Dikeluhkan Semrawut, Komisi II DPRD Kota Bima Turun Tangan Cek Kondisi Pasar dan Serap Aspirasi Pedagang
Ketua Komisi II DPRD Kota Bima Saat Tinjau Kondisi Pasar Raya Amahami. |
Visioner Berita Kota Bima-Lantaran dikeluhkannya semrawut kondisi pasar raya Amahami, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Bima, Taufik H. AK, turun langsung meninjau kondisi pasar tersebut, Selasa (29/3/2022).
Saat peninjauan pasar raya Amahami itu, Duta PPP turut didampingi Setwan, H Muhidin dan Kepala UPT Sarana Distribusi Koperindag, Sariman.
Setibanya di lokasi, Taufik langsung berkeliling memantau kondisi Pasar Amahami. Kemudian menyerap aspirasi pedagang untuk ditindaklanjuti. Diantaranya soal drainase kemudian juga ada sebagian pedagang tak menempati los telah disediakan, malah menggelar dagangan di lorong tempat pengunjung jalan.
Bahkan temuan komisi II, adanya sejumlah pemilik kios yang sengaja menutup drainase untuk dijadikan tempat menggelar dagangannya.
Selain itu ditemukan salah satu Los pasar tak ditempati pedagang, alasannya tak ada kanopi dan desain atap pasar salah sehingga percikan air hujan masuk kedalam los pasar.
Usai meninjau dan menyerap aspirasi pedagang, Taufik H AK mengatakan, peninjauan dilakukan setelah sebelumnya mendapatkan laporan dari Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APSI) Kota Bima.
Ternyata banyak keinginan pelaku pasar dan beragam problem ditemukan, padahal pemerintah sudah menggelontorkan anggaran sangat besar untuk membangun pasar.
Namun setelah ditelusuri, ternyata ada pemilik kios meminta dipasangi kanopi agar tidak kehujanan dan kepanasan, kemudian setelah dipasang kanopi, justru dijadikan tempat menggelar dagangannya.
"Pedagang juga harus saling membantu dengan pemerintah terutama UPT. Karena tidak semua harus dipenuhi keinginan pelaku pasar," terangnya.
Yang kedua sambung Taufik, hasil peninjauan ini akan disampaikan ke pemerintah, terutama harapan pedagang yang meminta beberapa Los Pasar yang belum dipasang kanopi, agar bisa segera dipasang.
Dirinyapun berharap APSI harus bermitra dengan pemerintah, lebih khusus UPT. Karena jika ingin melaksanakan kegiatan di pasar, harus berkoordinasi dengan UPT.
Sementara itu, Kepala UPT Sarana Distribusi Dinas Koperindag Sariman menjelaskan, Pasar Amahami memang kondisi bangunan tidak tepat. Karena posisi terlalu banyak perubahan Los, sehingga tidak bisa mengatur tata cara berjualan.
"Bisa diatur, tapi dengan pendekatan-pendekatan yang persuasif," ungkapnya.
Penataan Los selama ini, Los A untuk bahan sembako dan rempah-rempah, Los B sayur mayur, Los C ikan basah dan kering, Los D untuk pedaging. Kemudian kuliner dan pakaian sudah tertata dengan baik.
"Hanya saja yang sulit diatur itu Los ikan sama sayuran-sayuran. Ini yang terus menjadi atensi kami. Tapi demikian, begitu sulitnya mengatur dinamika pasar," ungkapnya.
Menurut Sariman, setiap pekan selalu dilakukan penertiban. Pun setiap hari Jum'at disemprot untuk dibersihkan Los Ikan untuk menghindari penyakit.
"Pada intinya, kami di UPT akan terus mengaturnya agar tertib dan memberikan kenyamanan untuk pelaku pasar dan pembeli," tambahnya.
Lanjutnya, masalah drainase memang sulit dilakukan pembersihan, karena memang pemilik kios menjadikan tempat menggelar dagangannya dan ini akan dilakukan pendekatan untuk ditertibkan. (FAHRIZ)
Tulis Komentar Anda