Edy Muchlis Yakinkan Langgudu Dimenangkan Yandi-Ros, Ady Irfan “Kehilangan Sejumlah Icon”

Foto Bersama Edy Muchlis (Paling Kanan), Hj. Fera Amelia, SE, MM (Dua Dari Kanan), Firdaus Umar, SH (Dua Dari Kiri) dan Muhammad Sidik, SH (Paling Kiri)

Visioner Berita Kabupaten Bima-Partai Nasdem merupakan salah satu rival politik Pasangan calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, M.IP-Drs H. Dachlan M. Noer (Dinda-Dachlan) selama dua periode memenangkan Pilkada Kabupaten Bima. Namun pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2024-2029, Partai Nasdem bergabung dengan 9 parpol lainya yang mengusung Paslon Bupati-Wakil Bupati Bima, Muhammad Putera Feriyandi, S.IP, M.IP-Hj. Rostiati H. Dachlan S.Pd (Yandi-Ros).

Tak nya itu, Politisi senior Partai Nasdem Kabupaten Bima yang juga mantan Calon Bupati Bima berpasangan dengan Ady Mahyudi, SE yakni Drs. H. Syafrudin HM, Nur M.Pd dan istrinya yakni Hj. Rostina juga telah bergabung serta sejak awal hingga saat ini tegas menyatakan akan berjuang keras memenangkan Pasangan Yandi-Ros.

Di beberapa Desa di Kecamatan Langgudu yang sebelumnya menjadi basis kemenangan Ady Mahyudi yang kini maju sebagai Calon Bupati Bima berpasangan dengan Dr. H. Irfan (Ady-Irfan), diyakini tak akan mampu berbuat banyak. Hal tersebut ditegaskan oleh Politis Partai Nasdem yang juga mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima 2 Periode yakni Edy Muchlis S.Sos kepada Media Online www.visionerbima.com saat mengikuti kegiatan blusukan Yandi-Ros di Kecamatan Woha-Kabupaten Bima, Sabtu (12/10/2024).

“Perlu dicatat bahwa pasangan Ady-Irfan tak akan bisa berbuat banyak, khususnya di beberapa Desa di Kecamatan Langgudu. Tetapi secara umur, Insya Allah Yandi-Ros akan memenangkan pertarungan di Kecamatan Langgudu,” tegas Edy.

Mantan aktivis jalanan yang juga mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima ini mengungkap, pengamatan soal Ady-Irfan tak akan bisa berbuat banyak di Langgudu tersebut bukan tanpa alasan. Tetapi indikasi itu sudah sangat nampak di atas permukaan saat ini pula.

“Diantaranya Ady-Irfan kehilangan sejumlah icon pendulang suaranya di sana. Antara lain Syafrudin dan istrinya yang dulu bersama Ady mahyudi kini sudah bergabung dengan Yandi-Ros. Alasan kedua, saya sendiri yang sebelumnya berseberangan dengan Dinda-Dachlan juga telah bergabung dengan Yandi-Ros. Kalau anda berbicara Langgudu, salah satu rival kuatnya Dinda-Dachlan adalah saya. Sedangkan pada Pilkada kali ini, tentu saja kami di Partai nasdem dan seluruh Konstituen akan tetap konsisten dan berjuang keras untuk memenangkan Yandi-Ros,” ujar Edy Muchlis.

Mantan Wartawan di salah satu Media cetak ini menandaskan, Pilkada kali ini terkesan tak memiliki tantangan yang sangat berarti. Sementara riak-riak sekelompok orang yang juga rival Yandi-Ros di beranda Medsos itu, ditegaskanya bukan persoalan yang menuntut untuk diladeni.

“Pertarungan kali ini sungguh tidak seimbang, Abangku. Yandi-Ros didukung oleh 10 Parpol. Sementara Ady-Irfan hanya didukung oleh 2 Parpol yakni PAN dan PKS. Masing-masing Parpol pendukung Yandi-Ros measing-masing memiliki konstituen di seluruh wilayah di Kabupaten Bima. Itu belum lagi soal relawan maupun militansinya serta berbagai isntrumen politik lainya. Kalau sudah demikian, lantas dari mana rumusnya Yandi-Ros bisa dikalahkan pada Pilkada sekarang,” tanyanya dengan nada serius.

