Kajari Bima Dua Kali Swab Antigen Negatif Covid-19, Hanya Ibadah dan Semangat Membuatnya Pulih
Kajari Raba-Bima, Suroto, SH, MH
Visioner Berita Kota Bima-Sekitar tiga minggi lalu Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Raba-Bima, Suroto, SH, MH dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan swab antigen. Karena hal itu, orang nomor satu di kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba-Bima ini harus berada di dalam kamar sendirian dengan status Isolasi Mandiri (Isoma).
Kini Suroto yang sesaat lagi akan menjabat sebagai Kajari Kabupaten Maros-Sulsel ini, dinyatakan telah pulih. Pasalnya, dua kali swab antigen dilakukan oleh Tim Medis menjelaskan ia negatif Covid-19. Namun hasil dari PCRnya belum keluar sampai sekarang.
Tetapi ia berharap agar PCRnya dinyatakan negatif Covid-19. “Alhamdulllah saya sudah dua kjali melakukan swab antigen dan hasilnya negatif. Saya berharap agar hasil PCRnya juga dinyatakan negatif Covid-19,” harap Kajari Raba-Bima, Suroto, SH, MH kepada sejumlah Awak Media di ruang kerjanya, Senin (19/7/2021).
Berada di dalam kamar di rumah dinasnya selama 14 hari itu, diakuinya benar-benar merasakan kesedihan teramat dalam. Beragam makanan dan minuman, diakuinya terasa pahit. Tetapi, ia mengakui harus memaksa diri untuk makan dan minum untuk keperluan konsumsi obat-obatan sesuai anjuran Tim Medis.
“Hanya dengan intensitas ibadah dan semangat yang mendorong saya untuk benar-benar pulih sampai dengan sekarang ini. Selama 14 hari melaksanakan Isoma, saya selalu menjaga air wudhu, intensitas ibadah dan mengaji tak pernah alpa. Dan selama 14 hari itu pula, semangat saya untuk pulih tak pernah kendor,” tandasnya.
Yang dirasakanya selama 14 hari di dalam ruangan Isoma itu, Suroto mengaku jarang bisa tidur. Dalam tidurnyapun yang dirasakan selain gelisah juga acap kali mimpi buruk.
“Saya baru bisa tidur pada setiap harinya yakni setelah melaksanakan Sholat dan Mengaji. Dengan Sholat dan Mengaji, Alhamdulillah semangat saya untuk pulih semakin tinggi. Kendati dalam kondisi sakit (dinyatakan positif Covid-19), kita tidak boleh lupa Mengaji dan Sholat,” terang sosok Kajari yang dikenal jarang bicara tetapi taat dalam beribadah ini.
Di tengah kondisi cuaca yang tak menentu dan kadang buruk iniu, diakuinya bahwa segala sesuatu bisa saja terjadi pada diri setiap orang. Misalnya batuk, pilek, demam dan lainya. Untuk itu, ia menghimbau agar setiap orang harus segera memeriksa kesehatanya kepada Tim Medis.
“Jika swab antigen menjelaskan bahwa anda positif Covid-19 maka segeralah Isoba agar penyakitnya tidak menular kepada orang lain. Covid-19 bukanlah aib bagi setiap penderitanya, tetapi korban yang harus sadar untuk Isoma. Dan anda harus berani jujur, segera mendatangi Tim Medis terdekat jika merasakan seperti apa yang saya rasakan sebelumnya. Dan dengan itu pula, berarti kita telah menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain,” imbuhnya.
Suroto kembali mengulas, selama didera oleh Covid-19 maka yang dikedepankan olehnya adalah menghilangkan pikiran buruk, semangat untuk sembuh harus tinggi dan terus berpikir positif.
“Jika kita selalu berpikir buruk, berpikir tentang dampak buruk dari Covid-19 dan bertanya-tanya kapan sembuh maka kondisi kita justeru semakin parah. Kalau kita mikirnya sakit terus tentu saja kondisi akan semakin fisik semakin parah,” bebernya.
Dalam hidupnya, Covid-19 merupakan hal paling buruk yang dirasakanya. Makan-minum tak ada yang dirasakan enak (semuanya terasa pahit), hidup sendirian di kamar, dan memikirkan bagaimana kondisi psikologis anak-istri danb bahkan keluarga.
“Namun di balik itu semua, saya selalu memberikan keyakinan kepada mereka bahwa saya masih sangat baik-baik saja. Sebaliknya, justeru akan berdampak buruk kepada psikologis istri, anak dan keluarga,” tuturnya.
Selama 14 harus di dalam ruang Isoma, pada setiap sebelum Adzan Subuh ia wajib memaksakan diri untuk bangun. Tujuanya untuk Mengaji dan kemudian melaksanakan Ibadah Sholat Subuh. Ketia matahari mulai terbit, ia mengaku harus keluar dari kamar untuk berjemur diri dan berolah raga dalam waktu lebih dari dua puluh menit lamanya.
“Setelah Sholat Subuh, saya harus rajin berjemur dan berolah raga. Setelah itu, saya benar-benar merasakan kondisi bada sangat ringan, dan jiwa sayapun semakin kuat. Dalam do’a, berolah raga dan berjemur diri maka di dalam pikiran saya hanya ada semangat tinggi untuk tetap sembuh. Dan Alhamdulillah kini saya sudah sembuh, Tim Medis juga menyatakan bahwa saya sudah sembuh dari Covid-19,” terangnya.
Setelah dinyatakan negatif dari Covid-19, Senin (19/7/2021) Kajari Raba-Bima ini sudah mulai masuk Kantor, menjalani aktivitas sebagaimana biasanya. Kini kondisi kesehatanya benar-benar terlihat sangat normal seperti sediakala. Beragam makan dan minuman, kini dirasakanya sudah serba enak.
“Namun Tim Medis masih menuarankan agar saya tetap menaati Prokes, mengkonsumsi multivitasmi, menjaga jarak,intens dalam berolah raga, suci tangan baik sebelum maupun sesudah beraktivtas, menjaga jarak, selalu menggunakan masker dan lainya. Terimakasih kepada semua pihak termasuk rekan-rekan Wartawan yang telah mendoakan sehingga saya bisa sembuh seperti sekarang ini,” ucapnya.
Kini Suroto tak lagi sendiri di rumah dinasnya. Tetapi ditemani oleh istri dan anaknya. Anak dan istrinya tiba di Bima dari luar Kota yani tiga hari lalu. Maka kerinduanya kepada anak dan istrinyapun kini sudah terobati.
“Alhamdulillah anak dan istri saya sudah ada di Bima sekarang. Artinya, saya sudah tidak sendiri lagi. Kendati kondisi saya sudah dinyatakan negatif dari Covid-19, namun Tim Medis menyarankan agar menjaga jarak dalam waktu beberapa saat dengan anak dan istri,” pungkas Kajari Raba-Bima yang dikenal hobi berolah raga ini. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda