Potensi Kemenangan BBF-DJ Juga Ada di Petani Jagung dan Program JARAPASAKA Yang “Gagal”?
Paslon Bupati-Wakil Bupati Dompu-NTB, BBF-DJ Saat Kegiatan Politik Jelang Pilkada Serentak Periode 2024-2029 ("Calon Pemenang) |
Visioner Berita Kabupaten Dompu-Peristiwa politik jelang Pilkada serentak se Indonesia periode 2024-2029, diamati kerap menyuguhkan hal-hal menarik. Antara lain adanya “skema bertahan” dan ada pula “strategi menyerang” yang pada akhirnya justeru meningkatkan dukungan kepada pihak yang “diserang”.
Salah satunya yang diakui sangat menarik yakni konstalasi politik jelang Pilkada Kabupaten Dompu periode 2024-2029. Di Bumi berslogan “Nggahi Rawi Pahu” (“selaraskan kata dengan kenyataan”) tersebut, menampilkan pertarungan head too head antara Pasangan Calon (Paslon) Petahana yakni nomor urut 2AKJ-Syah Vs BBF-DJ (nomor urut 1).
Jejak investigasi berbagai Awak Media yang dinilai didukung oleh berbagai sumber penting mengungkap adanya perubahan peta politik yang sangat signifikan jelang Pilkada Dompu yang akan dilaksanakan pada November 2024 tersebut. Lebih jelasnya bahwa jika beberapa bulan sebelumnya AKJ-Syah berada pada posisi teratas, kini disebutkan “telah dilampaui” oleh Pasangan BBF-DJ hingga terjadi berbedaan di atas 5 digit dari total jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten Dompu.
Dugaan perubahan grafik politik tersebut, dijelaskan terjadi sejak beberapa bulan sebelum Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto dilantik secara resmi sebagai Presiden RI periode 2024-2029. Dan dijelaskan pula, peningkatan dukungan rakyat Dompu terhadap Pasangan BBF-DJ hingga kini terus meningkat secara signifikan. Tetapi dukungan terhadap AKJ-Syah diduga terus “terjun bebas’ hingga saat ini.
Dugaan soal potensi penurunan drastis terhadap pasangan AKJ-Syah tersebut, ditengarai dipicu masalah sirus yang bersifat akumulatif. Yakni mulai dari “kekecewaan” para petani jagung di Dompu hingga soal “gagal dilaksanakanya” Program JARAPASAKA (Jagung, Porang, Sapi dan Perikanan) selama 5 tahun AKJ-Syah menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Dompu.
Dominan para petani jagung di Kabupaten Dompu mengungkap adanya dugaan ketidak mampuan AKJ-Syah mendongkrak tingkat ekonomi dan kesejahteraan mereka melalui usaha jagun iktu pula. Antara lain, diaat di Kabupaten Bima harga jagung di posisi tertinggi yakni sekitar Rp5 ribu per Kg setahun silam, namun di Dompu justeru harga jagung dinilai “merosot” hingga ke angka Rp3 ribu lebih per Kg.
Peristiwa politik yang dinilai sangat menarik ini, diakui juga tak luput dari hasil pemetaan dan investigasi yang dilakukan oleh salah satu Tim yakni Drs. Amirudin dan kawan-kawan (dkk). Dijelaskanya pula, salah satu konstalasi politik yang dinilainya sangat menarik di NTB antara lain terjadi di Kabupaten Dompu.
Dan dari hasil pemetaan serta investigasnya sejak beberapa bulan terakhir ini, mengusung dugaan akan terpentalnya Pasangan Petahana tersebut di pentas Politik Dompu periode 2024-2029. Melalui hasil survey Awal, dijelaskanya bahwa AKJ-Syah berada pada posisi teratas dengan jumlah responden yang dinilai “lumayan signifikan”. Dan hal itu diduganya masih bermain pada tataran mengenal AKJ-Syah. Tetapi ditengarai pada tataran penting selanjutnya yang antara lain soal prestasi, ditengarainya bahwa Pasangan AKJ-Syah praktis mengalami penunuran “sangat siginifikan”.
“Dugaan terabaikanya perhatian terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan para petani jagung di masa kepemimpinan AKJ-Syah tersebut, tentu terkemas menjadi salah satu catatan penting yang terus mempertajam peningkatan dukungan terhadap Pasangan BBF-DJ hingga saat ini. Pun demikian halnya dengan program JARAPASAKA yang diduga keras tidak satupun yang berhasil diwujudkan oleh AKJ-Syah selama 5 tahun menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Dompu,” duganya, Rabu (23/10/2024).
Upaya pemetaan dan investigas dilakukan pihaknya, dijelaskanya masihakan terus dilaksanakan. Hal itu diakuinya, antara lain dipicu oleh pengamatan secara terus menerus terkait “perubahan peta politik” di Dompu yang hingga saat ini terus memperlihatkan berbagai hal “sangat menarik”.
“Antara lain soal dukungan terhadap BBF yang dinilai terus meluas di wilayah Dompu Barat yang meliputi Kecamatan Kempo (“dikuasai BBF-DJ). Pun demikian halnya hasil pemetaan investigasi sementara kami di wilayah Kecamatan Pekat dan di hampir seluruh wilayah Kecamatan Kilo hingga ke Desa Kiwu. BBF lahi dafri Etnis Donggo yang pernah mengantarkan sebanyak 8 orang ke kursi Legislatif Kabupaten Dompu. Dan dari data ini menunjukan bahwa Etnis Donggo merupakan salah satu pemilih yang dominan di Kabupaten Dompu. Dalam kaitan itu, pada pentas Pilkada kali ini dominan Etnis Donggo solid untuk BBF-DJ),” bebernya.
