“Kebiasaan Buruk” Dipangkas Kapolres Bima Kota, Black Caviar Kembali “Permalukan” James Bond di Puncak
Great Moment Black Caviar "Mempecundangi" James Bond di Event Pacuan Kuda Walikota Cup 2024 di Lapangan Pacuan Kuda Sambiana'e-Kota Bima |
Visioner Berita Kota Bima-Senin (1/7/2024) merupakan hari tderakhir event pacuan kuda Walikota Cup 2024 yang diselenggarakan di lapangan pacuan Sambina’e-Kota Bima. Moment spektakuler itu juga disebut-sebut sebagai ajang pembuktian nama besar sejumlah kuda d kelasnya. Yakni mulai dari kelas TK hingga F-Dewasa.
Pada moment yang sama juga masih nampak jelas “kebiasaan
buruk” para pemilik kuda yakni mencabuk kuda di pintu masuk arena dan memukul
kuda yang sedang berlari di depan kotak star yang jaraknya lebih dari 100 meter
dari panggung utama. Perilaku dan tindakan yang dinilai tak lazim tersebut,
diduga bukan hal baru. Tetapi ditengarai terjadi sejak lama dan hingga pada
pertarungan puncak tersebut sempat terjadi.
Hal tersebut dijelaskan telah dijadikan catatan “khusus”
oleh Kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata, S.IK, SH. Oleh sebab itu, sejak
Senin pagi menjelang pertarungan puncak pacuan kuda tersebut Yudha menurunkan
Tim Gabungan (Timgab) untuk melakukan pengamanan secara ketat. Liputan langsung
Media Online www.visionerbima.com
melaporkan, di moment puncak tersebut soal pengamanan ekstra ketat juga
melibatkan puluhan personil TNI asal Kodim 1608/Bima.
“Ajang grand final ini jangan dibuka terlebih dahulu
sebelumnya semuanya ditertibkan. Saya minta kepada seluruh personil untuk
menertibkan dan bersikap tegas kepada para pihak yang mencoba mengacaukan
kegiatan di moment grand final ini,” tagas sosok Kapolres Bima Kota yang
dikenal sangat baik ini didampingi oleh Ketua Pordasi Kota Bima, Sudirmasn DJ,
SH.
Opsi Yudha
tersebut pun dilaksanakan dengan baik oleh pihak keamanan dari TNI dan Polri.
Indikasi itu ditemukan di Senin siang disaat sejumlah kuda juara bertarung di
ajang grand final. Beberapa pemilik kuda harus dihadapkan dengan sikap tegas
aparat dari Puma I dan Puma II Sat Reskrim Polres Bima Kota yang dipimpin
langsung oleh Kasat Reskrim setempat, Iptu Punguan, S.TrK, S.IK melalui Aipda
Abdul Hafid, SH (Katim Puma I) serta sejumlah personil TNI.
“Kalau masih mencambuk kuda di pintu masuk, tentu saja
kami tak segan-segan melakukan tindakan tegas. Oleh sebab itu, tindakan itu
justeru dapat mengancam nyawa orang, antara lain para Foto Grafer (FG) yang
melakukan pengambilan gambar disaat kuda bertarung. Tadi ada seekor kuda tarung
yang dicambuk di pintu masuk dan melompat tingga hingga hampir mengorbankan
salah seorang Wartawan sekaligus FG. Pada moment yang sama, Camera FG tersebut
sempat tersentuh kuda tarung dimaksud. Sekali lagi, kami ingatkan agar “kebiasaan
buruk” tersebut jangan diulangi lagi,” teriak Abdul Hafid.
Tindakan tegas tersebut bukan saja diberlakukan kepada
para pemilik kuda tarung. Tetapi juga kepada para penonton moment grand final.
Ketegasan itu terlihat diberlakukan sejak pagi hari hingga moment grand final
diselenggarakan. Bentuknya, di arena pacuan hanya diperboleh tiga orang pemilik
kuda untuk masuk ke dalamnya dan juga Joki Cilik.
Masih dalam liputan langsung Media ini, “kebiasaan buruk”
di depan kotak star yakni mengejar dan memukul kuda yang sedang berpacu pun
berhasil dipangkas oleh aparat keamanan. Lebih jelasnya, aparat keamanan langsung
mengusir keluar sejumlah orang dari lokasi itu yang mengejar dan memukul kuda
pacuan yang sedang bertarung. Selanjutnya situasi terlihat aman dan tertib.
Terlepas dari itu, moment Grand Final tersebut juga
disebut-sebut sebagai “hari naas” bagi kuda bdeberapa kali juara sebelumnya
yakni James Bond milik mantan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah. Pada
pertarungan puncak bergengsi tersebut, James Bond kembali dipermalukan oleh
kuda bernama Black Caviar milik Kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata, S.IK,
SH.
Betapa tidak, pada ajang paling bergengsi itu Black Caviar
berhasil menjadi juara I. Sementara James Bond berada di posisi ke III. Catatan
lainya, pada babak menuju Semi Final, James Bond berada di urutan kedua. Lebih
jelasnya, pada moment itu Black Caviar berada di urutan pertama.
Terkait hal itu, sejumlah orang menilai bahwa “masa
kejayaan” James Bond seolah telah usai. Dan bisa jadi cidera serius yang
dialami James Bond pada event pacuan di Kabupaten Dompu-NTB sebulan silam
menjadi penghalang James Bond untuk tampil sebagai Super Star di arena pacuan
Kuda Kota Bima 2024 yang diselenggarakan dim lapangan pacuan kuda Sambina’e-Kota
Bima.
“Ya, saya menilai bahwa moment ini merupakan akhir dari
kejayaan James Bond. Dalam kaitan itu, saya juga menilai sebagai akhir dari
kejayaan “orang itu”,” ujar salah seorang Pecinta kuda yakni Fahriz alias Teta
Putra kepada Media ini.
Menurut Teta Putra, James Bond bukanlah lawan tangguh
bagi Black Caviar. Meski tak banyak disebut-sebut oleh orang, namun
ditegaskanya bahwa Black Caviar selalu membuat kejutan di event pacuan kuda.
Salah satunya yang dilaksanakan di lapangan pacuan kuda di Sambina’e Kota Bima.
“Mimpi James Bond untuk kembali menjadi Top Star, menurut
saya telah usai. Di event pacuan kuda Walikota Cup ini, tercatat sebanyak 2
kali James Bond dipermalukan oleh Black Caviar. Yakni di pertarungan menuju
Semi Final dan di ajang Grand Final. Kalau saya ditanya jagokan yang mana, ya
sejak awal saya tegaskan tetap konsisten berada di kubu Black Caviar, dong,”
tegas Teta Putra.
Dalam pengamatanya, Teta Putra mengaku melihat adanya
kuda-kuda potensial di kelasnya yang bakal memiliki nama besar pada event
pacuan kuda tradisoonal selanjutnya. Antara lain King Adva milik Wakapolres
Bima Kota, Herman, SH, Dragong Running milik Ketua STIE Bima, Firdaus, ST, MM,
Raja milik Bas Ntobo-Kota Bima dan lainya.
“Sementara Rebeca milik mantan Ketua MK, Dr. H. Anwar
Usman, SH, MH dan Quin Sahara, Putin milik Kapolres Bima, Eko Sutomo, S.IK,
M.IK dan lainya merupakan Super Star yang mampu mempertahankan posisinya
sebagai juara I di berbagai event pacuan kuda tradisional. Hal itu salah
satunya tercermin pada event pacuan kuda perebutan piala Walikota Cup di
Sambina’e tersebut. Perlu saya jelaskan, King Adva jangan dianggap remen. Dia
punya potensi besar untuk menjadi Super Star layaknya Black Cafiar. Hanya saja
di event pacuan kali ini, King Adva gagal menuju Grand Final karena terjadinya
insiden yang tidak kita harapkan saat bertarung bersama James Bond. Andaikan
tak terjadi insiden tersebut, mungkin saja King Adva akan menjadi jawara di
kelasnya pada event kali ini,” tandas Teta Putra.
Secara terpisah Ketua Pordasi Kota Bima, Sudirman DJ, SH
menjelaskan bahwa event pacuan kuda dimaksud telah usai. Sejak awal hingga
Grand Final, diakuinya kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan dengan sukses
dan aman. Melalui kesempatan ini pula, DJ menyampaikan apresiasi dan
terimakasih setinggi-tingginya kepada semua pihak yang masih sangat konsisten
mendukung event pacuan kuda tradisional dimaksud.
“Melalui kesempatan ini, saya atas nama Pordasi Kota Bima
menyampaikan apresiasi dan terimakasih setinggi-tingginya kepada Kapolres Bima
Kota, Dandim 1608/Bima yang sejak awal hingga Grand Final sangat konsisten
melakukan pengamanan secara ketat hingga event ini berlangsung sukses, aman,
tertib dan sangat kondusif. Ucapan yang sama juga saya sampaikan kepada PJ.
Walikota Bima, Ir. H. Muhammad Rum, MT karena mendukung sepeuhnya bagi
pelaksanaan event ini. Tak hanya itu, pada kesempatan ini pula saya
menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada seluruh masyarakat Kota Kota
Bima, Kabupaten Bima dan Dompu serta Sumbawa karena sangat konsisten mendukung
event pacuan kuda,” ujar DJ.
Untuk ke depan, DJ berharap adanya event pacuan kuda yang
jauh lebih spektakuler dari event yang dilaksanakan di Sambina’e-Kota Bima
tahun 2024. Sebab, event pacuan kuda tradisional bukan saja mempertahankan tradisi-budaya
warisan leluhurnya Bima. Tetapi juga banyak menyumbang kontribusi positif
kepada berbagai elemen.
“Antara lain menyumbang nama besar Bima di mata daerah
lain di Indonesia bahkan dunia, peningkatan kesejahteraan bagi para pelaku
UMKM, kesejahteraaan bagi keluarga Joki Cilik, peningkatan PAD, adanya ruang
bagi pengangguran melalui tersedianya dunia perpakiran, wisata tradisional bagi
masyarakat di sejumlah daerah di NTB, peningkatan kesejahteraan bagi pemilik
lahan dan lainya. Soal hadiah bagi juara, itu sesungguhnya tak sepadan bagi
para pemilik kuda juara. Namun lebih kepada karena itu merupakan hobi mereka
sejah dahulu kala hingga saat ini. Dan itulah yang menjadi kebanggan mereka,
apalagi gudanya berhasil menjadi juara,” pungkas DJ. (RIZAL AG/ISRAT/JOEL/RUDY/AL)
Tulis Komentar Anda