Kuatnya keyakinan bahwa Yandi-Ros akan memenangkan Pilkada kali ini dengan sangat mudah ujarnya, antara lain didukung oleh keragaman langkah politik cerdas dan berkialitas yang diperankanya. Hal yang sama juga diikuti oleh seluruh instrumen politiknya, mulai dari Parpol Koalisi, militansi, relawan, organ-organ kepemudaan dan lainya.

“Kalau tetangga sebelah itu masih menggunakan gaya lama, pola lama dan hampir semuanya cara-cara lama. Antara lain masih memelihara budaya menyerang, memfitnah, membenci, memaki-maki dan hal-hal tak elok lainya yang sangat kontradiktif dengan definisi dan makna demokrasi. Yang tak kalah lucunya lagi, di alam demokrasi yang dibuka selebar-lebarnya kepada seluruh warga NKRI ini termasuk Yandi-Ros, mereka masih membangun stigma Dinasty sebagai salah satu cara untuk menjatuhkan lawanya.  Nah kalau sudah begitu modelnya, Insya Allah jangan pernah bermimpi untuk memenangkan Pilkada,” tanyanya dengan nada serius.

Pola-pola dan gaya yang dinilainya sangat kontradiktif dengan sejumlah nilai termasuk demokrasi tersebut, diakuinya pernah terjadi di saat Dinda-Dachlan memenangkan Pilkada Kabupaten Bima selama 2 Periode. Mirisnya papar Edy, pola dan cara lama tersebut kembali diberlakukan oleh mereka pada Pilkada Kabupaten Bima saat ini.

“Harus menyeraka merubah pola dan gaya lama tersebut menjadi kekayaan invonasi positif. Namun faktanya justeru tidak demikian. Lihat saja di beranda Medsos itu bahwa kebencian, fitnah, caci-maki dan sejenisnya masih mereka atahkan kepada pasangan Yandi-Ros. Pemainya pun orang-orang lama, maksud ya orang itu-itu saja,” beber Edy Muchlis.

Cara, pola dan gaya lama tersebut kata Edy justeru akan semakin membuat masyarakat tidak simpati terhadap mereka. Indikasi itu diakuinya kian hari kian terkuak di atas permukaan.

“Banyak yang keluar dan kini bergabung dengan Yandi-Yandi Ros. Ini diduga keras dipicu oleh sikap dan cara lama yang mereka perankan,” duga Edy Muchlis.

Pernyataan yang sama juga dikemukan oleh Politis Partai PDIP yang juga Anggota DPRD Kabupaten Bima 2 Perode yakni Firdaus Umar, SH. Politisi berkulit sawo matang berdomisili di Kecamatan Woha yang dikenal baik dengan semua kalangan ini juga menyatakan bahwa Kecamatan Woha merupakan salah satu basis elektoral bagi kemenangan Yandi-Ros.

“Ingat, Dinda-Dachlan selama 2 Periode tidak pernah kalah di Woha. Kekuatan itu kini berada dalam rangkulan Yandi-Ros. Sekali lagi, kami yakin bahwa Ady-Irfan akan kalah di Woha,” papar Daus.

Sementara riak-riak yang terjadi di beranda maya itu ungkap Daus, juga pernah terjadi pada Pilkada Kabupaten Bimma 2 periode yang dimenangkan oleh pasangan Dinda-Dachlan. Namun akhirnya riak-riak itu terkubur setelah dia kali Dinda-Dachlan memenangkan pentas politik selama 2 periode tersebut.

“Pola, cara dan gaya itu-itu saja yang kembali mereka mainkan sekarang. Akibatnya tak sedikit orang yang kini bergabung dengan Yandi-Ros. Sekali lagi, saya ini kan tinggal di Woha Bung. Jadi tahu tentang apa tentang situasi politik di sana,” pungkas Daus. (JOEL/RUDY/AL/RIS/DK)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.