Sahdat Ngaku Terjebak Karena Sejak Awal Hingga Sebelum Digerebek Nurhayati Ngaku Berstatus Janda
Kamar Kos Dibayar Nurhayati Rp400 Ribu Lebih Sebulan
Nurhayati (Kiri) dan Sahdat (Kanan) |
Visioner
Berita Kota Bima-Hingga kini Bima baik Kota maupun Kabupaten masih digegerkan
oleh sebuah perisrtiwa yang dinilai memalukan. Yakni kasus penggerebekan ibu
dua anak, Nurhayati oleh suaminya, Muamar disaat “bermesraan” dengan seorang pria
ganteng bernama Sahdat (23) di salah satu kamar kos Penembakan di wilayah Kelurahan
Mande Kecamatan Mpunda-Kota Bima, Minggu (24/12/2023).
Penanganan kasus ini oleh Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota dibawah kendali Kasat Reskrim, Iptu Punguan Hutahean, S.IK, S.TrK melalui Kanit PPA, Ipda Eka Turkiani kini seolah memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Bai Nurhayati maupun Sahdat, ditegaskan hingga kini masih diamankan di dalam sel tahanan Polres Bima Kota. Masih soal penanganan kasus ini, Selasa (26/12/2023) Penyidik PPA setempat melakukan oleh TKP di salah satu kamar kos Penembakan di lingkungan Mande.
Olah TKP dimulai sejak pukul 8.00 Wita dan berakhir hingga sekitar pukul 10.20 Wita. Sejumlah adegan diperankan pada moment olah TKP tersebut. Hanya saja, Sahdat dan Nurhayati tidak dihadirkan sebagai pemeran pada moment olah TKP. Tetapi Polisi menggunakan pemeran pengganti.
Olah TKP ini bukan saja dilakukan oleh Penyidik PPA, tetapi juga melibatkan personil Identifikasi (Inafis) Polres Bima Kota. Olah TKP tersebut dijelaskan sempat mengundang perhatian warga sekitar.
Lepas dari itu, pertanyaan tentang alasan Sahdat awal mulanya Sahdat berkenalan dan membangun hubungan percintaan melalui dunia maya (Medsos) dengan Nurhayati, kini akhirnya terjawab. Selasa siang (26/12/2023) sekitar pukul 11.20 Wita, Sahdat yang didampingi oleh seorang paman dan bibinya mengutarakan secara gamblang.
“Kami berkenalan melalui Medsos sejak tiga bulan silam. Pertama kali saya menemukanya di Facebook (FB). Saat itu pula saya meminta pertemanan dan diterimanya. Saat itu Nurhayati sudah berstatus sebagai TKW di Singapore. Komunikasi pun berlanjut ke Messenger (Inbok). Pada perbincangan melalui fitur itu (Messenger), Nurhayati mengaku berstatus janda kepada saya,” ungkap Sahdat.
Dari perbincangan serius melalui Massanger tersebut, Sahdat mengaku bahwa hubungannya dengan Nurhayati semakin erat. Komunikasi yang dibangun oleh keduanya, bukan sekedar chating melalui Massanger. Tetapi juga sempat Video Call (VC) menggunakan Massanger pula.
“Tidak ada VC dalam nuansa fullgar. Itu hanya VC biasa saja. Pada saat yang bersamaan, status kami adalah kekasih,” tandas Sahdat.
Seiring dengan berjalan waktu hubungan keduanya, Sahdat mengaku bahwa dua bulan silam Nurhayati kembali ke Indonesia. Namun saat itu, Sahdat mengaku bahwa Nurhayati sempat berada di Jakarta dalam waktu beberapa hari lamanya.
“Saat tiba di Bandara Sultan Salahudin Bima, Nurhayati dijemput oleh adik perempuanya menuju terminal Dara-Kota Bima. Dan dari terminal Dara itu menuju kos Penembakan itu, Nurhayati diantar oleh adik perempuanya itu juga. Pada moment yang bersamaan, saya ada di kos itu,” terang Sahdat.
Selanjutnya ungkap pria muda ganteng mirip brondong ini menjelaskan, cinta kasih antara dirinya dengan Nurhayati terus berlanjut. Dengan nada polos, ia mengaku tidak menafikan adanya hubunganya dengan Nurhayati layaknya suami-istri.
“Hubungan itu juga jarang. Kalau dihitung-hitung, ya hanya dua kali dalam seminggu. Selama itu pula, ia masih sangat kekeuh mengaku masih berstatus janda,” beber Sahdat.
Sementara sebelum Nurhayati berstatus sebagai TKW, Sahdat menegaskan tidak pernah mengenalnya. Dan Sahdat mengaku mengetahui bahwa Nurhayati masih berstatus legal sebagai istrinya Muamar yakni pada moment penggerebekan yang berlangsung pada Minggu (24/12/2023) itu.
“Demi Allah dan demi Rasulullah, saat itu baru saya tahu kalau dia masih berstatus sebagai isteri sahnya Muamar. Oleh sebab itu, selama ini saya dijebak dan terjebak oleh pengakuanya berstatus sebagai janda,” tegas Sahdat.
Ditanya apakah kini dia akan mempertanggungjawabkan perbuatanya alias menebus dosa dengan cara menikahi Nurhayati, dengan tegas Sahdat menolaknya.
