Peristiwa Yang Menyeret Oknum TNI Berinisial H Diduga Bermula Dari Angga “Mabuk Hingga Kisruh Dengan Biduan Soal Sawer”
Upaya Damai Pasca Kejadian Berlangsung, Senin Malam (22/5/2023). |
Visioner Berita Kabupaten Bima-Minggu tanggal 20 Mei 2023 sekitar pukul 16.00-18.00 Wita, terjadi sebuah kegiatan khitanan anak yang berlangsung di kediaman Sertu Abdul Wahid (anggota Koramil 1614-04/Kilo) di Desa Keramat Kecamatan Kilo-Kabupaten Bima. Catatan penting yang diperoleh Media Online www.visionerbima.com melaporkan, kegiatan itu berakhir sekitar pukul 18.00 Wita.
Namun setelah kegiatan itu berakhir, warga setempat mendatangi Wahid dengan tujuan ngin melanjutkannya dengan kegiatan orgen tunggal. Permintaan warga tersebut dikabarkan sempat ditolak. Namun akhirnya acara orgen tunggal dilanjutkan dengan catatan bahwa soal Harkamtibmas ditanggung sendiri oleh pihak pemohon.
Alih-alih kegiatan orgen tunggal tersebut bisa menjaga Harkamtibmas setempat, dijelaskan ternyata hanya isapan jempol. Kekisruhan pun tak bisa dihindari. Senin (21/5/2023) sekitar pukul 01.00 Wita, praktis terjadi peristiwa heboh.
Yakni seorang warga setempat bernama Angga Ratman (20) yang saat itu diduga mabuk berat, diduga sempat ditempeleng (bukan dipukul) oleh oknum TNI berinisial H. Yang diduga dilakukan oleh oknum TNI berinisial H tersebut, ditegaskan bukan tanpa alasan. Tetapi diduga karena bermula bahwa saat itu Angga Ratman sempat berjoget rusuh hingga ditengarai kisruh dengan seorang biduan.
Masih menurut informasi yang dihimpun oleh Media ini, dalam kondisi diduga mabuk tersebut sempat memberikan uang sawer sebesar Rp500 ribu kepada seorang biduan itu. Namun selanjutnya, Angga Ratman meminta uang sawerannya itu dikembalikan melalui Babinsa Keramat, Sertu Wahid.
Alhasil, upaya Wahid meminta kembali uang tersebut berhasil diwujudkan. Lebih jelasnya, uang tersebut dikembalikan oleh biduan tersebut sebesar Rp400 ribu. Awalnya, biduan tersebut enggan megembalikan uang saweran sebesar Rp500 ribu itu. Namun setelah diberikan pemahaman oleh Wahid, akhirnya biduan tersebut hanya mengembalikan uang saweran itu sebesar Rp400 ribu.
Kendati uang sebesar Rp400 ribu telah dikembalikan oleh biduan dan telah diterima oleh Angga Ratman, namun yang bersangkutan diduga kembali berulah dan disinyalir kisruh dengan seorang biduan dimaksud. Lagi-lagi kondisinya saat itupun ditengarai masih dalam kondisi mabuk alkohol jenis arak.
Singkatnya, di tengah dilerai oleh warga setempat namun diduga Angga Ratman masih saja kisruh. Maksudnya, beberapa kali Angga Ratman diturunkan dari panggung orgen namun yang bersangkutan diduga masih saja ngeyel. Karena tak mampu dilerai, akhirnya oknum TNI berinisial H diduga menghentikannya dengan cara menempelengnya. Selanjutnya, Angga Ratman dirawat di Puskesmas Kilo. Dan untuk membantu biaya perawatan Angga Ratman, Wahid pun memberikan bantuan berupa uang sebesar Rp400 ribu.
