HML Hadiri Pelatihan RPBK/RPBD, Bahas Mitigasi dan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
Pelatihan RPBK/RPBD di Kelurahan Rontu Kota Bima. |
Visioner Berita Kota Bima-Sinegritas antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dengan LPD2R, Senin (6/6/2022), Wali Kota Bima, H. Muhammad Lutfi,SE (HML) menghadiri pelatihan Relawan Penanggulangan Bencana dan Kelurahan/Desa (RPBK/RPBD) di Kelurahan Rontu Kota Bima NTB. Pada moment tersebut, orang nomor 1 di Kota Bima ini membahas tentang mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Pantauan wartawan, kegiatan
yang melibatkan 150 orang dari tiap-tiap Kelurahan di Kota Bima ini, turut
dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota setempat, Syamsuri, Kepala BPBD, Hj. Jaenab,
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, H. Alwi Yasin, Camat Raba, H.
Ahmad dan Lurah Rontu, Amiruddin.
Wali Kota Bima, H. Muhammad
Lutfi,SE mengungkapkan, untuk menyelesaikan secara tuntas bencana di daerah
ini, tentunya harus dengan kerjasama Pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini,
perwakilan masyarakat adalah para relawan.
bagaimana daerah bisa
menyelesaikan secara tuntas kebencanaan di daerahnya, tentunya dengan adanya
kerjasama Pemerintah dengan masyarakat, maksudnya yang dimana disini perwakilan
masyarakat adalah para relawan.
“Bagi siapa saja yang
terpanggil untuk merelakan dirinya kepada masyarakat. Jangan hanya pada saat
bencana, namun bagaimana pencegahan agar bencana tersebut tidak terjadi,”
terang politisi Partai Golkar ini.
Dijelaskannya, pada
sisi lain soal penerapan aturan ke lapisan masyarakat kecil mengenai kegiatan
yang dilarang yang berpotensi menyebabkan bencana.
“10 tahun lalu di Kota Bima terdapat 200 lebih mata air, namun
saat ini tersisa sekitar 25 mata air,” sesalnya.
Mulai dari sekarang,
jelasnya, dengan menggerakkan dan mengedukasi masyarakat, merupakan salah satu
tugas dan tanggungjawab bersama relawan, untuk mengajak masyarakat bertindak
mencegah potensi bencana. Salah satunya, normalisasi sungai Padolo dan Melayu
dan penataan drainase yang di prakarsai oleh Bank Dunia.
“Perubahan butuh waktu,
tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi merubah pola pikir masyarakat.
Itulah mengapa mengambil anak-anak muda untuk menjadi relawan, karena merupakan
tunas muda yang akan mewarisi perubahan dan kemajuan zaman,” ungkapnya.
Selain itu HML
menambahkan, TSBK tidak hanya relawan saat bencana datang. Tapi juga relawan
kemanusiaan yang membawa suatu perubahan terhadap perubahan iklim di Kota Bima
yang semakin membaik.
“Harus banyak belajar dan
di maknai dengan benar-benar agar menambah wawasan,” pintanya.
Sementara itu, Kepala
BPBD Kota Bima, Hj. Jaenab mengatakan, kegiatan penanggulangan bencana sudah
pasti sangat membantu. Patut disyukuri bahwa ada 7 Kelurahan yang mendapatkan
pemantapan dan pelatihan.
“Dari 41 Kelurahan baru
35 terbentuk TSBK. Mudah-mudahan kedepannya secara merata dapat menuntaskan dan
menghadirkan relawannya. Bagaimana membantu masyarakat menanggulangi bencana,”
terangnya.
Diharapkannya, setiap Kelurahan
bisa memanfaatkan dengan maksimal tenaga para relawan. Peran dan dukungan
anggaran di Kelurahan bisa didukung untuk menigkatkan peran TSBK.
“Dengan adanya kegaiatan
ini diharapkan kita memiliki peta mitigasi sehingga Kelurahan tangguh bisa kita
wujudkan dan kita terapkan ketika bencana terjadi, dan masyarakat sudah tahu
kemana harus mengevakuasi diri dan menyelamatkan diri,” pungkasnya. (FAHRIZ)
Tulis Komentar Anda