“Setelah mengetahui bahwa dia masih berstatus istri sahnya Muamar, sungguh saya menyesal. Pertanyaan soal akankah saya menikahinya, saya tegaskan tidak,” sahutnya dengan nada tegas.
Pernah chating dengan Muamar melalui WA hingga mengeluarkan narasi-narasi kasar?. Pertanyaan itu pun dijawabnya dengan nada jujur.
“Ya, pernah. Saya pernah melontarkan kata-kata kasar kepada Muamar melalui WA. Itu karena saya tidak tahu bahwa Muamar adalah suaminya Nurhayati. Sebab sejak awal hingga sebelum berlangsung peristiwa penggerebekan itu, Nurhayati masih kekeuh mengaku berstatus sebagai janda kepada saya. Terkait chatingan tersebut, Nurhayati mengaku bahwa Muamar adalah mantan pacarnya,” tutur Sahdat.
Usai mewawancara sahdat, media ini kemudian bergegas ke sel tahanan Polres Bima Kota untuk mengkonfirmasi Nurhayati. Sekitar dua menit setelah tiba di luar sel tahanan Polres Bima Kota, Nurhayati pun datang dengan menggunakan baju kaus ketat warna putih dan celana jeans warna abu-abu.
Sejak kapan mengenal Sahdat dan apa yang anda jelaskan saat itu kepada yang bersangkutan sehingga hubungan cinta-kasih berlanjut?.
“Saya mengenal Sahdat sejak tiga bulan silam. Saat itu saya sudah berstatus sebagai TKW di Singapore. Awalnya kami berdua berkenalan melalui Masaanger. Dan saat itu saya mengaku berstatus janda kepada Sahdat,” sahut Nurhayati.
Bermula dari komunikasi melalui massanger itu, hubungan keduanya meningkat menjadi sepasang kekasih (LDR). Singkatnya, ia mengaku kembali ke Kota Bima hingga hidup serumah di kamar kos dengan Sahdat yakni sebelum masa kontraknya berkahir sebagai TKW di Singapore.
“Saya dikeluarkan karena Majika saya melihat adanya video “tak lazim” di dalam HP saya. Selanjutnya saya pulang ke Indonesia dan sempat mampir beberapa hari di Jakarta. Setelah itu saya kembali ke Kota Bima dan hidup bersama di kamar kos itu dengan Sahdat selama sekitar dua bulan lamanya. Selama itu pula saya mengaku berstatus janda kepada Sahdat,” terangnya.
Ia kemudian tidak membantah soal membiayai sewa kos Penembakan selama dua bulan hidup bersama sahdat. Dan selama itu pula, ia juga tidak menafikan adanya hubunganya dengan Sahdat layaknya suami-istri.
“Kami membangun cinta kasih selama tiga bulan lamanya. Satu bulan kami membangun cinta kasih melalui Medsos. Dan dua bulan lamanya kami tidak bersama di kamar kos Penembakan itu. Dan dalam kaitan itu pula, saya tidak menafikan adanya hubungan intim dengan Sahdat,” paparnya.
Ditanya soal seperti apa perasaanya terhadap suami dan kedua anaknya disaat hidup bersama Sahdat selama sekitar dua bulan lamanya di kamar kos itu, spontan saja Nurhayati menundunduk dan tidak menjawabnya. Disaat kasus ini viral, apakah anda ingin menikah dengan Sahdat?.
“Ya, saya mau menikah dengan Sahdat. Tetapi kalau dia tidak mau menikah dengan saya, tentu saja saya tidak bisa memaksanya,” ucap Nurhayati.
Masih ingin kembali ke pangkuan Muamar dan apakah masih mencintai anak-anak?.
“Ya, saya ingin kembali ke panguan suami saya. Jika suami saya enggan, saya juga tidak bisa memaksakanya. Tetapi yang jelas, saya masih sangat mencintai kedua anak saya. Maafkan saya,” pintanya.
Dari kasus ini, berbagai pihak mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima untuk melakukan penertiban terhadap seluruh rumah kos yang ada di Kota Bima ini pula. Pasalnya, kuat dugaan adanya rumah kos yang menampung pasangan terlarang. Untuk itu, Pemkot Bima didesak agar segera melakukan pengawasan secara ketat terhadap seluruh rumah kos yang ada di Kota Bima.
Berangkat dari maraknya dugaanh kumpul kebo di sejumlah rumah kos yang ada di Kota Bima, Pemerintah Kota Bima juga didesak agar segera membuat larangan dan saksi tegas melalui Peraturan Daerah (Perda) kepada seluruh Pengusaha rumah kos di seluruh wilayah Kota Bima.
“Kasus dugaan kumpul kebo, buang bayi (aborsi), penggerebekan suami orang dengan istri orang sesungguhnya bukan hal baru di sejumlah rumah kos di Kota Bima. Yang terkini adalah kasus tertangkap basahnya Nurhayati dengan Sahdat di rumah kos Penembakan di wilayah Kelurahan Mande. Untuk itu, cakrawala berpikir harus segera terbuka lebar dan langkah antisipasinyapun harus bersifat segera. Segera buatkan Perda larangan berikut sanksi tegasnya soal itu. Jika tidak, tentu saja noda-noda itu akan terus mewabahi daerah ini,” imbuh sejumlah Tokoh kepada Media ini disaat melakukan investigasi, Selasa (26/12/2023). (Fahriz/Joel/Rudy/Al)
Tulis Komentar Anda