Waria “Berulah” Pengelola Lawata Bertindak
Para Waria Begoyang Diiringi Music Dangdut di Atas Panggung Utama Pantai Lawata, Minggu (30/4/2023)
Visioner Berita Kota Bima-Setelah memicu Falcao Kafe disegel oleh pihak Camat Rasanae Barat bersama Sat Pol PP, Bhabinkamtibas dan Babinsa di awal Ramadhan 1444 H, kini puluhan waria asal Kota dan Kabupaten Bima diduga berulah lagi di pantai Lawata-Kota Bima. Lebih jelasnya, Minggu (30/4/2023), puluhan Waria tersebut menggelar acara Ultah seorang rekanya di panggung utama pantai Lawata.
Kegiatan Ultah tersebut, disebut-sebut sejak siang hari hingga sekitar pukul 17.00 Wita. Liputan langsung Media Online www.visionerbima.com mengungkap, di depan panggung utama tersebut sudah disiapkan tenda dan kursi plastik bagi tamu undangan pemilik hajat (Ultah). Namun Suhardi sebagai Pengelola pantai Lawata bertindak menghentikan acara tersebut pada pukul 17.00 Wita.
“Saya langsung hentikan kegiatan mereka setelah mengetahui bahwa yang punya hajat adalah para Waria. Semula kami memberikan izin kegiatan, diduga seseorang oknum Waria beriniaial FRM mengaku hanya menggelr Ultah tetapi tidak menjelaskan mengundang para Waria baik di Kota maupun di Kabupaten Bima. Namun sebelumnya, dia bilang ke Nur akan menyewa pangung utama itu sebesar Rp500 ribu. Karena tidak menjelasklan bahwa kegiatan tersebut melibatkan para Waria, akhirnya kami memberikan izin untuk menggunakan tempat itu,” ungkap Suhardin, Senin siang (1/5/2023).
Suhardin mengungkap, pihak mengaku bahwa kegiatan tersebut adalah hajatnya para Waria yakni sekitar pukul 16.40 Wita. Dan pada moment tersebut, ia melihat satu persatu Waria berdatangan di depan panggung itu pula.
“Tak lama kemudian, saya datang panggung utama itu dan langsung menghentikan kegiatanya. Kendati demikian, mereka mencoba melawan. Namun saya tidak peduli dengan reaksi mereka. Saya bubarkan kegiatan mereka pada pukul 17.00 Wita,” kata Suhardin.
Namun sebelum kegiatan tersebut dibubarkan, Suhardin sempat mendengar sentilan dari oknum Waria yang menyebutkan bahwa tak seorangpun yang bisa menghentikan kegiatanya karena alasan keberadaan Waria di Bima sudah memiliki Akta Notaris. Namun tegas Suhardi, mereka tak sadar bahwa kegiatan mereka dihentikan oleh Pemerintah setempat saat menggelar kegiatan di Falcao Kafe saat itu.
“Saat saya bubarkan, mereka sempat meminta acara Ultah tersebut dilanjutkan hingga malam hari. Tetapi, saya tetap tegas menegaskan bahwa kegiatan tersebut harus dihentikan sekarang juga. Singkatnya, kegiatan mereka berhasil kami hentikan,” terang Suhardin.
Suhardin kemudian mengulas, andaikan dari awal FRM menyebutkan bahwa di panggung utama itu akan digelar acara Ultah Waria maka tentu saja pihaknya tidak memberikan izin. Namun diakuinya bahwa FRM sangat licik memberikan alasan sehingga pihaknya memberikan izin.
“Awalnya kepada Nur, FRM tidak menyebtukan bahwa panggung utama di Lawata itu digunakan untuk cara Ultah Waria. Namun sekitar pukul 16.40 Wita, Nur mengaku kaget bahwa satu persatu para Waria datang ke panggung utama guna menggelar acara Ultah. Selanjutnya saya berkoordinasi dengan Nur hingga akhirnya membubarkan kegiatan mereka,” ulas Suhardin.
Singkatnya, setidaknya peristiwa tersebut dijadikan sebagai pelajaran penting bagi pihaknya untuk ke depanya. Dan untuk ke depanya, Suhardin menegaskan bahwa pihaknya tidak menginzinkan para Waria untuk menggelar kegiatan dalam bentuk apapun.
“Cukup kali ini saja kami dtipu oleh mereka. Untuk ke depan, kami pastikan tidak memberikan ruang bagi Waria untuk menggelar kegiatan dalam bentuk apapun di Lawata ini,” pungkas Suhardin. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda