BP2MI Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri, Ini Pesan Penting Bagi PMI di Kota dan Kabupaten Bima
Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri Bagi PMI Kota dan Kabupaten Bima di Gedung Seni dan Budaya Kota Bima. |
Visioner Berita Kota Bima-Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kamis (19/5/2022) melaksanakan sosialisasi peluang kerja keluar negeri bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) Kota dan Kabupaten Bima.
Acara yang melibatkan 400 peserta di Gedung Seni dan Budaya Kota Bima, dihadiri Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Drs. Lasro Simbolon, MA. Hadir pula, Direktur Perlindungan dan Pemberdayaan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Brigjend Pol. Adeni Muhan Daeng Pabali, Sukarman, S.Si, M.Sc, M.Ec. Dev selaku Direktur Sistem dan Strategi penempatan dan Perlindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah., Seriulina Br. Tarigan, SE Direktur Perlindungan dan Pemberdayaan Kawasan Amerika dan Pasifik, Dyah Rezekiningrum, MM Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Ketua Angkatan Muda Bima Indonesia (AMBI) Yusril.
Selain itu, hadir pula Anggota DPR RI Fraksi PAN H. Muhammad Syafrudin, ST, MM, Wakil Ketua DPD RI Evi Apita Maya, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE, Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer, Kapolres Bima Kota AKBP Henry Novika Chandra, S.IK.
Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada BP2MI yang menggelar sosialisasi peluang kerja luar negeri.
"Ini acara yang luar biasa, agar masyarakat paham tentang peran BP2MI," terangnya.
Walikota Bima mengharapkan melalui sosialisasi ini tidak ada lagi tenaga migran yang berangkat ke luar negeri secara ilegal.
"Keberadaan BP2MI tentunya akan memberikan pemahaman kepada pekerja migran untuk mencari perusahaan resmi," ungkapnya.
Moment Foto Bersama Antara Anggota DPR RI Komisi IV, Wakil Ketua DPD RI Komite III, Walikota Bima, Bupati Bima, Wakil Bupati Bima, BP2MI dan Kapolres Bima Kota. |
Sementara itu, Wakil Ketua DPD RI Komite III Evi Apita Maya dalam sambutannya, mengingatkan bahwa masyarakat perlu mengetahui perbedaan dari PMI prosedural dan non-prosedural. Ia mengimbau untuk meninggalkan pola pikir lama yang menganggap bahwa PMI adalah pekerjaan rendah.
Selain itu, lanjut Evi, ada pula asumsi di masyarakat bahwa bekerja di luar negeri adalah pilihan yang kurang tepat.
“PMI adalah pekerjaan terhormat. Setiap tahunnya, PMI menyumbangkan devisa sekitar ratusan triliun bagi negara ini. Itu sumbangan devisa terbesar kedua, setelah sektor migas. Oleh karena itu, kita perlu menempatkan PMI sebagai warga negara VVIP (very very important person) dengan perlakuan hormat negara dalam bentuk pelayanan dan pelindungan,” tandas Evi.
Secara terpisah, Anggota DPR RI Komisi IV Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, H. Muhammad Syafrudin, ST, MM berpesan kepada pekerja migran, silahkan saja berangkat untuk mencari pekerjaan ke luar negeri dengan gaji yang memadai, sehingga gaji tersebut bisa dimanfaatkan untuk modal usaha dan sebagainya. Dan nanti kembalinya ke keluarga juga memberikan manfaat bagi keluarga yang selama ini ditinggalkan.
Pemerintah harus memikirkan gajinya di luar negeri. Khusus pekerja migran mereka sebagai pahlawan devisa yang selayaknya mendapat penghormatan dari negara.
“Pekerja migran adalah pahlawan devisa yang sudah selayaknya mendapat kehormatan dari negara,” ujar HMS dalam sambutan.
400 Peserta Ikut Serta Dalam Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri. |
Deputy penempatan dan pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik, Drs. Lasro Simbolon, MA Mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat mencari informasi peluang kerja ke luar negeri agar terhindar dari sindikat penempatan ilegal PMI. Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), lanjut Lasro dapat mengunjungi Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2MI yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendapatkan berbagai informasi peluang kerja dengan mudah.
Lasro juga menyebut, sosialisasi ini dilakukan untuk meraih peluang kerja ke luar negeri serta memberikan edukasi tentang pentingnya menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) prosedural.
Lasro mengingatkan, bahwa masyarakat perlu mengetahui perbedaan dari PMI prosedural dan non-prosedural. Dia mengimbau untuk meninggalkan pola pikir lama yang menganggap bahwa PMI adalah pekerjaan rendah.
Selain itu, lanjutnya, ada pula asumsi di masyarakat bahwa bekerja di luar negeri adalah pilihan yang kurang tepat. “PMI adalah pekerjaan terhormat. Setiap tahunnya, PMI menyumbangkan devisa sekitar Rp 159,6 triliun bagi negara ini," pungkasnya.
Diakhir acara BP2MI bekerjasama dengan AMBI memberikan bantuan sembako kepada semua peserta. (FAHRIZ)
Tulis Komentar Anda