Kisah Nyata EAW Mahasiswi Cantik “Dibunuh Secara Sadis” di Bima, Mandiri Sejak Awal Hingga Biaya Kuliah Sendiri

Ini Cerita dan Permintaan Tegas Kakak Kandung Korban

Foto Bersama Sekaligus Salah Satu Kenangan Terindah Antara Korban Dengan Rekan Sekampusnya dan Terlibat Pada Kegiatan Sosial Kemanusiaan. Dok. Foto: Pua Leo

Visioner Berita Kota Bima-Dugaan peristiwa tragis terkait kematian tak wajar yang menimpa salah seorang mahasiswi pada Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) berinisial EAW (23) di salah satu kamar kos di wilayah Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima pada Senin pagi (24/8/2024) sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat, hingga kini masih menyisakan duka teramat dalam khususnya bagi keluarga korban.

Kendati terduga pelakunya yakni Muhammad Julkifli alias Jul telah ditangkap oleh pihak Polres Bima Kota dan mengakui perbuatanya, namun desakan agar terduga pelaku dihukum dengan pidana mati hingga kini masih terdengar secara jelas dan terang. Ketegasan itu bukan hanya dipaparkan oleh Ketua Prody Ilmu Hukum pada UM Bima, Dr. Hajairin, SH, MH. Tetapi juga datang dari seluruh keluarga korban.

Untuk mengetahui sebab-sebab kematian korban, hingga detik ini publik menunggu hasil otopsi terhadap jenazah korban di salah satu Rumah Sakit (RS) di Mataram-NTB. Konon upaya otopsi itu sudah dilakukan pada Selasa (27/8/2024). Dan dikabarkan pula, kini korban masih dalam perjalanan dari Mataram ke Kota Bima.

Berdasarkan data dan informasi yang dihimpun oleh Media Online www.visionerbima.com melaporkan, upaya otopsi terhadap korban sudah dilaksanakan. Selanjutnya jenazah korban dipulangkan ke Kota Bima dan tiba di rumah duka pada Kamis (28/8/2024) sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Beberapa jam kemudian, jenazah korban dibawa ke Desa Kalampa Kecamatan Woha-Kabupaten Bima untuk dimakamkan. Jenazah korban menuju Kalampa juga dikawal oleh Civitas Akademik Univdersitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) dan rekan-rekan se Kampusnya yang sejak awal berada di rumah duka di Kelurahan Jatiwangi-Kota Bima.

Berbarengan dengan suasana duka saat pemakaman berlangsung, keluarga korban dan seluruh sahabatnya termasuk rekan Kampusnya menyampaikan satu sejumlah ketegasan. Antara lain beragam kegiatan positif yang dilakukan korban di masa hidupnya sangat layak untuk diteladani. Antara lain mebagikan sebahagian rezeki dari usaha mandirinya kepada pihak yang membutuhkan dan penegakan supremasi hukum terkait kasus kematian tak wajar yang dialami korban harus bersifat mutlak.

Pesan dan ketegasan penting ini disampaikan secara langsung oleh Pengurus Lembaga Eksternal Kampus UM Bima yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan yakni Ilyas Pua Leo kepada Media ini yakni Wawo Sape Lambu (Wasalam), Kamis sore (29/8/2024). Dan di dalam Lembaga itu, diakui juga melibatkan mahasiswa pada UM Bima.

“Banyak kenangan terindah antara kami di Lembaga ini dengan korban di masa hidupnya. Antara lain aktifnya korban bersama rekan-rekan Lembaga dan Kampus UM Bima pada kegiatan sosial kemanusiaan (bagi-bagi Sembako dan lainya kepada warga tak mampu). Kenangan terindah lainya dengan korban yakni saat rekreasi di pantai Kolo-Kota Bima sekitar dua bulan silam. Pada moment tersebut, korban mengaku sangat senang terlibat pada Lembaga Wassalam ini karena fokus berorientasi pada kegiatan sosial kemanusiaan. Sungguh ini tidak bisa dilupakan,” tandas Pua Leo.

Tindakan terduga pelaku yang dinilai “merampas” haknya Tuhan (Allah SWT), membuat pihak sangat terpukul. Oleh sebab itu, Pua Leo memastikan soal sikap tegasnya yakni akan mengawal penanganan kasus yang dilaporkan di Mapolres Bima Kota itu akan dikawal secara terus menerus hingga mendapatkan kepastian hukum yang seadil-adilnya dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Raba-Bima.

“Suara Kampus dengan suara kami tentu saja sama. Yakni menegaskan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) agar menerapkan sanksi pasal pidana mati kepada terduga pelakunya. Ketegasan yang sama juga terdengar jelas dari seluruh keluarga korban. Selain itu, kami juga sangat yakin bahwa publik menginginkan hal yang sama,” tegas Pua Leo.

Desakan sekaligus ketegasan tersebut, ditegaskan bukan tanpa alasan. Pasalnya, jejak kriminal dari kasus ini dinilainya tergolong sadis. Tindak pidana kejahatan tersebut ujarnya, bnukan saja melabrak ketentuan hukum yang berlaku. Tetapi juga terabaikanya ketentuan Agama, budaya, sosial dan rasa kemanusiaan.

“Itu merupakan peristiwa kejahatan luar biasa. Seorang wanita perlakukan secara tak manusia di kamar kosnya laki-laki. Dalam kaitan itu, nampaknya terduga pelaku lupa bahwa dirinya memiliki saudara dan keluarga berjenis kelamin perempuan. Dan sesungguhnya dia lupa bahwa yang melahirkanya adalah seorang ibu yang berjenis kelamin sama dengan korban. Ini pelajaran penting bagi kita semua agar hal yang sama tak terjadi di kemudian hari,” imbuhnya.

Foto Bersama Kakak Kandung Korban, Khairil Sembari Menunjukan Tangan Sebagai Bentuk Penolakan Keras Kekerasan Terhadap Perempuan

Masih soal EAW, Selasa (27/8/2024) Media ini menyempatkan diri ke rumahnya. Namun pada moment yang sama, jenazah korban sedang dalam perjalanan pulang dari Mataram-NTB ke Kota Bima. Tetapi pada saat yang sama, Media ini sempat berbicang dalm waktu luamayan lama dengan kakak sulung korban yakni Khairil.

Saat menjamu Media ini, aura sedih yang ditampakan oleh Khairil tak bisa dihindari. Kehilangan nyawa adik kandungnya tersebut dengan cara tak wajar, diakuinya sebagai pukulan keras bagi dirinya maupun seluruh keluarganya. Meski demikian, Khairil sangat percaya bahwa APH akan bekerja dengan sangat baik.

“Ini pukulan keras bagi kami dan seluruh keluarga. Publik yang menolak kekerasan juga memiliki perasaan dan sikap yang sama dengan kami. Permintaan kami hanya satu, yakni terduga pelaku itu harus dipidana mati,” tegas sosok anak muda mandiri yang membuka dunia perbengkelan sejak lama ini.

Khairil kemudian bercerita tentang korban yang sejak tamat SMA membuka usaha sendiri. EAW Bediri Diatas Kaki Sendiri (Berdikari), diakuinya sejak tamat SMA hingga sebelumnya hidupnya berakhir di tangan terduga pelaku.

“Di samping rumah ini, EAW membuka usaha jual pulsa telephone, token listri, E-Walet dan lainya. Dari usaha itu ia gunakan untuk membiayai kuliahnya sendiri (tanpa campur tangan orang tua). Dan rezeki yang diperolehnya melalui usaha tersebut, EAW juga kepada warga tak mampu. Di rumah ini, kami didik untuk mandiri sejak awal,” tandas Khairil.

Kisah nyata soal kesholehan sosial (suka memberi) pada diri EAW, diakuinya dilaksanakan sejak awal dia buka usaha hingga jelang diperlakukan secara sadis oleh terduga pelaku. Di rumahnya, RAW juga dikenal membantu kebutuhan hidup kedua orang tuanya, Kharil dan adik perempuan bungsunya yakni Jihan.

“Sementara beberapa hari sebelum nyawanya tamat di tangan terduga pelaku, kami sekeluarga tidak pernah menemukan adanya tanda-tanda bahwa EAW akan pergi untuk selama-lamanya. EAW tergolong sosok yang jarang bicara, tetapi fokus pada usahanya. Dan sebelum ia pergi untuk selama-lamanya, tak satu katapun yang ia keluarkan sebagai tanda-tanda akan meninggal dunia,” terang Khairil.

Meski pada malam kejadian tragis yang menimpa adik kandungnya tersebut, Khairil mengaku diperintahkan oleh kedua orang tuanya untuk mencari korban ke sejumlah lokasi di wilayah Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima. Antara di Pantai Amahami, Lawata, Pasar Senggol Kota Bima dan lainya. Hal itu berlangsung hingga Senin pagi (26/8/2024) sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

“Saya mencarinya atas perintah kedua orang tua. Sebab sejak pamitan keluar rumah untuk beli sate-soto untuk makan bersama hingga beberapa jam kemudian, kedua orang tua saya dan adik kandung saya mencoba menghubungi korban melalui Handphone (HP). Namun puluhan kali ditelephone, HP korban dalam kondisi tidak aktif. Karena itu, saya bergegas untuk mencarinya. Namu dari sejumlah lokasi yang saya sasar, sama sekali tidak menemukan korban,” ujar Khairil.

Setelah tak menemukan korban, sekitar pukul 02.30 Wita Khairil kembali ke rumahnya. Sekitar 20 meter di depan rumahnya, Khairil mengaku berpapasan dengan dua orang Polisi dan seorang warga asal Kelurahan Jatiwangi. Tepat di depan rumahnya, ketiga orang tersebut menanyakan di mana rumahnya kedua orang tua korban.

“Tujuan mereka adalah memberi kabar bahwa korban telah meninggal dunia dan saat itu pula jenazahnya sedang di visum di RSUD Bima. Cerita itu sontak saja saya terpukul, menangis histeris. Hal yang sama juga terjadi pada kedua orang tua dan si bungsu Jihan. Selanjutnya kabar duka itu kami sebarkan kepada seluruh keluarga. Setelah itu kami berbondong-bondong ke RSUD untuk melihat jenazah korban. Kondisi sedih dan histeris juga berlangsung di RSUD Bima,” papar Khairil.

Khairil kemudian mengklarifikasi pemberitaan Media bahwa terduga pelaku mengakhiri hidup korban dengan cara sadis lantaran cemburu buta. Itu katanya karena korban memiliki pacar selain terduga pelaku. Yang sebenarnya kata Khairil, terduga pelaku meminta untuk menikahi korban secepatnya.

“Kedua orang tua tidak pernah mengatakan tidak setuju EAW menikah dengan terduga pelaku. Namun korban menolak menikah saat ini karena pertimbangan ingin melanjutkan kuliahnya hingga tamat di Kampus UM Bima. Terduga pelaku mengatakan bahwa EAW memiliki pacar lain, itu tiak benar. Buktinya tak ada lelaki lain sebagai pacar EAW yang datang bertamu ke rumah ini, kecuali terduga pelaku,” beber Khairil.

Khairil menambahkan, sejak EAW berpacaran dengan terduga pelaku hingga jelang nyawanya melayang secara tak wajar tak ditemukan ada tanda-tanda ketidak harmonisan hukungan antar keduanya. Setiap terduga pelaku datang bertamu ke rumahnya, Khairil mengaku disambut dengan sangat baik oleh pihaknya.

“Selama dia (terduga pelaku) datang bertamu di rumah ini, tak terlihat adanya percekcokan yang terjadi antar keduanya. Semuanya baik-baik saja. Berangkat dari peristiwa tragis ini, kami juga berharap agar pihak Kepolisian menggali lebih jauh tentang motif sesungguhnya dari kejadianya. Maksudnya, APH diharapkan tidak boleh menangani kasus ini hanya mengandalkan keterangan dari terduga pelaku maupun saksi-saksi,” pungkas Khairil. (ISRAT/JOEL/RUDY/AL) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.