Oknum Pegawai Kontrak di Pemkot Diduga Catut Nama Walikota Bima Untuk Mengambil Uang Kepada G
Juga Diduga Catut Nama Seorang Kabid Untuk Mengambil Uang W dan F Senilai Puluhan Juta Rupiah
ILUSTRASI, dok.foto:google.com |
Visioner
Berita Kota Bima-AR adalah berstatus sebagai pegawai kontrak pada salah satu
instansi di Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Diduga ia mengambil uang kepada
salah seorang ASN berinisial G (Sat Pol PP) senilai Rp11 juta dengan janji akan menaikan
statusnya dari staf biasa menjadi Kepala Seksi (Kasis) pada instansi dimaksud.
Celakanya, G kepada Visioner menjelaskan bahwa AR mengambil uang kepadanya lebih dari satu kali. Angka per sekali pengambilan bervariatif mulai dari Rp2 juta hingga Rp4 juta sehingga total yang diambil oleh AR sebesar Rp11 juta.
“Semula saya dihubungi oleh seorang ASN berinisial AD yang menjelaskan bahwa AR akan bisa menaikan status saya dari staf menjadi Kasi. Selanjutnya, saya bertemu dengan AR. Dalam kaitan itu, AR mencatut nama Walikota Bima dan berjanji akan menaikan status saya dari staf biasa menjadi Kasi sehingga saya menyerahkan uang kepadanya,” ungkap G kepada media online www.visionerbima.com melalui saluran selulernya, Selasa (22/6/2021).
Peristiwa itu kata G, berlangsung pada Maret 2021. Namun setelah ditunggu-tunggu, ternyata janji itu bohong besar. Karena tak sabar menunggu, akhirnya pada Senin malam (21/6/2021), G mendatangi kediaman Walikota Bima untuk mengkroscek kebenarannya.
“Pada moment tersebut, Walikota Bima menegaskan tidak pernah menyuruh AR untuk mengambil uang kepada saya dengan janji-janji dimaksud. Sekali lagi, Walikota Bima bersumpah demi Allah dan demi Rasulullah tidak pernah memerintah AR untuk melakukan hal itu,” ungkap G.
Pada moment itu pula, G mengaku menghubungi AR melalui saluran selulernya. Dan pembicaraan keduanya melalui saluran seluler itu juga didengar oleh Walikota Bima dan istrinya, Hj. Ellya Alwaini.
“Melalui saluran seluler itu pula, AR memberikan keterangan yang tidak jelas. Dan Walikota Bima beserta istrinya pun mendengarnya secara langsung pernyataan AR melalui saluran seluler itu,” beber G.
Setelah mengetahui bahwa AR berbohong, G menegaskan agar AR segera mengembalikan uangnya. Dan kepadanya, AR berjanji akan menyerahkan uang senilai Rp9 juta pada Jum’at besok (25/6/2021).
“Ia berjanji akan mengembalikan uang saya sebesar Rp9 juta terlebih dahulu, sisanya akan diserahkan belakangan. Uang itu katanya dipinjamnya dari salah seorang Lurah di Kota Bima. Intinya, ia telah berbohong kepada saya. Dan mencatut nama Walikota Bima untuk mengambil uang kepada saya dengan janji menaikan status saya dari staf biasanya menjadi Kasi,” papar G.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media online www.visionerbima.com mengungkap adanya sejumlah orang yang diduga ditipu oleh AR dengan cara mencatut nama salah seorang Kabid salah satu instansi di Kota Kota Bima. Salah seorang ASN berinisial W (Kesbangpol Kota Bima) diduga diambil uangnya sebesar Rp10 juta oleh AR dengan janji akan memberikan paket proyek pembangunan fisik.
Dugaan modus operandi yang sama juga dilakukan oleh AR kepada salah seorang ASN pada intsnasi lain di Kota Bima berinisial F (Kantor BKKBN Kota Bima). Diduga uang F telah diambil oleh AR sebesar Rp40 juta dengan janji akan memberikan paket proyek pembangunan fisik.
