Jelang Pilgub NTB 2024-2029, Iqbal-Dinda “Singkirkan Nama Zul” di Tiga Daerah
Great Moment (Iqbal-Dinda) di Acara Konsolidasi dan Silaturrahmi di Rumah PAN Kota Bima, Minggu (22/7/2024)
Visioner Berita Bima-Moment pelaksanaan Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur NTB periode 2024-2029 dijelaskan semakin dekat. Pesta demoksrasi spektakuler tersebut akan dilaksanakan pada November 2024.
Pertanyaan tentang Pasangan Calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur NTB yang akan bertarung pun kini terjawab. Yakni Pasangan Dr. HL. Muhammad Iqbal-Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, M.IP (Iqbal-Dinda) yang dijelaskan didukung oleh 8 Partai Politik yang antara lain Gerindra, PAN, “Golkar” dan lainya, pasangan Dr. Hj. St. Rohmi Jalila-Musafirin yang dipastikan didukung oleh PDIP dan Perindo dan mantan Gubernur NTB yakni Dr. H. Zulkieflimansyah-HL. Suhaili yang dipastikan didukung oleh PKS dan Demokrat.
Soal sejauhmana kekuatan Zulkieflimansyah selaku Incumben di pentas politik tersebut, sedikit demi sedikit pun terkuak. Sejumlah Lembaga Survey yang antara lain Lembaga Survey Indonesia (LSI) menjelaskan bahwa posisi politisi PKS yang juga mantan anggota DPR RI 3 periode tersebut kini “tak kalah lagi tangguh”. Informasi itu dijelaskan oleh pihak LSI kepada sejumlah Media Massa di NTB sekitar 2 bulan silam.
Penjelasan dari hasil surbvey LSI tersebut pun dinilai sama dengan yang dijelaskan oleh sejumlah pihak NTB. Pasalnya, Zul disebut-sebut “nyaris tak memiliki basis elektoral” terutama di Pulau Lombok (Kota Mataram, Loteng, KLU dan Lotim). Sementara di tanah kelahiran Zul di Sumbawa yakni di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dijelaskan bahwa di dua daerah tersebut merupakan basisnya PDIP.
Tetapi sejumlah pihak menjelaskan, “satu-satunya titik kekuatan mpumpuni” bagi Zul adalah di wilayah Loteng, tepatnya di tanah kelahiran Suhaili. Catatan sejumlah Awak Media menjelaskan, Suhaili merupakan Kader Partai Golkar. Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar NTB dan juga pernahn menjabat sebagai Bupati Kabupaten Loteng.
Masih soal kontestasi Pilgub NTB periode 2024-2029, kader Partai Golkar yang menyatakan maju di pentas politik tersebut bukan hanya Suhaili. Tetapi juga Dinda yang merupakan Bupati Bima 2 periode dan sampai detik ini masih berposisi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima. Pertanyaan apakah Surat Keputusan (SK) soal kontestasi Pilgub NTB akan jatuh ke tangan Dinda atau Suhaili, hingga kini belum terjawab.
Tetapi desas-desus yang berhasil diendus oleh sejumlah Awak Media dalam beberapa hari terakhir ini mengungkap bahwa Dinda memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan SK dari Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut. Sedangkan Iqbal merupakan kader Partai Gerindra. Dan Ketum DPP Partai Gerinda yang juga Presiden RI terpilih yakni Jenderal (Purn) TNI, H. Prabowo Subianto telah menyerahkan secara resmi SK dimaksud kepada pasangan Iqbal-Dinda, minggu lalu di salah satu Hotel di Lombok-NTB.
Hadirnya Paslon Gubernur-Wakil Gubernur (wagub) NTB tersebut (Iqbal-Dinda) mengusung jargon “NTB Makmur Mendunia”, akhir-akhir ini disebut-sebut sebagai “hantu paling menakutkan” bagi Incumben dimaksud (Zul). Pasalnya, Iqbal disebut-sebut memiliki kekuatan basis elektoral di Pulau Lombok dan Dinda selaku pasanganya memiliki basis real di 3 daerah di Pulau Sumbawa. Yakni Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu.
Pantauan langsung sejumlah Awak Media mengungkap, dalam beberapa hari terakhir ini pasangan Iqbal-Dinda terlihat mengunjung sejumlah wilayah di Bima. Antara lain di Kecamatan Wawo, Kecamatan Sape dan Lambu dan sejumlah titik di Kota Bima. Namun jauh-jauh hari sebelumnya, baligo raksasa pasangan ini terlihat tertancap apik di tiga daerah tersebut (Kabupaten Bima, Kota Bima dan Dompu).
Sekedar catatan penting, pada kontestasi Pilgub NTB sebelumnya (2020-2024) dijelaskan bahwa Kota Bima dan Kabupaten Bima merupakan dua wilayah yang berhasil mengantarkan pasangan Zulkieflimansyah-Rohmi Jalila (Zuro) ke kursi Gubernur-Wagub NTB. Pun demikian halnya dengan di Kabupaten Dompu. Tetapi pada kontenstasi Pilgub NTB periode 2024-2029 ini, situasinya “praktis berubah secara drastis.
Hal itu tercermin melalui berdiri kokohnya baligo raksasa pasangan Iqbal-Dinda yang mendominasi di 3 daerah dimaksud. Sementara baligo Zul-Suhaili nyaris tak ditemukan di sejumlah titik-titik strategis di 3 daerah dimaksud, kecuali dipasangan di pagar warga dan ada pula yang dipasangan di tiang listrik dan di kediaman kader PKS.
Salah seorang pemerhati yakni Drs. Amirudin menilai, munculnya pasangan Iqbal-Dinda di 3 daerah dimaksud berhasil “menyingkirkan nama besar Zul”. Antara lain katanya, hal itu tercermin melalui nyaris tak ditemukanya baligo pasangan Zul-Suhaili di titik-titik strategis di tiga daerah dimaksud.
“Dari soal baligo itu, saya menilai bahwa nama besar Zul berhasil disingkirkan oleh pasangan Iqbal-Dinda. Dalam beberapa minggu terakhir ini, saya mengelilingi Kota Bima, kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Baligo-baligo raksasa di tiga daerah tersebut didominasi oleh pasangan Iqbal-Dinda. Dan sampai saat ini, saya belum menemukan adanya baligo raksasa milik pasangan Zu-Suhalili yang tertancap di titik-titik strategis di 3 daerah itu. Tetapi baligo pasangan tersebut (Zulo-Suhaili) itu sempat saya lihat ada yang dipasang di depan rumah kader PKS, di pagar warga dan ada pula yang ditempel pada tiang-tiang listrik,” ungkap Amir kepada Media ini, Senin (22/7/2024).
Amir kemudian menyatakan, jika soal baligo tersebut bisa dijadikan sebagai alat ukur elektabilitas bagi setiap Paslon Gub-Wagub NTB periode 2024-2029 maka hampir dapat dipastikan bahwa pasangan Zul-Suhaili tidak bisa berbuat banyak di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Tetapi Amir mengaku sangat memaklumi bahwa “sepinya” baligo Zul-Suhaili di tiga daerah tersebut bisa jadi karena alasan bahwa Tim Suksesnya lebih cenderung memainkan strategi “pergerakan di bawah tanah”.
“Mungkin saja begitu dan atau bisa jadi karena Timsesnya enggan melakukan show of force layaknya yang dilakukan oleh Timses pasangan Iqbal-Dinda. Tetapi perlu juga kita ketahui bersama bahwa Dinda itu lahir di Dompu, Bupati Bima 2 periode, hingga kini masih menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima dan Dinda adalah istri dari Raja Bima sekaligus mantan Bupati Bima, H. Feri Zulkarnaen, ST (Almarhum). Nah, barangkali itu yang menjadi salah satu pemicu bagi sepinya baligo pasangan Zul-Suhaili di 3 daerah tersebut,” tanya Amir.
Amir mengatakan, keputusan Iqbal untuk menggaet Dinda sebagai pasanganya merupakan sebuah keputusan yang sangat cerdas. Terlepas dari Dinda memiliki keragaman kemapuan dalam dunia politik serta aspek-aspek positif lainya, diamatinya bahwa hadirnya Dinda di pentas politik Pilgun NTB ini salah satunya diduga untuk memangkas kekuatan Zul di Pulau Sumbawa.
“Catatan sementara saya yang sangat menarik soal konstalasi politik Pilgub NTB khususnya di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu ini bukan saja soal baligo dimaksud. Tetapi juga terkait dengan dugaan kian melemahnya semangat masyarakat di 3 daerah tersebut kepada Zul. Antara lain soal nyaris tak ditemukanya karya monumental yang ditorehkan oleh Zul selama 5 tahun menjabat sebagai Gubernur NTB di 3 daerah dimaksud. Tak hanya itu, dominan Timsesnya di 3 daerah tersebut yang dulu mengantarkan Zul ke kursi Gubernur NTB kini sudah berada dalam rangkulan Iqbal-Dinda,” ungkap Amir.
Dari situasi politik tersebut, Amir menegaskan adanya keyakinan yang sangat kuat bahwa pasangan Zul-Suhaili akan mengalami kekalahan telak di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Olehnya demikian, Amir mengamati bahwa di Pulau Sumbawa ini, pasangan Zul-Suhaili mungkin saja akan bisa berbuat banyak di Kabupaten Sumbawa dan KSB.
“Pertanyaan apakah kondisi itu akan bisa berubah seiring dengan perjalanan waktu di mana politik itun bersifat dinamis, entahlah. Tetapi biasanya, jika di awal prosesnya saja sudah demikian adanya maka lazimnya adalah tak ada proses yang menghianati hasil, Insya Allah,” pungkas Amir. (ISRAT/JOEL/RUDY/AL)
Tulis Komentar Anda