Debat Pilkada Kota Bima “Gaduh”, Para Pendukung Nyaris Beradu Fisik Namun Aparat Keamanan Sigap

Berbagai Dugaan Kejanggalan Terkuak, KPU Didesak Berbenah Diri

"Susana Gaduh" di Moment Debat Paslon di Dalam Gedung Paruganae Convention Hal Kota Bima, Rabu Malam (28/10/2024)

Visioner Berita Kota Bima-Senin (28/10/2024) KPU Kota Bima melaksanakan kegiatan debat perdana bagi tiga Pasangan Calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2024-2029. Yakni Paslon nomor urut 1, H. A.Rahman H. Abidin-Feri Sofiyan, SH (MARI), Paslon nomor urut 2, Ir. H. Mohammad Rum, MT-Hj. Mutmainnah Haris, SH (AMANAH) dan Paslon nomor urut 3, H. Syafriansyah-Syamsudin (ASAM) .

Kegiatan tersebut berlangsung di gedung Paruganae Convention Hall-Kota Bima. Moment tersebut dihadiri oleh sejumlah Panelis dari berbagai Kampus yang antara lain Universutas Mataram (UNRAM)-NTB, Pj. Walikota Bima, Drs. H. Muhtar Landa, MH, Sekda Kota Bima, Drs. H. Supratman, M. AP, delegasi dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima, delegasi dari Pengadilan Negeri (PN) Raba-Bima, Kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata, S.IK, SH, Dandim 1608/Bima, Letkol Inf Andi Lulianto S. Kom, MM, masing-masing Koalisi Parpol Pendukung Paslon, Para Pendukung Masing-Masing Paslon, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan lainya.

Liputan langsung berbagai Awak Media melaporkan, semua kegiatan debat tersebut berlangsung aman dan terkendali. Namun disaat memasuki sesi tanya-jawab antar Paslon, spontans aja muncul “suasana gaduh” dan nyaris mengarah kepada terjadinya benturan fisik antara pendukung Paslon nomor urut 1 Vs pendukung Paslon nomor urut 2.

Liputan langsung berbagai Awak Media melaporkan, “kegaduhan” yang berlangsung sekitar belasan menit itu, juga diamati sempat meluas di luar gedung Paruganae Convention Hal. Akibatnya, aparat TNI Polri yang diback up oleh TNI bersenjata lengkap terlihat sangat sigap menghentikan suasana yang dinilai cukup tegang tersebut.

Upaya keras aparat keamanan yang dikendalikan secara langsung oleh Kapolres Bima Kota dan didampingi oleh Dandim/1608 Bima tersebut, terlihat bukan saja di dalam gedung sebagai sumber terjadinya “kegaduhan”. Tetapi juga hal yang sama, terpantau dilakukan di luar gedung.

Masih dalam liputan lansgung berbagai Awak Media, “kegaduhan” itu bermula dari dugaan adanya salah seorang oknum pendukung Paslon nomor urut 1 yang berteriak di saat Calon Nomor urut 2, Hj Mutmainah menjawab pertanyaan terkait pendidikan dan kesehatan yang ditanyakan oleh Paslon nomor urut 1. Sikap oknum pendukung Paslon yang dinilai melabrak etika tersebut, sotak saja memicu amarah para pendukung paslon nomor urut 2.

Akibatnya, situasi praktis saja “memanas”, saling tunjuk dan nyaris mengarah kepada terjadinya bentrokan fisik hingga diduga ada oknum pendukung Paslon yang mengangkat kursi. Karena situasi terlihat kian memanas dan diamati meluas hingga di luar gedung, Kapolres Bima Kota langsung mengeluarkan isntruksi keras demi Kamtibmas yang kondusif, akhirnya dua orang pendukung dari Paslon nomor 1 dan pendukung Paslon nomor 2 langsung di keluarkan dari dalam gedung.

Lagi-lagi liputan langsung berbagai Awak Media melaporkan, ketegangan tersebut pun mengakibat diskorsnya kegiatan debat sekitar belasan menit. Sementara posisi duduk undangan bagi Paslon nomor urut 1 dengan pendukung Paslon nomor urut 2 tersebut terlihat sangat berdekatan.

Lebih jelasnya, di dalam gedung tersebut pendukung Paslon nomor utus 1 berada di sebelah timur, pendukung Paslon nomor urus berada di tengah dan pendukung Paslon nomor urut 3 berada di bagian barat. Sementara jarak antara masing-masing pendukung Paslon tersebut sangat dekat sekali. Hal itu diamati sangat mudah memicu terjadinya ketegangan antar pendukung dua Paslon dimaksus.

Sementara jauh sebelum kegiatan debat itu dilaksanakan, ketegangan yang terjadi antar kedua pendukung Palson tersebut bukan saja terjadi di beranda Media Sosial (Medos). Tetapi sempat terjadi di dunia nyata. Antara lain di wilayah Kelurahan Rabadompu Barat dan di wilayah Kelurahan Rontu Kota Bima. Hal yang sama juga terjadi di wilayah Kelurahan Tanjung belum lama ini (mobil pendukung Paslon nomor 2 diduga dilempar hingga kacanya pecah).

Kembali ke arena debat Paslon tersebut, ketegangan malam itu tak berlangsung lama setelah diingatkan pembawa acara. Namun situasi kembali “memanas” ketika sesi berikutnya untuk tema pendidikan dan kesehatan. Paslon 02 yang mendapat kesempatan menjawab pertanyaan, namun kembali disoraki. Kejadian tersebut berlangsung sekitar Pukul 22.11 Wita.

Akibatnya, sontak saja pendukung kubu nomor 2 yang didominasi perempuan berbaju kuning, tersulut emosinya. Saling tunjuk antar pendukung tak terelakkan. Semakin gaduh akibat pendukung laki laki ikut terlibat. Bahkan ada yang sampai mengangkat kursi.

Akibatnya, pihak KPU Kota Bima terpaksa menskors debat hingga Pukul 22.18 Wita menit. Sementara aparat dan masing masing simpatisan saling menenangkan kubunya. Kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata pun turun tangan. Kapolres masuk ke ruangan dan meminta massa pendukung tenang. "Kalau ndak bisa tenang, silakan keluar," tegas Kapolres Bima Kota.

Setelah para pendukung tenang, skors akhirnya dicabut dan debat dilanjutkan. Sekali lagi presenter pemandu acara mengingatkan agar peserta dan pendukung yang hadir agar tertib. Jika masih terjadi saling provokasi, maka akan dikeluarkan dari arena debat.

“Suasana gaduh” tersebut praktis saja dikeluhkan oleh berbagai pihak. Antara lain dari dari para pendukung ketiga Paslon. Keluhan serius dalam kaitan itu, yakni terpusat pada posisi tempat duduk antara pendukung Paslon nomor urut 1 dan pendukung Paslon nomor urut 2 di dalam gedung.

“KPU Kota Bima tidak antisipatif. Kalau sudah tahu ketegangan kedua kubu terjadi jauh sebelum kegiatan debat itu dilaksanakan, lantas kenapa posisi duduk mereka di dalam gedung itu berdampingan. Ini yang sangat disesalkan. Jika sudah tahu kekisruhan itu terjadi sebelum kegiatan debat, mestingan posisi duduk Pendukung Paslon nomor urut 1 berada di Timur, pendukung Paslon nomor urut 2 berada di bagian barat dan di tengahnya ditempati oleh pandukung Paslon nomor urut 3. Namun faktanya justeru tidak demikian dan ini yang sangat disayangkan,” keluh ratusan orang pendukung ketiga paslon tersebut di luar gedung Parugananae Convention Hall, Rabu malam itu.

Tak hanya itu, mereka juga menyayangkan soal sound sistem yang digunakan di moment debat itu. Tak hanya itu, keluhan yang sama terkait Media layar kaca yang digunakan oleh KPU Kota Bima pada arena debat Paslon yang diduga tayanganya bersifat musiman yakni saat moment Pilkada saja. Dan anggaran untuk hal itu diduga lumayan besar. Padahal di NTB ini, ada beberapa Media layar kaca yang anggaranya bisa dikompromi dan tayang tiap hari, antara lain TVRI.  

“Suara sound sistem di moment debat itu tak mampu menutupui sorak-sorakan para pendukung masing-masing Paslon. Mestinya untuk totonan di luar gedung, KPU Kota Bima bisa saja memasang layar tancap. Namun yang digunakanya adalah TV dengan ukuran yang dinilai sangat kecil. Yang kami dengar, untuk para pendukung di luar gedung disepakati menyaksikanya melalui layar tancap. Tapi kok faktanya yang dipasang hanya TV,” tanya mereka dengan nada serius.

Keluhan lain juga terkait adanya dugaan penandatanganamn pakta integritas di arena debat antara salah satu Paslon dengan pendukungnya di salah satu Kelurahan di Kecamatan Asakota-Kota Bima. Aksi ini diduga terjadi di depan mata pihak KPU Kota Bima dan Bawaslu setempat. Hal ini ditegaskan harus dijadikan sebagai salah satu perhatian seius oleh pihak Penyelenggara Pilkada Kota Bima periode 2024-2024.

Dari sejumlah kejadian tersebut, muncul sebuah harapan besar agar kegiatan debat selanjutnya bagi ketiga Paslon tersebut bisa berjalan sesuai harapan seluruh masyarakat Kota Bima. Antara lain soal tayangan slide sebelum kegiatan debat dilaksanakan tidak cenderung menampilkan salah satu paslon saja.

Tak hanya hanya itu, dugaan sikap Moderator yang diduga tidak memberi kesempatan penambahan waktu kepada salah satu Paslon pada debat perdana itu didesak agar tidak terjadi pada moment debat kedua nantinya. Bukan itu saja, pada debat kedua nantinya diharapkan agar Media layar kaca yang digunakan itu adalah yang tayanganya sangat intens yang antara lain TVRI Mataram-NTB. Dan bagi para pendukung Paslon di luar gedung itu, untuk ke depanya diharapkan agar bisa menyaksikan para Paslon yang menyampaiakn visi-misinya melalui layar tancap. (JOEL/RUDY/AL/DK/RIS)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.