Masih menurut informasi yang dihimpun media online www.visionerbima.com, tak sabar menunggu janji AR tersebut akhirnya W dan F mendatangi instansi dimana AR bekerja. Alhasil, AR hanya menjanjikan kepada F bahwa yang diambilnya dibayar cicil dengan ganjinya sebesar Rp750.000 perbulan. Hingga saat ini baru Rp1,5 juta uang F yang dikembalikan oleh AR. Sementara uang W yang diduga diambilnya, sampai saat ini belum seperakpun yang dikembalian oleh AR.
Bendahara keuangan pada tempat kerjanya AR berinisial D pun membenarkan hal itu. D menjelaskan bahwa gaji AR telah dijaminkan untuk membayar cicil uang yang diambilnya kepada F senilai Rp40 juta. Dan AR juga berjanji akan memgembalikan uang W secara cicil dengan gajinya setiap bulan.
“Ya, ia menjaminkan uang gajinya per bulan untuk mengembalikan uang F dan W. Sementara AR merupakan pegawai kontrak di sini dengan masa kontrak hanya satu tahun. Masa kontraknya akan bisa diperpanjang ketika ada persetujuan dari Pimpinan,” ungkap D.
Lagi-lagi soal AR ini, ia juga diduga mengambil uang seorang Kabid pada salah satu instansi di Kota Bima berinisial AA. Hanya saja, sampai dengan detik ini belum diketahui nominalnya. Namun diduga, uang itu diambil oleh AR dengan menjanjikan sesuatu.
Konon sampai dengan detik ini, janjinya kepada AA belum juga dipenuhi oleh AR. Dikabarkan bahwa AR telah menyerahkan selembar sertifikat tanah kepada AA sebagai jaminan bagi pengembalian uang dimaksud.
Kabar lain yang diterima media online www.visionerbima.com menduga, selain sejumlah nama tersebut juag ditengarai ada sejumlah nama pada salah satu instansi di Kota Bima yang ditipu oleh AR dengan janji-janji tertentu.
Secara terpisah, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memerintahkan AR untuk mengambil uangnya G. Dan Lutfi kembali menegaskan tidak pernah memberikan janji kepada AR akan menaikan status G dari staf biasa menjadi Kasi pada instansi dimaksud.
“Demi Allah dan demi Rasulullah, saya tidak pernah memerintahkan AR atau siapapun melakukan hal sekeji itu. Haram hukumnya bagi saya menerima uang kepada siapapun untuk kepentingan promosi jabatan atau terkait dengan mutasi jabatan di Kota Bima. Dan saya menjamin bahwa istri saya juga tidak pernah memerintahkan hal itu kepada AR dan kepada siapapun untuk melakukan hal-hal tak terpuji itu,” tegas Walikota Bima di dampingi istrinya di kediamanya, Selasa (22/6/2021).
Baik Walikota Bima maupun istrinya menjelaskan, selama ini tidak pernah menolak apa yang diminta oleh AR. Dan selama ini pula, AR meminta tolong kepada Walikota Bima dan istrinya untuk membantu biaya pengobatan neneknya AR, dan hal itupun tidak pernah diabaikan.
“Katanya neneknya sakit dan membutuhkan biaya, dan kamipun membantunya. Namun kami tidak tahu apa benar neneknya sakit atau sebaliknya. Tetapi yang jelas, kami tegaskan bahwa tidak pernah memerintahkan AR untuk mengambil uang kepada ASN di Kota Bima dengan janji yang berkaitan dengan promosi jabatan, mutasi maupun rotasi jabatan,” tegas Walikota Bima dan istrinya.
Walikota Bima dan istrinya menghimbau kepada semua pihak terutama para ASN di Kota untuk tetap waspada terhadap beragam modus operandi yang dilakukan siapapun yang mencatut nama Walikota Bima maupun istrinya baik yang berkaitan dengan promosi jabatan, mutasi dan rotasi jabatan hingga soal paket proyek pembangunan fisik.
“Jika ada korban yang ingin melaporkan AR kepada pihak berwajib, tentu saja akan kami dukung sepenuhnya. Sebab, kami tidak pernah memerintahkan AR untuk melakukan hal tak terpuji itu. Dan kepada siapapun, khususnya ASN di Kota Bima agar tetap hati-hati dan waspada terhadap modus operandi semacam itu,” imbuhnya.
Salah seorang Kabid pada salah satu instansi yang diduga dicatut namanya oleh AR untuk mengambil uang kepada W dan F, menegaskan tidak pernah memerintahkan AR untuk mengambil uang kepada kedua ASN. Dan ia mengaku tidak pernah pula menjanjikan kepada AR akan memberikan paket proyek kepada W maupun F.
“Demi Allah dan demi Rasulullah, saya tidak pernah memerintahkan AR untuk mengambil uang kepada W maupun F dengan janji akan memberikan paket proyek. Jujur saja, saya kaget mendengar informasi ini. Untuk itu, sekali lagi saya tegaskan tidak pernah memerintahkan AR untuk mengambil uangnya W dan F dengan janji memberikan paket proyek pembangunan fisik,” tegasnya melalui saluran selulernya, Selasa (22/6/2021).
Secara terpisah, AR yang dimintai tanggapanya membenarkan mengambil uang G sebesar Rp11 juta. Namun dalam kaitan itu, AR mengaku tidak pernah mencatut nama Walikota Bima maupun istrinya, dan tidak pernah pula memberi harapan akan menaikan status G dari staf biasa menjadi Kasi pada salah satu Instansi dimaksud.
“Saya tidak pernah menyeret nama Walikota maupun istriya terkait uang itu. Uang dari G itu saya gunakan untuk mengobati nenek saya yang sakit,” kilahnya kepada media online www.visionerbima.com melalui saluran selulernya, Selasa (22/6/2021).
Ia kemudian berjanji akan mengembalikan terlebih dahulu uang G sebesar Rp9 juta pada Jum’at (25/6/2021), sementara sisanya akan dikembalikan di kemudian hari.
“Saya sudah meminjam uang dari salah seorang Lurah di Kota Bima sebesar Rp9 juta untuk mengembalikan uangnya G. Sementara sisanya akan saya kembalikan di kemudian hari,” janjinya.
Ia juga mengaku mengambil uang dari W sebesar Rp10 juta dan uangnya F sebesar Rp40 juta. Namun terkait hal itu, ia mengaku tidak pernah mencatut nama salah seorang pada salah satu Instansi di Kota Bima dengan janji akan memberikan paket proyek pembangunan fisik.
“Terkait pengambilan uangnya W dan F, saya tidak pernah mencatut nama salah seorang Kabid sebagaimana Anda sebutkan itu. Uang keduanya akan dikembalikan dengan cara mencicil dengan gaji saya pada setiap bulannya. Dan uang yang saya ambil kepada keduanya juga digunakan untuk kepentingan pengobatan nenek saya,” katanya.
Tak hanya itu, AR juga mengaku mengambil uang kepada salah seorang Kabid pada salah satu instansi di Kota Bima berinisial AA. Namun, AR tidak menjelaskan tentang nominal uang yang diambilnya kepada AA.
“Sebagai jaminan untuk mengembalikan uang tersebut, saya sudah memberikan selembar sertifikat tanah sebagai jaminan kepada AA. Uang yang saya ambil dari AA digunakan untuk pengobatan nenek saya yang sakit,” pungkas AR.
Informasi terkini yang dihimpun media online www.visionerbima.com mengungkap bahwa dalam waktu dekat AR akan diperiksa oleh Pimpinannya. Sejumlah terduga korbannya akan dimintai keterangannya guna memastikan alasannya memberikan uang kepada AR. Jika keterangan sejumlah terduga korban menjelaskan bahwa AR mengambil uang dimaksud dengan mencatut nama Walikota Bima dan istrinya serta salah seorang Kabid dimaksud maka akan dikeluarkan dari tempat pekerjaannya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda