Dituduh Mengeluarkan Beberapa Guru Honorer Secara Sepihak, Kepsek SMPN 1 Donggo Angkat Bicara
Kepala Sekolah SMPN 1 Donggo. |
Visioner Berita Kabupaten Bima-Dituduh lantaran mengeluarkan beberapa guru honorer secara sepihak, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Donggo Syamroni S.Pdi angkat bicara.
Kamis (14/7/2022) sekitar pukul 19.00 Wita, saat diwawancara langsung media ini melalui via seluler, Kepsek SMPN 1 Donggo, Syamroni S.Pdi membantah secara tegas terkait adanya tuduhan dikeluarkannya beberapa guru honorer secara sepihak, seperti yang diungkapkan Rita, S.Pd.
Syamroni menegaskan, persoalan internal sekolah (SMPN 1 Donggo,red) terkait tuduhan dikeluarkannya beberapa guru honorer, tidak ada kaitannya dengan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) O'O kecamatan Donggo beberapa hari lalu.
"Terkait informasi bahwa saya yang mengeluarkan beberapa guru honorer di SMPN 1 Donggo secara sepihak, itu tidak benar. Persoalan internal sekolah tidak ada kaitannya dengan Pilkades O'O," tegas Syamroni.
Faktanya lanjut Syamroni, laporan bulanan guru ada di sekolah, dan semuanya masih aktif. Hanya saja mengingat persoalan kelas dan siswa yang kurang, maksudnya dari 3 kelas sebanyak 78 Siswa sudah ujian, sedangkan siswa baru yang masuk 37 otomatis 2 kelas, jadi kurang 1 kelas. Jadi itu alasan beberapa guru honorer diistrahatkan dari jam tatap muka, bukan dikeluarkan dari sekolah karena dapodik dan laporan bulanan mereka tetap ada sampai sekarang. Beberapa guru yang diistrahatkan itu 7 bulan tidak masuk sama sekali.
"Terkait tuduhan ini, sebenarnya sekolah mengutamakan untuk proses pembelajaran tatap muka dan yang diharuskan yakni PNS, P3K, TPU dan guru GTT senior yang aktif. Sedangkan yang diistrahatkan yakni guru-guru honorer mata pelajaran yang kelebihan seperti bidang studi Agama, IPS, Matematika, PKN, PJOK, Pra Karya dan lainnya. Contohnya mata pelajaran IPA yang jumlah gurunya ada 8 orang, sedangkan kelas hanya 6 Rombel. Hal inilah yang menjadi kebijakan dengan mengutamakan PNS, P3K, TPU dan GTT senior yang aktif untuk mengajar secara tatap muka," ungkapnya.
"Jadi tidak benar bahwa beberapa guru honorer dikeluarkan, apalagi tanpa melakukan rapat dengan bapak dan ibu dewan guru seperti yang dikatakan Rita," imbuhnya.
Sementara fakta lainnya, beberapa guru honorer yang dimaksud juga ada yang selama tujuh bulan, tidak seharipun masuk (mengajar). Selain itu ada juga beberapa guru honorer yang lainnya kadang malas dan jarang hadir di sekolah.
"Karena malasnya guru honorer yang dimaksud bahkan siswa sendiri yang meminta untuk diganti," katanya.
Lanjutnya, bisa dicek diabsen bulanan rutin tiap bulan, ada beberapa guru honorer yang tidak pernah hadir sekolah. Tapi pihak sekolah memberikan pertimbangan dengan mempertahankan mereka dalam dapodik.
"Sekali lagi, saya selaku Kepala Sekolah tidak pernah mengeluarkan beberap guru honorer yang dimaksud, apalagi secara sepihak. Mereka masih aktif secara administrasi, hanya saja untuk jam tatap muka dikosongkan karena kelas dan siswa kurang, jadi yang diutamakan yakni guru yang PNS, P3K, TPU dan GTT senior yang aktif alias rajin," tandasnya.
Selai itu Syamroni menegaskan, pihaknya tidak mungkin mengeluarkan beberapa guru honorer secara sepihak yang telah mengabdi di SMPN 1 Donggo selama puluhan tahun.
"Sekali lagi, nformasi soal itu sama sekali tidak benar," pungkasnya. (FAHRIZ)
Tulis Komentar Anda