Inilah Kado Dari Pemkot Bima Untuk Pahlawan Kemanusiaan Almarhum Ahmad Fathoni dan Nasar

Kondisi Terkini Latu Muhammadin Disebut Membaik, Juga Dapat Santunan

Moment Doa Bersama di Kantor Dinas Damkar Kota Bima Atas Meninggalnya Fathoni dan Nasar, Rabu (4/10/2023)

Visioner Berita Kota Bima-Dua orang pahlawan kemanusiaan pada Dinas Damkar Kota Bima, Ahmad Fathoni dan Nasar diakui telah memberikan kontribusi terbaiknya di Kota Bima. Tak hanya itu, keduanya juga ikut menyumbang kontribusi terkait Pemadaan Kebakaran (Damkar) di Kabupaten Bima. Yakni ikut terlibat memadamkan api saat kebakaran hebat terjadi di Desa Renda Kecamatan Belo-Kabupaten Bima sekitar dua tahun silam.

Kini Ahmad Fathoni dan Nasar hanya menyisakan kenangan terbaik yang diakui akan tetap dikenang di sepanjang sejarah. Keduanya meninggal dunia pada tragedi tergulingnya satu unit mobil Damkar Kota Bima di wilayah Kelurahan Monggonao Kecamatan Mpunda-Kota Bima beberapa hari lalu.

Sementara sang supir Damkar bernama Latu Muhammadin yang kini dirawat di RSUP Mataram-NTB, dijelaskanberangsur-angsur membaik. Jika sebelumnya kondisi Latu Muhammadin disebut-sebut kritis, namun berkat tim medis RSUD Bima dan RSUP Mataram kini telah membuahkan hasil yang dinilai sangat baik.

Latu Muhammadin kini dijelaskan sudah bisa berbicara. Itu artinya potensi hidup bagi Latu Muhammad sangatlah besar. Latu Muhammadin juga disebut-sebut telah memberikan kontribusi terbaiknya dalam mengatasi kebakaran di sejumlah wilayah di Kota Bima. Bahkan Latu Muhammadin juga diakui telah banyak memberikan kontribusi terkait peristiwa kebakaran di Kabupaten Bima.

Pertanyaan tentang sikap Pemerintah Kota (Pemkot) dibawah kendali Pj. Walikota Bima, Ir. H. Muhammad Rum, MT Bima terkait tragedi yang menimpa ketiga korban tersebut, akhirnya kini terjawab. Selain menyatakan belasungkawa dan duka cita teramat dalam, Pj. Walikota Bima juga telah menyiapkan kado yang dinilai terbaik untuk ketiga korban.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kadis Damkar Kota Bima, Didi Fadiansyah, ST, MT kepada Media Online www.visionerbima.com pada moment doa bersama atas kepegian Fathoni dan Nasar di kantor Damkar setempat, Rabu siang (4/10/2023). Untuk Almarhum Fathoni terang Didi, pemkot Bima akan membayar sebanyak 48 kali UMKM yang ditambah dengan biaya pemeleiharaan anak tunggalnya dan disekolahkan hingga selesai kuliahnya.

“Total jumlah anggaran untuk itu yakni sebesar Rp174 juta. Hal tersebut include dengan santunan kematian bagi Fathoni. Anggaran tersebut bersumber dari BPJS ketenaga kerjaan yang bekerjasama dengan Pemkot Bima. Anggaran ini akan dicairkan setelah semua berkasnya dituntaskan oleh kamidi Dinas Damkar ini,” terang Didi.

Sekedar catatan penting, terkait BPJS ketenaga kerjaan tersebut disebut-sebut digagas sekaligus diberlakukan dizaman H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH menjabat sebagai Walikota Bima. Masih soal Almarhum Fathoni, bukan saja anggaran tersebut yang akan diberikan oleh Pemkot Bima.

“Tetapi juga ada santunan alias sumbangan dari berbagai pihak. Yakni dari pihak Damkar Kabupaten Bima, BPBD Provinsi NTB sekarang sedang melakukan penggalangan dana oleh pihak Damkar se Indonesia. Perhatian untuk Fathoni dan Nasar sungguh luar biasa. Bantuan juga datang dari relawan. Bantuan tersebut langsung diberikan kepada pihak keluarga Almarhum Fathoni,” terang Didi.

Almarhum Fathoni diakuinya bukan merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN). Tetapi yang bersangkutan, dijelaskan masih berstatus sebagai tenaga kontrak pada Dinas Damkar Kota Bima. Sementara kado untuk Almarhum Nasar, diakuinya dilakukan dengan konsep dan perhitungan yang berbeda. Yakni diperhitungkan melalui Tabungan Pensiun (Taspen).

“Hal itu sedang diurus oleh kami di Dinas Damkar Kota Bima dan keluarga Almarhum Nasar. Soal angkanya, hingga kini belum diketahui. Sebab, sampaisaat ini hal tersebut masih dihitung. Nasar merupakan ASN pada Dinas Damkar Kota Bima,” tandas Didi.

Selain itu, berbagai pihak juga memberikan santunan kepada pihak keluarga Nasar. Antara lain dari Dinas Damkar Kota Bima, sejumlah Instansi yang ada di Kota Bima, relawan dan dari DWP Damkar Kota Bima. Perlakuan yang sama juga untukAlmarhum Fathoni.

“Atas santunan yang diberikan oleh berbagai pihak tersebut, kami sampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar-besarnya. Apresiasi dan terimakasih juga kami sampaikan kepada rekan-rekan media massa,” papar Didi.

Pertanyaan tentang kondisi terkininya Latu Muhammadin, diakuinya sudah berangsur-angsur membaik. Jika sebelumnya yang bersangkutan intens di dalam kamar perawatan, namun kini dijelaskanya sudah dikeluarkan dari kamar tersebut.

“Menurut Tim Medis RSUP Mataram, yang bersangkutan berada di luar kamar perawatan agartidak mengalami stres. Untuk mengatasi masalah psikologinya Latu Muhammadin, saat ini kami sedang menyiapkan Piskolog untuk mendampinginya. Masih soal Latu Muhammadin, Alhamdulillah kini respon motoriknya sudah mulai berfungsi dengan baik,” beber Didi.

Masih soal Latu Muhammadin, upaya lain yang dilakukan oleh Pemkot Bima adalah menanggung seluruh biaya pengobatanya. Biaya pengobatan tersebut ditanggung melalui BPJS Ketenaga Kerjaan.

“Hal tersebut berlaku sampai dengan kondisi yang bersangkutan benar-benar pulih. Sementara untuk keluarganya yang mendampinginya di RSUP Mataram, kami baru memberikan biaya transportasi saat mengantarkan Latu Muhammadin ke Mataram. Dan untuk Latu Muhammadin, saat ini kami juga sedang memfikirkan untuk mencari santunan dari berbagai Instansi yang ada di Kota Bima,” kata Didi.

Soal Amarhum Fathoni dan Nasar, diakuinya banyak meninggalkan kesan yang sangat baik. Dan kenanagan tersebut paparnya, tentu saja tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

“Kenangan itu tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Kenanga yang keduanya tinggalkan sangatlah indah. Kapabilitas, dedikasi, integritas dan lainyadari keduanya sangatlah baik. Kedua Almarhum sangat peka, cepat, tangga dalam menyikapi setiap peristiwa kebakaran yang terjadi di Kota Bima dan bahkan di Kabupaten Bima.Tak hanya itu, kedua Almarhum juga sangat humoris dan taat dalam beribadah. Jujur, rasanya sampai saat ini kami tidak percaya tentang kepergian keduanya untuk selamanya. Yang kami rasakan sampai saat ini seolah keduanya masih ada di samping kami,” tutur Didi.

Adakah pesan-pesan singkat atau pesan penting yang ditinggalkan oleh kedua Almarhum sebelum terjadinya tragedi tergulingnya mobil Damkar tersebut?. Didi mengaku tak ada pesan singkat yang ditinggalkan oleh keduanya.

“Sebelum peristiwa maut itu terjadi, saya tidak pernah mendapatkan pesan singkat atau pesan penting dari keduanya. Pada hari terjadinya kebakaran di wilayah Kelurahan Pane itu, keduanya hendak melaksanakan Ibadah Sholat Ashar di Masjid Muhammad Nurlatif ini. Namun setelah mendengar adanya kejadian kebakaran tersebut, keduaya meninggalkan Sholat Ashar demi memadamkan api di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Selanjutnya kami seolah tidak percaya kepergian keduanya untuk selamanya,” jelas Didi.

Singaktnya, Didi memastikan bahwa Kedua Almarhum dan Latu Muhammadin telah banyak memberikan kontribusi terbaiknya dalam menyikapi setiap terjadinya peristiwa kebakaran. Ketiga sosok tersebut diakuinya sangat baik, loyal, sederhana, humoris dan berpenampilan sederhana. Karena Fathoni dan Nasar telah diada, itu artinya Kota Bima telah kehilangan dua orang pahlawan kemanusiaan.

“Tentu saja kita semua mengalami duka yang termat dalam. Kematian adalah takdir dan itu sudah pasti. Yang berbeda hanyalah soal proses tentang dimana dan bagaimana kematian itu terjadi. Mari kita semua berdoa agar kedua Almarhum meninggal dunia dalam keadaaan Husnul Khotimah dan ditempatkan pada tempat yang layak di sisi Allah SWT. Terimakasih atas pengabdian terbaiknya selama ini. Kami berharap agar keluarga yang ditinggalkan tetap sabar, tabah, tegar dan ikhlas menerima takdir dari Allah SWT ini,” pungkas Didi. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.