Ayo Datang Mandi di Lawata, Airnya Sudah Tidak Keruh dan Tidak Dirasakan Gatal Lagi
Moment Uji Fisik Mandi di Pantai Lawata, Sabtu (14/5/2022)
Visioner Berita Kota Bima-Jika sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Pariwisata dan Olah Raga (Disparpora) setempat melarang keras kepada masyarakat secara luas untuk mandi di pantai Lawata yang dipicu oleh perubahan air laut berwarna cokelat, namun kini larangan tersebut sudah dicabut. Lebih jelasnya, pihak Pemkot Bima kita telah memperbolehan siapapun untuk datang mandi di pantai Lawata.
“Ayo semuanya,dipersilahkan datang mandi di pantai Lawata. Kini airnya sudah jernih, tidak berlumut dan tidak dirasakan gatal-gatalnya. Sebab, kami sudah melakukan uji coba mandi di pantai Lawata pada Sabtu pagi (14/5/2022),” jelas Kadisparpora Kota Bima, Muhammad Natsir kepada Media Online www.visionerbima.com, Sabtu (14/5/2022).
Pihak-pihak yang melakukan uji coba mandi di pantai Lawata pada Sabtu pagi itu yakni Ketua Badan Musyawarah Masyarakat Bima (BMMB) Jakarta, H. Syarif Hidayatullah, SH, MH, Ketua Angkatan Muda Bima Indonesia (AMBI), Yusril, Feri selaku Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPAR) Bima, sejumlah anak-anak yang dihadirkan di Pantai Lawata dan lainy, tak terecuali pengamat Lingkungan pada STT Bima yakni Abdul Haris Dinata.
“Silahkan datang mandi di pantai Lawata. Sebab, kini sudah tidak ada masalah lagi. Kami sangat senang mandi di Pantai Lawata, airnya sudah jernih dan kondisinya sekarang sudah sangat aman. Sekitar satu jam lebih kami mandi di pantai Lawata tadi. Sekali lagi, Alhamdulillah kini kondisinya sudah sangat aman,” terang Ketua BMMB Jakarta didampingi Ketua AMBI Jakarta tersebut.
Keduanya kemudian, pantai Lawata merupakan salah satu destinasi wisata mungil yang merupakan salah satu andalan masyarakat Kota Bima. Lawata kini diakuinya sudah sangat maju dan berkembang di tangan Walikota Bima, Muhammad Lutfi, SE. Namun demikian, ke depan Lawata harus disentuh agar lebih maju dan berkembang.
“Itu semua demi Pemerintah dan masyarakat Kota Bima. Kalau Lawata maju dan berkembang, tentu saja masyarakat sangat senang dan kontribusinya bagi PAD juga sangat jelas. Namun di sisi lain, soal kenyaman dan keamanan Lawata merupakan tanggungjawab kita bersama,” harap Ketua BMMB Jakarta dan Ketua AMBI Jakarta tersebut.
Liputan langsung Media ini pada Sabtu pagi itu, usai melaksanakan kegiatan uji coba mandi di Lawata-rombongan langsung membilas dengan air bersih di salah satu tempat di pantai Lawata. Selanjutnya, rombongan BMMB dan AMBI tersebut meninggalkan Lawata. Rencananya, sore ini (14/5/2022) para pihak tersebut akan bersama Walikota Bima mengunjungi korban bencana kebakaran di Kelurahan Nitu Kecamatan Rasanae Timur-Kota Bima.
Pada moment tersebut (mengunjungi korban kebakaran) di Nitu, Syarif Hidayatullah akan hadir sebagai Ketua Umum (Ketum) Alumni SMPP yang telah berubah nama menjadi SMAN 2 Kota Bima.
“Rencananya, kami akan mengunjungi korban kebakaran di Nitu bersama Walikota Bima pada sore ini. Kalau bisa, Media Online Visioner juga ikut ke sana ya,” harap Dae Syarif.
Moment Ketua BMMB Jakarta, H. Syarif Hidayatullah, SH, MH (Kiri) dan Ketua AMBI Jakarta, Yusril (Kanan) Sebelum Uji Fisik Mandi di Lawata, Sabtu Pagi (14/5/2022) |
Kembali ke soal Lawata, Kabid Pemasaran pada Diparpora Kota Bima yakni Buana Eka Putra membenarkan bahwa kondisi perairan (laut) di Pantai Lawata khususnya dan pada umumnya di kawasan teluk Bima kini sudah kembali normal.
“Alhamdulillah perubahanya sangat drastis. Kini papan larangan mandi di Lawata sudah dicabut secara resmi. Untuk itu, kepada masyarakat luas kini diperbolehkan datang mandi di Lawata. Pokoknya, kondisi airnya sudah kembali normal seperti sediakala,” terang Buana.
Buana kemudian memastikan bahwa kehidupan bawah laut di teluk Bima, khususnya di pantai Lawata kini sudah sangat bagus. Maksudnya, kondisi bawah laut yang sebelumnya gelap gulitas alias tak ada kehidupan namun kini sudah kembali terang.
“Biota laut seperti ikan dan lainya yang tadinya tidak terlihat, kini sudah kembali hadir di Lawata, Alhamdulillah. Hal itu dibuktikan melalui beberapa kali kami melakukan penyelaman pada beberapa hari terakhir ini,” tandas Buana.
Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh pengamat Lingkungan pada STT Bima yakni Abdul Haris Dinata. Haris menandaskan, terhentinya aktivitas mandi bagi masyarakat di pantai Lawata terhitung sejak tanggal 14 Mei 2022 hingga tanggal 27 Mei 2022.
“Masalah tersebut sangat berdampak kepada perputaran roda ekonomi, khususnya di destinasi pantai Lawata. Oleh karena ini, kini perputaran roda ekonomi tersebut harus dipulihkan kembali. Salah satunya yakni dengan cara mengajak masyarakat secara luas untuk datang dan mandi di pantai Lawata,” harap Haris.
Haris kembali menjelaskan, uji fisik tentang telah kembali normalnya air laut di Lawata sudah dilakukan oleh pihaknya pada Sabtu pagi (14/5/2022). Hasilnya diakuinya sudah tidak lagi ditemukan air yang keruh, dan tidak dirasakan apapun termasuk gatal-gatal setelah pihaknya melaksanakan kegiatan uji coba mandi di pantai Lawata.
“Sekali lagi, kepada masyarakat secara luas silahkan datang mandi di Lawata sekarang. Airnya sudah kembali jernih lagi, tidak lagi berlumut, tidak lagi ditemukan gumpalan berwarna cokelat seperti sebelumnya. Dan setelah mandi tadi, kami tidak merasakan gatal-gatal, Alhamdulillah,” pungkas Haris.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. Kondisi perairan di Lawata dan pada umumnya di kawasan teluk Bima, kini diakuinya sudah sangat noirmal seperti sediakala. Biota laut yang sebelumnya tidak terlihat di Lawata, kini diakuinya telah kembali di kawasan pula.
Hal itu dibuktikan melalui ditemukan adanya masyarakat yang datang memanah ikan di Lawata pada Jum’at malam (13/5/2022). Hasil yang diperoleh oleh pemanah tersebut, dijelaskanya juga banyak.
“Ini membuktikan bahwa sudah kembali ada kehidupan di Pantai Lawata khususnya, dan umumnya di kawasan teluk Bima. Kondisi perairan yang sudah sangat jernih di Lawata, menjadi salah satu acuan bagi masyaraat untuk datang mandi di pantai Lawata ini. Sekali lagi, dipersilahkan kepada masyarakat datang berkunjung dan mandi di pantai Lawata,” papar Lutfi.
Gumpalan berwarna cokelat yang sebelumnya terjadi di kawasan teluk Bima, diakuinya tidak berdampak di pantai Kolo dan sekitarnya di wilayah Kecamatan Asakota-Kota Bima. Olerh karena itu, sejak saat itu hingga saat ini tidak ada masalah dengan di pantai Kolo.
“Kunjungan masyarakat di pantai Kolo kian meningkat sampai dengan hari ini. Dan tidak ada masalah bagi masyarakat untuk mandi di pantai Kolo dan sekitarnya,” pungkas Lutfi. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda