima dan Kabupaten Bima serta Dompu adalah bagian dari keluarga besarnya.
Berdasarkan catatan penting yang dimilikinya, tingkat dukungan masyarakat di Pulau Sumbawa, tak terkecuali di Kota Bima ini kian hari kian meningkat secara signifikan. Dan peningkatan yang sangat signifikan itu, diakuinya menjadi salah satu jaminan bagi kemenangan ya dinoebtas politik dimaksud. Namun demikian, Dinda meminta agar hal penting itu dari sekarang dijaga, dirawat dan dipertahankan hingga usai Pilgub NTB periode 2924-2029.
"Ajak seluruh keluarga dan anak-anak sebagai pemilih pemula untuk datang ke TPS pada tanggal 27/11/2024 nanti untuk mencoblos Pasangan Iqbal-Dinda. Caranya yakni 1 buka kertas suara, 2 lihat baik-baik Pasalnya dan 3 langsung dicoblos. Sekali lagi, jangan lupa coblos nomor urut 3 dan disitu hanya satu perempuan yang berjilbab kuni yang Dinda berpasangan dengan Iqbal," pungkas Dinda sembari disambut dengan sangat meriah oleh ribuan warga di Kelurahan Sarae.
Secara terpisah Ketua Tim Pemenangan Iqbal-Dinsa di Pulau Sumbawa, Hj. Fera Amelia, SE, MM menegaskan secara singkat bahwa situasi politik jelang Pilgub-wagub NTB di pulau Sumbawa kini sudah berubah jauh ketimbang periode lima tahun sebelumnya. Perubahan dukungan tersebut, dibeberkanya berbasiskan pola pikir dan rasa dari masyarakat di Pulau Sumbawa yang diakuinya benar-benar jauh dari rasa keadilan soal pembangunan infrastruktur dan lainya selama periodesasi itu pula.
"Oleh sebab itu, masyakat Pulau Sumbawa tidak bisa disalahkan ketika berada dalam rangkulan Iqbal-Dinda. Mereka menganggap bahwa Iqbal-Dinsa merupakan pilihan sekaligus solusi terbaik untuk memecah penderitaan mereka selama lima tahun dimaksud," tegas Politisi Partai Golkar yang dikenal sangat baik dan kaya akan kesholeham sosialnya yang akrab disapa Dae Fera ini.
Dae Fera kemudian memberikan keyakinan bahwa dukungan masyarakat di seluruh Kabupaten-Kota di Pulau Sumbawa hingga kini masih meningkat secara tajam untuk Iqbal-Dinda. Hal terscermu. Melalui perbedaan sambutan ketika Iqbal-Dinsa melaksanakan kegiatan Kampanye mulai dari KSB, Sumbawa, Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima.
"Jangan tanya saya soal alasan mereka beralih kepada Iqbal-Dinda. Jika mereka beralih itu karena rasa keadilan ya tidak mampu diterjemahkan itu sebagai alasan logis dan bertanggungjawab ya, lantas kita bisa apa?," tanya Dae Fera dengan nada tegas pula.
Dari situasi politik yang terjadi jelang Pilkada serentak tersebut, khususnya di Pulau Sumbawa menggambarkan kuatnya keyakinan akan menjadi salah satu basis elektoral bagi kemenangan Iqbal-Dinda. Oleh sebab itu, kekuatan komitmen dalam kaitan itu diharapkan ya bisa dijaga, dirawat dan dipertahankan dengan sangat baik hingga usai pesta demokrasi dimaksud.
"Jika masa lalu kita suram, maka hari ini adalah evaluasi secara rasional dan selanjutnya adalah pembuktian. Pembuktian itu adalah memastikan memilih Iqbal-Dinda. Insya Allah dengan cara itu kita akan bisa mendapatkan rasa keadilan yang merata baik di bidang pembangunan fisik maupun non fisik," pungkas Dae Fera. (JOEL/RUDY/AL/DK/RIS)
Tulis Komentar Anda