Peristiwa itu nampaknya belum juga berakhir. Angga Ratman melaporkan kasus itu secara resmi kepada Subdenpom IX/2-2 Bima. Baik oknum TNI maupun Wahid pun diperiksa oleh Penyidik setempat. Namun sebelum melaporkan kasus ini secara resmi kepada instansi tersebut, terlebih dahulu Angga Ratman divisum di RSUD Bima.
Upaya damai pun tercatat berkali-kali dilakukan oleh pihak TNI kepada pihak Angga dan keluarganya. Informasi terkini yang diperoleh Media ini melaporkan, upaya damai antar kedua belah pihak masih dilakukan.
Seiring dengan proses penanganan kasus ini, berbagai pihak menginginkan agar kedua belah pihak (pelapor dan terlapor) bisa didamaikan. Pertimbangan pentingnya, dijelaskan bahwa kedua belah pihak masih bestatus sebagai keluarga.
Sementara teka-teki dari kejadian tersebut, pun kini terjawab. Berdasarkan laporan resmi yang diterima Media ini menjelaskan, peristiwa itu diduga dipicu oleh Angga Ratman dalam kondisi mabuk arak hingga didtengarai kisruh dengan seorang biduan atas uang sawer sebesar Rp500 ribu itu.
Dan inilah Kronologis kejadiannya:
Pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 2023 pukul 16.00 sampai dengan 18.00 wita bertempat di Dusun Ncoha Desa Karamat Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu tepatnya di halaman rumah Sertu Abdul Wahid Anggota Koramil 1614-04/Kilo mengadakan Acara Khitanan anak berupa orgen tunggal.
Pukul 01.00 Wita, Angga Rtman berjoget dibawah panggung sudah mulai reseh dengan cara menarik narik biduan dengan kondisi mulut bau minuman keras jenis Arak. Setelah itu Angga Ratman mengambil kembali uang sawer Rp 500.000 yang sudah disawer atau diberikan kepada biduan penyanyi wanita, namun pihak biduan tersebut keberatan, sehingga terjadi keributan antara Angga Ratman dengan biduan maupun pemain orgen tunggal, kemudian Sertu Abdul Wahid Babinsa Desa Keramat berinisiatif mengambil kembali uang sawer tersebut ditangan biduan namun hanya di kasih Rp 400.000 dan Babinsa mengembalikan kepada Angga Ratman dan keadaan normal kembali.
Pukul 01.30 Wita, Angga Ratman kembali berulah sambil berjoget dan naik diatas panggung sambil mendekati biduan, namun kakak kandung yang bersangkutan Boy menariknya turun dari panggung dan dibawa keluar dari area joget dan dinasehati agar tidak berbuat onar. Tidak lama kemudian Angga Ratman masuk lagi di area joget kemudian ditarik lagi oleh temannya Juanda dan hal ini terjadi berulang-ulang dilakukan sementara kondisi yang bersangkutan sudah sempoyongan karena dalam keadaan mabuk berat namun tidak dihindakan sehingga Sertu Abdul Wahid berusaha menarik yang bersangkutan keluar dari area joget.
Pada hari Minggu tanggal 21 Sekitar pukul 02.05 wita, Babinsa Sertu Abdul Wahid selaku tuan rumah yang punya hajatan, naik ke atas panggung dan memberikan himbauan kepada para penonton yang hadir untuk sama-sama menjaga keamanan agar tidak berbuat keonaran dan tidak ada yang joget di atas panggung sambil mabuk-mabukan. Pukul 02.15 Wita saat Sertu Abdul Wahid ada di atas panggung tiba-tiba melihat Serda Haris menampar Angga Ratman kearah wajah bagian kanan sebanyak 2 kali dibelakang panggung atau diluar area joget, selanjutnya warga berdatangan untuk melerai kemudian membawa Serda Haris dan Angga Ratman keluar dari lokasi acara karena situasi mulai tidak kondusif. Pada saat itu Babinsa Sertu Abdul Wahid dan di damping Sertu Nurdin, Babinsa Lasi dan Kopda Daut dan Serda Haris berupaya mengamankan situasi.
Pukul 02.20 Wita, Babinsa Sertu Abdul Wahid langsung menghentikan kegiatan acara orgen tunggal tersebut. Pukul 02.25 wita korban diantar oleh pihak keluarga Dadang dan Sofian ke UPTD Puskesmas Kilo guna untuk mendapatkan perawatan intensif. Pukul 04.30 Wita, Sofian (sepupu dari Angga Ratman) mau minta biaya kepada Serda Haris tetapi Babinsa Sertu Abdul Wahid pada saat itu juga langsung memberikan sebesar Rp 400.000 untuk membantu biaya pengobatan dan diterima langsung oleh ibu kandung korban.
Pukul 06.30 Wita, Babinsa Sertu Abdul Wahid mendatangi rumah korban dan bertemu dengan ibu kandung korban dengan maksud agar bisa mediasi penyelesaian masalah namun karena tidak ada ayah kandung korban maka tidak bisa dilakukan mediasi.
Pukul 07.00 Wita, Babinsa Sertu Abdul Wahid menuju ke Puskesmas untuk menemui kembali kondisi korban dan korban menyampaikan kepada babinsa bahwa dia sudah kembali normal, bisa makan dan minum.
Pukul 11.05 Wita, korban keluar dari Puskesmas untuk kembali ke rumah sehingga Babinsa Sertu Abdul Wahid berkoordinasi dengan Babinsa Lasi Sertu Nurdin untuk mengikuti ke rumah korban untuk mediasi lagi sehingga masalah tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi korban tidak ada di rumah dan disampaikan oleh ibu korban bahwa korban sedang menuju ke Rumah Sakit Umum Dompu.
Pukul 12.00 Wita, Anggota Unit Inteldim 1614/Dompu Sertu Agus Rijal mengecek korban apakah ada di Rumah Sakit Umum Dompu, ternyata korban tidak berada di Rumah Sakit Umum Dompu ternyata itu hanya alasan untuk menghindari mediasi sebab kenyataannya korban dan keluarga menuju ke SubdePom IX/2-2 Bima.
Secara terpisah Kapolsek Kilo Polres Dompu, Ipda Eka Farman, SH membenarkan adanya kejadian dimaksud. Berdasarkan laporan yang diterimanya dari anggota di Tempat Kejadian Perkara (TKP) itu, Eka menduga bahwa kejadian bermula dari dugaan Angga Ratman mabuk dan kisruh dengan seorang biduan lantaran uang sawer.
“Hanya itu yang saya tahu. Soal berapa nilai uang sawer yang diberikan oleh Angga Ratman kepada seorang biduan orgen itu dan berapa pula yang dikembalikan oleh biduan tersebut, tentu saja saya tidak tahu. Menurut anggota saya di TKP, kejadian bermula dari dugaan bahwa saat itu Angga Ratman dalam kondisi mabuk hingga kisruh dengan seorang biduan lantaran uang sawer,” duga Eka kepada Media ini, Selasa (23/5/2023).
Pengakuan bahwa Angga Ratman diduga dalam kondisi mabuk baik pada saat
sebelum kejadian maupun disaat kejadian berlangsung juga datang dari sejumlah warga
setempat. Hal tersebut dikemukan oleh mereka melalui rekaman video. Dan rekaman
video itu juga dikirim kepada Media ini melalui WA, Selasa (23/5/2023).
Hingga berita ini ditulis, baik Dandim 1614/Dompu maupun Kasdim setempat, Mayor Inf A. Haris, SH, MH belum berhasil dikonfirmasi. Namun berdasarkan informasi terkini yang diperoleh Media ini melaporkan, upaya agar damai antar kedua belah pihak masih terus dilakukan. Dijelaskan pula, upaya damai itu dilakukan karena pertimbangan bahwa kedua belah pihak basih bersatus sebagai keluarga. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda