Sebuah Perusahaan Gas Elpiji di Kota Bima Diduga Kelabui Warga, Mobil Operasional Disita Jadi Jaminan

ILUSTRASI, Dok. Gambar: google.com

Visioner Berita Kota Bima-Hingga kini “sesak nafas” konsumen terkait kelangkaan gas elpiji yang ukuran 3 KG dinilai masih terasa di Kota Bima dan di Kabupaten Bima. Untuk mendapatkan kebutuhan rumah tangga tersebut, diduga konsumen harus merogok isi kantung yang ditengarai jauh lebih mahal dari sebelumnya. Yakni berkisar Rp25 ribu-Rp30 ribu untuk 1 unit gas elpiji ukuran 3 Kg.

Masalah yang satu ini, hingga kini masih berlangsung di Kota Bima dan di Kabupaten Bima. Sementara solusi efektif dan efisien untuk meretas kelangkaan gas elpiji ukuran 3 Kg tersebut, hingga kini dijelaskan tak kunjung ditemukan. Pertanyaan apakah kelangkaan gas elpiji tersebut sarat dengan “kerja mafia” atau sebaliknya, hingga kini belum diketahui.

Di tengah warga dihadapkan dengan kelangkaan gas elpiji tersebut, kini muncul dugaan masalah serius yang merundung sebuah Perusahaan suplier gas elpiji di Kota Bima yang dikendalikan oleh “H”. Sejumlah konsumen diduga dikelabui dengan modus kerjasama. Namun setelah uang konsumen diterimanya, tetapi gas elpiji ukuran 3 Kg yang sebelumnya dijanjikan didistribusikan justeru hanya isapan jempol.

Akibatnya, uang korban senilai puluhan juta rupiah diduga raib dan hingga kini belum bisa dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dimaksud. Dugaan korbanya bukan saja di Kota Bima. Tetapi juga di sejumlah Desa di Kabupaten Bima.

Kasus ini terungkap melalui salah seorang korban asal Desa Mpili Kecamatan Donggo yakni Maulana. Dan seorang korban asal Kecamatan Langgudu-Kabupaten Bima, hingga kini belum diketahui identitasnya.

Kepada sejumlah Awak Media, Maulana mengaku telah menyetor uang sebesar Rp20 juta kepada pihak Perusahaan tersebut. Uang tersebut disetor atas dasar kerjasama distiribusi gas elpiji ukuran 3 Kg. Namun janji pihak Perusahaan tersebut mendistribusikan hal itu kepada Maulana, hingga kini dijelaskan tak kunjung diwujudkan.

“Uang tersebut telah saya serahkan kepada pihak perusahaan tersebut pada 2 bulan lalu. Namun hingga sekarang gas elpiji ukuran 3 Kg tersebut tak kunjung didistribusikan,” beber Maulana, Minggu (17/4/2023).

Atas dugaan janji pihak perusahaan tersebut yang hingga kini tak jua diwujudkan, Maulana mengaku terus berupaya meminta uang sebesar puluhan juta rupiah tersebut segera dikembalikan. Namun upaya tersebut, diakuinya hingga kini tak dituntaskan oleh pihak Perusahaan itu pula.

“Oleh sebab itu, kami menyita 1 unit mobil pick up milik perusahaan itu sebagai jaminanya. Mobil jaminan ini akan saya kembalikan kepada pihak Perusahaan tersebut setelah mengembalikan uang tersebut,” tegas Maulana.

Tak hanya Maulana yang diduga dikelabui oleh pihak Perusahaan tersebut. Tetapi juga salah seorang asal Desa Doro O’o Kecamatan Langgudu, Jakariah. Dalam kasus ini, Jakariah mengaku telah menyetorkan uang sebesar Rp43 juga kepada pihak Perusahaan dimaksud.

