Harga Jagung Anjlok, Petani di Bima Khawatir Tidak Bayar Hutang di Bank
Harga jagung ditingkat petani di Bima merosot tajam.
Visioner Berita Kabupaten Bima-Di wilayah Bima-Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB), memasuki musim panen jagung. Namun, harga mulai turun. Awalnya harga Jagung ditingkat petani dibanderol dengan harga Rp 8.000 lebih per kilogram (kg). Namun turun hingga menjadi Rp 3.900 per kg.
Anjloknya harga jagung ini diprediksi akan terus terjadi. Penurunan ini tentu sangat mencekik para petani jagung di wilayah Bima-Dompu. Pasalnya, biaya produksi dan hasil produksi petani jagung tidak seimbang.
Bayangkan, biaya produksi petani mulai dari harga bibit jagung, pupuk, obat hama, harga tanah per Hektar dan biaya produksi lainnya di tahun 2023 kemarin melonjak naik. Jika dibandingkan dengan harga Jagung yang dibeli pihak perusahaan hari ini ditingkat petani Rp 3.900 ribu per Kg dengan Kadar Air (KA 17/18), diakui tidak menguntungkan petani.
Kaitan dengan ini, puluhan petani di Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima NTB, melakukan blokade jalan sambil bakar jagung dijalan, Sabtu malam (13/4/2024). Gerakan tersebut dilakukan sebagai bentuk protes lantaran harga jagung yang semakin menurun.
"Merosotnya harga jagung sekarang sungguh merugikan petani. Kami khawatir mereka petani jagung tidak bisa bayar utang di bank," ujar penanggung jawab aksi, Heriyanto dihubungi Sabtu (13/4/2024).
Menurut Heriyanto, sebagian besar petani di Bima bermodalkan pinjaman Bank. Nilai pinjaman mereka relatif berbeda, mulai dari Rp20 juta hingga Rp60 juta perorang.
"Tergantung besar atau kecilnya lahan. Kalau semakin banyak lahan, maka semakin tinggi juga pinjamannya," terangnya.
Pinjaman tersebut akan digunakan dari awal garap lahan hingga pada puncak produksi. Mulai dengan harga lahan, bibit, biaya tanam, obat-obatan, pupuk dan biaya keperluan lain hingga penggilingan jagung.
"Harga kebutuhan yang saya sebut itu semuanya mahal. Gak ada sama sekali yang murah," bebernya.
Kondisi tersebut seharusnya jadi pertimbangan perusahaan untuk menaikan harga jagung. Paling tidak dapat mengembalikan harga Rp9 ribu perkilogram seperti yang berlaku pada bulan Februari 2024 lalu.
"Saat itu memang Rp9 ribu perkilogram, namun lama kelamaan semakin turun sampai ke angka Rp3,9 ribu perkilogram seperti sekarang. Harga ini kan benar-benar merosot," sesalnya.
Petani di Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima NTB, melakukan blokade jalan protes harga jagung anjlok.
Heriyanto menduga, merosotnya harga jagung saat ini akibat minim peran pemerintah daerah (Pemda) dalam melakukan pengawasan lapangan. Sehingga kesempatan itu dimanfaatkan perusahaan yang beroperasi di Bima mengatur harga sesuai selera.
"Kalau ada itikad baik dari Pemda melakukan pengawasan, kondisi harga jagung di lapangan gak sampai begini," tuturnya.
Untuk itu, terhadap Pemda Bima diharapkan agar berperan untuk mengembalikan harga jagung Rp9 ribu perkilogram. Jika tidak, ia pastikan akan kembali turun demonstrasi dengan massa yang lebih banyak lagi.
Selain di Kecamatan Langgudu, unjuk rasa juga rencananya akan digelar secara serentak di sejumlah kecamatan yang menjadi sentral penghasil jagung. Seperti halnya di Kecamatan Soromandi, Donggo dan Madapangga.
"Tuntutan sudah disampaikan ke Camat Langgudu, Abubakar diminta agar diteruskan ke Bupati. Jika tuntutan tak terpenuhi, Rabu pekan depan kami akan demo serentak di 4 kecamatan, lalu demo Kantor Bupati," tandasnya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda