Diumur Yang ke 57, KOHATI Cabang Bima Gelar Talk Show Sosialisasi Penanganan Kasus Kekerasan Seksual

Foto bersama ketua KOHATI Cabang Bima bersama Kasek SMAN 1 Madapanga serta puluhan siswa.

Visioner Berita Kabupaten Bima
-Diumur yang ke 57, Korps-HMI-Wati (KOHATI ) Cabang Bima Gelar Talk Show sosialisasi penanganan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Kegiatan ini dirangkaikan dengan Milad KOHATI. 

Kegiatan tahunan ini dilaksanakan di SMAN 1 Madapanga, Desa Dena Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Kamis (21/9/2023). Sasarannya nya adalah siswa dan perwakilan organisasi OSIS setempat. 

Di acara syukurannya ini, KOHATI Cabang Bima gandeng Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Madapanga, guru setempat, serta masyarakat.

Ketua Umum (Ketum) KOHATI Cabang Bima Rosmiati dalam sambutannya menyampaikan, sebagai mahasiswi yang hidup di OKP perempuan, titik fokusnya adalah isu-isu perempuan. Salah satunya adalah maraknya kasus kekerasan perempuan beberapa tahun terakhir di Bima.

"Terkait maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan beberapa tahun terakhir ini, kami KOHATI Cabang Bima menjadi garda terdepan membela hak-hak perempuan. Mereka tidak boleh di marjinalkan. Mereka memiliki hak yang sama di negara kesatuan republik Indonesia ini," tegas Rosmiati.

Perempuan yang dikenal tegas dan kritis ini menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah bergandengan tangan dan mensuport kegiatan Talk Show tersebut.

"Ini kegiatan rutin kami. Dalam kesempatan ini pula kami sampaikan terimakasih semua pihak telah hadir berpartisipasi memberikan dukungan dan membela hak-hak perempuan melalui kegiatan Talk Show ini," ucap Rosmiati.

Pada kesempatan yang sama, Ketua HMI Cabang Bima Fitrah menjelaskan, kegiatan sosialisasi kekerasan terhadap perempuan ini merupakan bentuk keresahan KOHATI terkait kasus perempuan yang terus menjadi korban dalam kekerasan. 

"Harapan dan cita-cita KOHATI adalah membela hak perempuan. Kebebasan berekspresi perempuan harus ditunjukkan dan ditampilkan," jelas dia.

Fitrah menyayangkan soal beredarnya kasus kekerasan seksual perempuan dan anak di Media Sosial (Medsos). Masa depan mereka sebenarnya harus dijaga justeru menjadi korban kekerasan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

"Ini yang kita sayangkan. Upaya untuk menghentikan kasus seperti ini harus dimulai dari kita sendiri. Peran orang tua adalah hal yang paling utama. Begitu juga dengan peran semua pihak. Artinya, kita harus sama-sama menjaga satu sama lain. Demi menjaga harkat dan martabat perempuan," pungkasnya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.