Soliditas Etnis Donggo untuk BBF-DJ ini, dijelaskanya juga dominan terjadi di wilayah Dompu Barat yakni di Kecamatan Manggelewa yang antara lain di Desa Sori Utu, Buna dan lainya. Pun demikian halnya dengan hampir seluruh Desa O’o, Karamabura, Serakapi, Saneo dan lainya.
“Tak hanya itu, dalam kaitan itu dominan Etnis Donggo didudga telah membangun kolaborasi yang amat kuat dengan sejumlah Paguyuban asal Kecamatan Sape-Lambu, Bolo-Madapangga, Belo dan Palibelo yang yang sejak lama hingga saat ini berdomilisi di Kabupaten Dompu. Dugaan kolaborasi yang dibangun secara masif dan terstruktur itu diarahkan kepada Pasangan BBF-DJ,” bebernya.
Dugaan kian tergerusnya dukungan terhadap Pasangan AKJ-Syah tersebut juga dibeberkan oleh Ketua DPW Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB Jaya), Iskandar S.Sos. Sinyalemen pergeseran dukungan AKJ-Syah tersebut, antara lain didipicu oleh dugaan gagalnya pelaksanaan program JARAPASAKA selama Pasangan tersebut menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Dompu. Tak hanya itu, dugaan pergeseran sangat signifikan itu juga dipicu oleh mayoritas petani jagun di Kabupaten Dompu.
“Catatan investigasi sementara kami di DPW GRIP Jaya, dua “masalah penting tersebut menjadi salah satu point penting yang hingga saat ini terus mendongkrak peningkatan dukungan terhadap AKJ-Syah. Dari hasil pemetaan dan inevstigasi yang kami lakukan sejak awal hingga saat ini, terkuak kekecewaan sangat mendalamn para petani jagung di Kabupaten Dompu dan gagalnya pelaksanaan program JARAPASAKA tersebut kepada Pasangan AKJ-Syah,” ungkap Iskandar melalui saluran selulernya, Kamis (24/10/2024).
Dugaan faktor penurunan dukungan masyarakat terhadap Pasangan AKJ-Syah tersebut, ditengarai oleh dominan terjadinya tindak pidana korupsi selama 5 tahun keduanya memimpin Dompu pula. Dan dugaan-dugaan tersebut, dibeberkanya melalui adanya sejumlah oknum pejabat baik yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ada pula yang kasusnya sudah naik sidik maupun yang sedang dalam proses penyidikan Aparat Penegak Hukum (APH) yakni Kejaksaan dan Kepolisian di Kabupaten Dompu.
“Tak hanya itu, ada juga kasus dugaanj korupsi di Kabupaten Dompu yang sedang ditangani secara serius oleh pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Kasus itu diduga terjadi di masa 5 tahun AKJ-Syah menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Dompu. Bukan itu saja, ada pula kasus dugaan korupsi penggunakan Dana Hibah untuk TP-PKK Kabupaten Dompu yang ditengarai melibatkan istrinya AKJ. Kasus dugaan tindak pidana kejahatan korupsi tersebut, hingga kini masih ditangani secara serius oleh pihak Kejaksaan setempat,” bongkar Iskandar.
Selain itu, pihaknya juga mendugaa soal dugaan monopoli pekerjaan pembangunan fisik di Kabupaten Dompu selama 5 tahun AKJ-Syah memimpin Dompu. Dugaan tersebut antara lain paket-paket zumbo terkait pembangunan fisik di Dompu yang ditengarai dikerjakan oleh “orang-orang dekat” Penguasa dimaksud.
“Dugaan dominan kasus korupsi itu terjadi di masa 5 tahun AKJ-Syah menjabat sebagai Bupati Dompu. Dugaan potret ini, tentu saja berbeda dengan kepempimpinan Bupati-Wakil Bupati Dompu sebelumnya,” duganya lagi.
Sederetan dugaan kegagalan dan sinyelemen terjadinya kasus-kasus “korupsi” tersebut, ditegaskanya sebagai salah satu dasar bagi dominan masyarakat Dompu untuk enggan memilih AKJ-Syah pada Pilkada setempat periode 2024-2029. Dan dijelaskanya pula, terasa sulit bagi pihaknya untuk menemukan adanya prestasi monumental maupun fundamental selama AKJ-Syah menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Dompu.
“Ada yang bilang bahwa selama 5 tahun AKJ-Syah memimpin Dompu berhasil menekan angka kemiskinan. Tetapi berdasarkan hasil pemetaan dan invesgtigasi kami di DPW GRIB Jaya NTB justeru menduga bahwa potensi kemiskinan di Dompu selama AKJ-Syah memimpin itu justeru tambah meningkat. Singkatnya, “akumulasi berbagai masalah serius” tersebut, tentu berpotensi besar menempatkan BBF-DJ sebagai “super star” di Kabupaten Dompu di pentas Pilkada serentak periode 2024-2029," pungkas Iskandar. sembari menambahkan bahwa dominan dukungan Etnis Donggo dan lainya mengarah kepada BBF-DJ. (JOEL/RUDY/AL/DK)
Tulis Komentar Anda