Pasangan AMANAH Terus Bergerak, Aksi Sosial “Cara Apik” Menjawab “Sindiran”

Pasangan AMANAH


Visioner Berita Kota Bima-Puncak pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota bima periode 2024-2029 semakin dekat (November 2024). Jelang pelaksanaan puncak pesta politik sangat spektakuler tersebut, terpantau ketiga Pasangan Calon (Paslon), Ir. H. Muhammad Rum, MT-Hj. Mutmainnah Haris, SH (AMANAH), H. A. Rahman Abidin, SE-Feri Sofiyan, SH (MARI) dan H. Syafriansyah-Syamsudin hingga kini masih sangat intens memperluas dukungan di seluruh wilayah di Kota Bima.

Aksi-aksi politik yang terpantai dimainkan oleh masing-masing Paslon ini, bukan saja soal euforia yang berbeda-beda. Tetapi hingga saat ini terpantau masih saling mengklaim diri sebagai pemenang Pilkada. Berdasarkan informasi dan data realistis sejumlah Awak Media pun mengungkap, dugaan saling sindir antara pendukung Paslon dengan paslon lainya juga masih terlihat sampai dengan hari ini, terutama di beranda Media Ssosial (Medsos).

Hal tersebut dinilai seolah sebagai “bagian dari warna demokrasi” dengan harapan agar tidak melahirkan sebuah “resistensi negatif” bagin Kamtibmas daerah setempat. Terkait hal itu, catatan terkini Media Online www.visionerbima.com melaporkan, pihak Polres Bima Kota dibawah kendali Kapolres setempat, AKBP Yudha Pranata, S.IK, SH dan Kodim 1608/Bima masih terus melakukan pemantauan, pengawalan dan pengamanan secara ketat guna meminimalis terjadi resiko yang “disuguhkan dari pihak pro maupun kontra” dimaksud.

Salah satu indikator terkait hal itu, pihak Polres Bima Kota telah membentuk Tim Cyber yang hingga kini masih intens beroperasi di Medsos guna mencegah timbulnya resiko terburuk akibat “saling sindir-menyindir” dimaksud. Seiring dengan hal itu, berbagai pihak penting sangat berharap agar pesta demokrasi ini bisa berjalan sebagaimana mestinya, memastikan perbedaan pilihan adalah demokratis, tetapi tidak boleh memperburuk Ukhwah Islamiah.

Tak hanya itu, peran-peran  partisipastif rasional untuk mengantisipasi resiko tersebut diharapkan hadirnya kalangan Akademisi, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan lainya. Lebih jelasnya, kesadaran utuh untuk untuk tujuan utama yakni memastikan Ukhwah Islamiah tetetap berjalan sebagaimana mestinya, pesta demokrasi berjalan dengan sangat baik hingga melahirkan produk Pilkada yang berkualitas dan bermartabat itu harus dimulai dari ketiga Paslon dan dijewantahkan secara realistis pula oleh masing-masing pendukungnya.

Masih berdasarkan pantauan sejumlah Awak Media, harapan itu hingga kini masih terus diperjuangkan secara real oleh ketiga Paslon dimaksud. Dan kesadaran masing-masing pendukungnya pun mulai terlihat hingga saat ini. Indikasinya, salah satunya tercermin melalui tak adanya konflik fisik yang terjadi sejak awal proses hingga saat ini.

Berbarengan dengan “seksinya dinamikan politik” jelang puncak Pilkada di Kota Bima tersebut, juga terkuak salah satu fenomena yang sangat menarik. Pasangan AMANAH misalnya, sejak awal hingga saat ini masih terus memperluas dukungan di seluruh wilayah Kota Bima.

Paslon yang didukung oleh Partai Golkar, Gerindra, Hanura, Nasdem dan PDIP ini terlihat bukan saja dikerumuni oleh dominasi kaum Gender disaat melakukan ekspansi dukungan dimaksud. Tetapi juga terlihat menyelipkan aksi sosialnya kepada warga tak mampu di sejumlah wilayah.

Salah satunya, ibu kandungnya Innah yakni Hj. Sundari H. Abidin (kakak kandung dari HM. Qurais H. Abidin) terpantau “turun gunung”. Sosok Ibu yang juga Pengusaha yang diakui dermawan ini terpantau ikut turun ke lapangan sembari menyerahkan bingkisan dalam bentuk makanan kepada warga di sejumlah wilayah. Tak hanya itu, aksis mulia lainya yang dilakukan oleh Istri Ulama Besar Bima yakni KH. Abdul Haris, MA ini dijelaskan juga memberikan “sesuatu” kepada warga tak mamu.

Hanya saja, fenomena sosial nyata yang satu ini diminta untuk tidak dibuka di ruang publik karena sifatnya “Hablumminallah”. Jauh sebelum upaya ekspansi dukungan untuk pasangan AMANAH tersebut, pihak Mutmainnah Home Stay terlihat viral di beranda Medsos. Dan itu tercatat sebagai fenomena mulia perdana yang terjadi dalam sejarah Pilkada Kota Bima.

Bentuk aksi mulia tersebut, yakni keluar dari kediamanya untuk memberikan air minum dan makanan kepada para pendukung pasangan MARI yang kembali ke rumahnya usai melaksanakan kegiatan deklarasi di Lapangan Sera-Suba dan pendaftaran di KPUD Kota Bima sekitar tiga Minggu silam. Aksi mulia tersebut, diakui sesungguhnya bukan hal baru bagi pihak Mutmainnah Home Stay. Tetapi dijelaskna terjadi sejak lama yang ditopang oleh fatwa-fatwa suci KH. A. Rahim Haris, MA sebagai Ulama Besar panutan Bima.

Berbagai pihak menyebutkan, aksi mulia tersebut merupakan cerminan dari kecerdasanya di dalam memadukan antara nilai Agama dan “marwah politik sesungguhnya”. Lebih jelasnya, berbeda pilihan itu tak harus meruntuhkan nilai-nilai penting bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bernagara.Pun hal itu ditegaskan sebagai wujud nyata dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Paslon.

Sedangkan yang diperanikan oleh Rum misalnya, sosok yang dikental kental dengan nilai Agamanya ini terlihat mengekepansi dukungan dengan cara yang teramat santai. Beragam “serangan” terutama di Beranda Medsos misalnya, terlihat disikapinya dengan sangat arif. Yakni terus menebar senyuman, kebaikan sembari mengajak masyarakat untuk Sholat berjamaah.

Pola-pola santun, ramah yang dinilai kuat korelasinya dengan nilai Kesilaman ini, dianggap sebagai cara Rum untuk menjawab sentilan “miring” yang diarahkan kepadanya. Pola-pola cerdas yang diperankanya tersebut, diakui sejalan dengan “ekspektasi politik modern” yang ditegaskan mutlak mengutamakan kcerdasan, kesantunan dan kesholehan sosial dan pendekatan keilmuan.

Singkatnya, jelang puncak Pilkada Kota Bima periode 2024-2029 ini terlihat bahwa arus dukungan kepada Paslon AMANAH makin “meroket”. Hal itu diakui dipicu oleh banyak hal. Antara lain penggabungan kekuatan militansi mantan Walikota Bima, H. Muhammad Nur Alatif (Almahum), eksistensi mulia Ulama Besar Bima, KH. Abdurrahim Haris, MA, Rum dengan kekuatan basis elektoral di wilayah Rasanae Timur (wilayah yang melahirkanya) dan kekuatan seluruh Parpol beserta instrumen yang mendukungnya.

Oleh sebab itu, pada Pilkada kali ini Paslon AMANAH diakui memiliki “ruang berbeda” di mata publik jika dibandingkan dengan Paslon lainya. Antara lain “ruang besar” itu, dipecut oleh kehadiran Innah sebagai satunya kontestan Wanita pada moment politik dimaksud.

Kendati dituding sebagaoi “anak kecil”, namun Innah terlihat menyikapinya dengan sangat santai. Di balik itu, Innah merupakan satu-satunya Politisi Muda di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mampu mencetak sejarah politik perdana di Nusantara. Yakni Partai Nasdem yang dinakhodai oleh Innah mampu mensukseskan “tiga orang dalam satu rumah” ke kursi Legislatif Kota Bima periode 2024-2029.

Tak hanya itu, Innah meruloakan sosok “idola” bagi pemilih pemula, terutama di kalangan Gender. Kendati lahir dari “keluarga berada”, namun sejak awal hingga saat ini Innah masih mampu mempertahankan performanya sebagai sosok sederhana layaknya masyarakat biasa. Bukan itu saja, Innah juga diakui memiliki kepekaan sosial terhadap warga tak mampu, membuktikan kualitas komunikasinya dalam memposisikan dirinya sebagai sosok yang sangat humanis hingga “master pembentukan diri sebagai manusia sesungguhnya” (karakteristik) dinilai masih terjaga sampai saat ini. Oleh karenanya, maka tak heran jika sejak awal hingga saat ini Innah disebut-sebut “masih berada dalam rangkulan kuat berbagai elemen” mulai dari kelas awam hingga elit. (ISRAT/JOEL/RUDY/AL-Catatan Realistis) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.