Dugaan modus operandinya ditengarai sama dengan yang dilakukanya kepada Maulana. Uang Jakariah puluhan juta rupiah itu diduga telah diambil oleh pihak Perusahaan itu, namun janji mendistribusikan gas elpiji ukuran 3 Kg itu hingga kini tak kunjung diwujudkan.

Kepada sejumlah Awak Media, Jakariah mengaku menyerahkan uang kepada pihak Perusahaan tersebut pada Juni 2023. Dalam kaitan itu pula, Jakariah mengaku sudah berkali-kali mendatangi pihak perusahaan tersebut agar uangnya segera dikembalikan. Namun upayanya tersebut, diakuinya hingga kini diakuinya sia-sia.

Oleh sebab itu, Jakariah mengancam akan melaporkan kasus ini kepada pihak Polres Bima Kota dalam waktu segera. Upaya hukum yang akan ditempuhnya tersebut karena alasan sudah terlalu lelah menagih uangnya dikembalikan oleh pihak perusahaan itu.

Secara terpisah, H yang dimintai tanggapanya pada Minggu (17/4/2024) menegaskan bahwa masalah tersebut bukan semata-mata kesalahan dirinya selaku Manager di Perusahaan itu pula. Sebab, masing-masing ukuran gas mulai dari 3 Kg hingga selanjutnya masing-masing memiliki Manager.

“Manager gas elpiji ukuran 3 Kg yang sifatnya non subsidi adalah FZ. Terkait hal itu, tak sedikit konsumen yang diduga ditipu oleh FZ. Dalam kasus ini pula, diduga kuat ada sebanyak 900 munit gas elpiji yang digelapkan oleh FZ. Dan diduga banyak tabung gas elpiji yang dijual oleh FZ di luar kontrol saya selaku Manager di Perusahaan ini,” tangkis H.

Akibat dugaan ulah FZ ini, H mengaku pihaknya mengalami kerugian sebesar Rp200 juta. Masih sal FZ, H mengaku ada gas elpiji yang seharusnya didistribusikan kepada konsumen resmi. Namun faktanya, hak konsumen resmi dalam kaitan itu diduganya tidak didistribusikan oleh yang bersangkutan.

“Harusnya itu merupakan hak konsumen resmi atau yang tercatat di dalam buku Perusahaan ini. Namun diduga justeru dimainkan oleh FZ kepada orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, nasabah (konsumen) kami mengeluh dan berkali-kali datang menagih kepada saya selaku manager Perusahaan ini,” tandas H.

H mengaku, dugaan korban dari FZ ini bukan saja terjadi di Kota Bima, Tetapi juga di Kabupaten Bima. Dalam kasus ini pula kata H, FZ sudah mendatangani surat pernyataan pengembalian uang kepada sejumlah konsumen yang diduga ditipunya itu.

“Dan FZ juga sudah membuat surat perjanjian dengan saya. Kendati dalam kasus ini merupakan masalahnya FZ, namun sebagai pemilik Perusahaan ini tentu saja harus bertanggungjawab. Dalam kaitan itu pula, kami sudah membuat surat pernyataan di atas materai dengan para konsumen. Sorat pernyataan tersebut yakni terkait dengan pengembalian uang mereka,” terang H.

Dari kasus ini pula, H mengaku bahwa FZ tidak lagi dipercaya sebagai Manager gas elpiji ukuran 3 Kg. Soal mobil pick up yang disita oleh Maulana sebagai jaminan dimaksud, pun dibenarkan oleh H.

“Sikap tegas Maulana tersebut, tentu saja saya anggap wajar. Terkait hal itu, saya juga tidak keberatan. Dan mobil tersebut akan saya ambil kembali setelah uangnya Maulana saya kembalikan,” janji H.

Terkait masalah yang diduga sedang merundung perusahaan yang sedang dikendalikanya itu, H mengaku telah melakukan audit. Hasil auditnya, diduga ada sekitar 1.200 tabung gas elpiji yang digelapkan oleh FZ. (ISRAT/JOEL/RUDY/AL/FAHRIZ) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.