"Lima Tahun Zul Memimpin NTB Nyaris Tak Punya Prestasi, Kecuali Tebar Pesona"

 

Foto Kenangan Feri Ihram (Kanan) Bersama Zul (Kanan) Sebelum Memenangkan Pilkada NTB Periode Lalu

Visioner Berita NTB-Dr. H. Zulkieflimansyah adalah mantan Gubernur NTB periode 2018-2023. Selama lima tahun menjabat sebagai orang nomor satu di NTB tersebut, Zul diilain nyaris tak punya prestasi. Kecuali diduga dominan hanya tebar pesona.

Ketegasan tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Anti Korupsi Kabupaten Bima (KAKI), Feri Ihram kepada Media Online www.visionerbima.com, Sabtu (21/9/2024. Namun diakuinya, hanya satu prestasi yang dinilai fundamental yang ditorehkan Zul selama lima tahun memimpin NTB.

"Ya, selama lima tahun memimpin NTB Ini Zul nyaris tak memiliki prestasi baik yang bersifat monumental maupun fundamental. Kecuali satu yakni program pasca Sarana yang mendelegasikan sejumlah SDM di NTB ke sejumlah Negara. Selain itu, kita semua masih mempertanyakan secara serius apa saja torehan prestasinya," ungkap Ihram.

Di bidang infrastruktur misalnya, antara lain di Bima dan Dompu banyak infrastruktur jalan yang merupakan tanggungjawab Pemprov NTB dibawah kendali Zul saat itu yang diduga kuat tidak pernah disentuh. Yang terparah, antara lain di wilayah Kecamatan Langgudu, Soromandi,jalan lintas Kecamatan Woha-Kecamaran Parado dan lainya.

"Kita hanya kenyang dengan janji-janji manisnya soal itu. Soal perbaikan infrastruktur itu, manisnya janji Zul ternyata tak seindah fakta. Sekarang dia maju lagi sebagai Calon Gubernur NTB berpasangan dengan HL. Suhaeli, ya beri janji manis lagi kalau menang Pilkada. Kerjaan lama saja cuma janji, bagaimana mungkin kita bisa memilihnya," tanyanya dengan nada serius.

Selama lima tahun Zul memimpin NTB, Ihram mengaku mendengar sesuatu yang dinilai sangat kontradiktif. Yakni soal Sirkuit Mandalika. Maksudnya, ada yang mengaku bahwa hal itu merupakan salah satu prestasi terbaik Zul selama menjabat sebagai Gubernur NTB.

"Kesannya agak lucu. Yang banyak orang tahu, itu kerjaan Presiden RI Jokowi Dodo yang bekerjasama dengan Organisasi MottoGP dunia. Jika demikian kenyataannya, tentu kita harus apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Jokowi dong," ujar Ihsram.

Lima tahun Zul memimpin NTB, masalah ekonomi kerakyatan diduga cenderung terjun bebas. Antara lain ungkap Ihram, Kota Mataram, Lombok Tengah dan Lombok Timur itu jadi sample tak terbantahkan. Hal itu juga bebernya, dibongkar oleh Sekjend PAN Kabupaten Bima yakni Rafidin H. Baharudin, Sos.

"Itu antara lain, belum lagi di seluruh Kabupaten/Kota di Pulau Sumbawa. Untuk itu, patut diduga bahwa Zul gagal mendongkarka taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat NTB dari sisi ekonomi," kata Ihram.

Kebutuhan para petani di Pulau Sumbawa khususnya Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan Kota Bima yang menjadi salah satu tanggungjawab Zul sebagai Gubernur NTB saat itu diduga kuat nyaris tak pernah diperhatikan. Dampaknya, para petani terus didera oleh keterpurukan karena banyak hal.

"Yakni harga pupuk subsidi teramat mahal, pun demikian halnya dengan obat-obatan. Akibatnya, tak sedikit petani yang tak mampu menuntaskan soal pinjaman melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Coba anda-anda datang ke beberapa Bank di Bima itu, ada kok debitur yang diblack Lis namanya karena tak mampuenuntaskan KUR. Lantas gimana cara menuntaskanya, sementara hasil yang diperolehnya dari dunia pertanian itu jauh dari kata impas dan bahkan Rudi," tandas Ihram

Akibatnya, tak sedikit anak petani yang menunda melanjutkan study ke jenjang berikutnya. Dan ini ujarnya, merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi oleh para petani, khususnya ditiga daerah di Pulau Sumbawa ini.

"Lucunya lagi,  ada tugas dan tanggungjawab Pemprov NTB yang tak mampu dituntaskan di tiga daerah tersebut, tapi kok yang diserang adalah Bupati dan Walikota. Lantas gawenya Zul selaku Gubernur NTB soal itu apa?," lagi-lagi Ihram bertanya secara serius.

Yang tak kalah mirisnya lagi beber Ihram, yakni gundulnya kawasan hutan di hampir seluruh wilayah di Pulau Sumbawa. Dan yang paling parah adalah di kawasan hutan Tambora-Kabupaten Bima yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Konsevacy. Dampaknya, banjir bandang telah menghancurkan berbagai tatanan kehidupan masyarakat. Antara lain keterpurukan soal ekonomi, hancurnya infrastruktur rumahnya, pun demikian halnya dunia pendidikan serta infrastruktur lainya.

"Bencana yang diakibatkan oleh aksi tindak pidana kejahatan ilegal logging ini, tentu teramat kuat korelasinya dengan tugas dan tanggungjawab Zul sebagai Gubernur NTB saat itu. Pasalnya, soal Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta perkebunan dan Kelautan Perikanan, soal kewenanganya sudah beralih secara legal dan bertanggungjawab dari Kabupaten/Kota ke Provinsi," papar Ihram.

Aksi perambahan dan ilegal Logging di Kawasan Hutan Tambora, diakuinya masih saja terjadi sampai sekarang ini. Kendati hal itu dinilainya masih terpampang di depan mata, namun nyaris tak ditemukan adanya sikap tegas dari Pemprov NTB.

"Memang teramat miris, gawenya Gubernur NTB kok yang dihujat Bupati Bima?. Pertanyaan selanjutnya, apa Zul selaku Gubernur NTB tidak ikut menyaksikan dengan matanya sendiri terkait hancurnya kawasan hutan di sejumlah Desa di Kecamatan Parado hingga DAM Pela Parado sudah tak lagi layak disebut sebagai DAM. Intinya, saya ingin tegaskan bahwa selama lima tahun Zul menjabat sebagai Gubernur NTB patut diduga dominan Hanya tebar pesona," ucap Ihram. 

Oleh sebab itu, Ihram berharap agar seluruh masyarakat NTB meletakan pilihan terbaiknya kepada  Pemimpin yang tak sekedar mempermanis janji tetapi miskin kerja melalui Pilkada NTB periode 2024-2029 ini. Dan dari tiga Paslon yang maju dimaksud, dijelaskanya ada pasangan Calon Gubernur-Wagub yang hampir mendekati kesempurnaan dalam prespektif politik. Yakni perpaduan antara politisi tangguh dengan mantan birokrasi handal.

"Seluruh masyarakat NTB tahu itu. Dan saya yakin, Insya Allah Paslon tersebut akan memenangkan Pilkada NTB Periode 2924-2029," pungkas Ihram. (JOEL/RUDY/AL/DK)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.