Ini Soal Moralitas?, Diduga Dibalik Sikap Tegas Terkuak Oknum Aktivis Minta Uang Rp30 Juta Kepada Distributor Pupuk
Dua Terduga Pemeran Minta Rp30 Juta Itu |
Visioner Berita Kabupaten Bima-Vocalis sekaligus pencipta lagu ternama di Indonesia yakni Iwan Fals misalnya, tersohor bukan hanya karena suaranya yang apik. Tetapi juga karena syair-syair lagi yang diciptakanya “sangat menyakitkan bagi siapa saja yang merasa”.
Pada syair lagu Iwan Fals berjudul “Manusia Setengah Dewa” juga tertuang kata-kalimat yang dinilai “kental dengan daya kritisnya”. Dan inilah sepenggal syair lagi tersebut, “Masalah moral, masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau”
Mungkin saja tak berlebihan jika syair lagu tersebut dianggap memiliki kemiripan dengan soal “moral” oknum aktivis yang “mulai viral” di NTB yakni Sahrul. Dalam beberapa hari terakhir ini, beranda Media Sosial (Medsos) khususnya sedang viral kasus “saruncu” (“perzinahan”) antara wanita dua anak yang juga isteri sahnya Sugiarto berinisial ZLFN dengan suami orang berinisial FRM hingga kini masih ditanganisecara serius oleh Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota.
Namun di tengah viralnya kasus “saruncu” itu, beranda Medsos khususnya di NTB juga diramaikan oleh soal kasus dugaan “minta Rp30 juta”. Masalah yang satu ini dinilai rentan dengan soal moral oknum Aktivis yakni Sahrul yang juga Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Sadar Hukum (FKMSH).
Dalam kaitan itu, Sahrul diduga meminta uang sebesar Rp30 juta kepada seorang Distributor pupuk CV Lewa Mori yang diketahui akrab disapa Bunda Nisa. Dugaan soal itu, terkuak melalui rekaman suara melalui Handphone (HP) yang kini disebut-sebut sudah beredar secara luas.
Sementara pertanyaan menarik tentang siapa yang merekam dan menyebarluaskan rekaman hasil percapakan dimaksud, pun kini terkuak. Rekaman suara bertajuk “minta Rp30 juta” itu terkuak melalui postingan akun Facebook (FB) atas nama Hantu Rimba.
Pada rekaman yang diduga suaranya Sahrul pada percakapan melalui saluran seluler (HP) tersebut, ditengarai minta uang Puluhan Juta Rupiah sebagai syarat untuk menghentikan aksi demonstrasi soal pupuk di Polda NTB. Tak hanya itu, pada rekaman suara tersebut juga terkuak dugaan janji akan mengcabut laporan soal itu di mapolda NTB jika dugaan uang yang dimintanya kepada Bunda Nisa diamini.
Catatan sejumlah Awak Media melaporkan, aksi demonstrasi tersebut pun telah dilakukan sebelumnya oleh FKMSH di Polda NTB. Berdasarkan pantauan sejumlah Awak Media melaporkan, aksi demontrasi yag terjadi sebelum minta uang Rp30 juta itu pun dinilai diwarnai oleh ketegangan antara pihak pendemo dengan Aparat Kepolisian setempat.
Masih menurut informasi yang dihimpun oleh sejumlah Awak Media, mereka bukan saja melakukan aksi demonstrasi di Mapolda NTB. Tetapi juga disebut-sebut telah melaporkan pihak CV Lewa Mori ke Mapolda NTB terkait pupuk subsidi.
Yang tak kalah menariknya, dalam kasus dugaan minta uang Rp30 juta itu tentu saja ditengarai bahwa Sahrul disinyalir tidak sendiri. Namun Sahrul mengaku, ia disinyalir meminta uang sebesar Rp30 juta itu diduga atas perintah seseorang yang selama ini cukup getol mengkritisi Polres Bima Kota-Polda NTB soal pengungkapan kasus Narkoba, sebut saja Agus Setiawawan alias Agus Agria (nama di Akun FB).
Dan menurut Sahrul, Agus Setiawan alias Agus Agria yang menyuruh serta menyarankan untuk menghubungi Bunda Eni (Distributor Pupuk) di Bima tersebut. Sahrul kemudian mengaku, permintaan uang sebesar itu mengatasnamakan Lembaga yang dipimpinnya (FKMSH). Dan pada saat melakukan percakapan via HP itu dirinya sedang bersama dengan 6 Anggota FKMSH. Dan lembaga ini pulalah yang melaporkan secara resmi CV Lewa Mori di Mapolda NTB.
Pertanyaan apakah permintaan tersebut telah diamini atau sebaliknya oleh Bunda Nisa, pun terkuak. Maksudnya, Bunda Eni tidak langsung mengamininya karena terlebih dahulu harus membicarakanya dengan suaminya.
Berdasarkan pantauan sejumlah pihak di beranda Medsos, salah satu yang paling getol dan tegas memposting soal aksi demonstrasi dan laporan terkait CV Lewa Mori terkait pupuk subsidi di Mapolda NTB adalah akun FB milik Agus Agria. Postingan yang bersangkutan melalui akun FB pribadinya itu pun terlihat ditanggapi secara beragam oleh sejumlah Nitizen.
Celakanya, dibalik hal itu diduga terselip soal “moral” yang ditengarai dikemas secara rapi melalui aksi demonstrasi dan narasi tegas yang dipostingnya di alam maya (Medsos). Pasalnya, dugaan tersebut terkuak melalui rekaman suara yang sudah beredar luas dan kini dinilai telah jadi buah bibir publik.
Selain rekaman suara yang diduga minta uang Rp30 juta tersebut, beranda Medsos sebelumnya juga beredar luas resi pengiriman sejumlah uang dari terduga bandar Narkoba kepada rekening pribadi milik oknum berinisial AS alias AA. Namun hal tersebut dibantahnya secara keras melalui postingan pada Akun FB yang bersangkutan. Dan ditegaskanya bahwa bukti resi pengiriman sejumlah uang dari terduga bandar Narkoba jenis sabu tersebut adalah dibuat-buat dan bisa dibuat di mana saja.
Lantas masihkah publik percaya soal sikap tegas dan atau ketegasan palsu melalui narasi postingan di alam maya (Medsos) terkait dugaan penyimpangan para oknum?, “ENTAHLAH !!!. Namun tak jarang ditemukan adanya pola “ganas di awal, melempem di tengah dan tak jelas pula endingnya”.
Sementara menurut catatan kritis sejumlah orang, hingga kini masih ada saja oknum-oknum yang diduga membarter kasus dengan uang. Imbasnya, sikap dan ketegasan diawal namun dinilai tidak berbanding lurus dengan diakhirnya. “Ini soal moral, Bung. Jangan ditiru,” sentil sejumlah orang tersebut. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda