Diserang Karena Membantu Dengan Anggaran Pribadi Sedikitpun Tak Mengehentikan Tangan IDP Memberi
Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (IDP) |
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Bagi Hj. Indah Dhamayanti Outri, SE (IDP), beramal merupakan
kewajiban setiap Umat Islam dan umat pada agama lainya jika mampu. Sebab, di dalam
setiap diri yang merasa memiliki kelebihan atas rezeki yang diperolehnya dari
Allah SWT tentu saja hak orang lain yang wajib untuk diterjemahkan.
Dan bagi politisi Partai Golkar (Ketua DPD 2 Partai Golkar
Kabupaten Bima) yang juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Bima ini (IDP), membantu
sesama atas dasar niat tulus-ikhlas bukanlah hal baru. Tetapi, aksi mulai
tersebut (beramal) dimulai sejak lama. “Dan Almarhum suami saya, H. Ferry
Zulkarnae, ST selalu berpesan kepada saya untuk tidak berhenti beramal dan
membantu orang-orang yang tidak mampu. Jangankan kita Umat Islam, umat-umat
Agama lain pun di dunia ini sering membantu sesama,” tegas IDP pada sebuah
moment penting belum lama ini.
Sering dengan aksi mulainya tersebut, IDP mengakui adanya anggapan
miring dari pihak tertentu. Namun anggapan miring dan serangan dari pihak
tertentu tersebut, tentu saja tak membuatnya berhenti memberi (membantu
pihak-pihak yang membutuhkan sentuhan) baik atas nama Agama maupun kemanusiaan.
“Adalah kewajiban setiap orang yang memiliki kelebihan untuk
membantu pihak-pihak yang disandera oleh kekurangan. Jika memiliki rezeki yang
lebih dari Allah SWT, maka jangan pernah menjadi penonton disaat orang lain
menderita. Saya membantu sesama dengan anggaran pribadi, tentu saja atas dasar
niat Lillahi Ta’ala, dan saya pastikan tidak ada korelasinya dengan dunia
politik. Saya percaya dan sangat yakin, bahwa setiap kebaikan yang kita letakan
kepada orang lain tentu saja ada berkahnya baik di dunia maupun di Akhirat
nanti,” terang sosok politisi murah senyum sekaligus Bupati wanita pertama di
belahan Indonesia Timur ini.
Baik setelah menjabat sebagai Bupati Bima maupun sebelumnya, IDP
dikenal sangat peka alias pintar merasa terhadap kekurangan yang menimpa orang
lain. Kaya akan kesholehan sosial (suka memberi tanpa pamrih), seolah telah
menjadi budaya yang sejak awal hingga kini masih sangat melekat dalam dirinya.
“Pada dasarnya, kita ciptakan untuk menolong satu sama lainya.
Kita menolong, tentu karena orang lain membutuhkan pertolongan. Bagi saya,
berbuat baik yang salah satunya dalam bentuk memberi tak akan bisa dihentikan
oleh nada miring atau serangan dari pihak manapun. Sebaliknya, hanya akan
menjadi dosa bagi saya ketika menghentikan disaat orang lain membutuhkan
sentuhan kemanusiaan hanya karena adanya nada miring dari pihak tertentu,”
tegas sosok wanita tangguh diakui ramah, murah senyum, santun, komunikatif,
humoris, cerdas, pintar dan sangat santai ini.
IDP menjelaskan, perlatan dapur yang dibagikan kepada Ibu Rumah
Tangga (IRT) di seluruh wilayah di Kabupaten Bima bukan bersumber dari APBD 2
Kabupaten Bima. Pun demikian halnya dengan bantuan berupa alat pengeras suara
berikut aplifier untuk Musholah dan Masjid di Kabupaten Bima. Tak hanya itu,
seragam olah raga bagi kelompok pemuda di Kabupaten Bima, pun bersumber dari
anggaran pribadinya.
“Jika masih tidak percaya, silahkan tanyakan OPD mana di Pemkab
Bima yang mengadakan hal itu. Bantuan batuan pribadi yang saya berikan kepada
masyarakat di Kabupaten Bima, dibeli di toko-toko. Kalau belum sanggup membayar
lunas, ya saya utang dulu di toko-toko dimaksud. Alhamdulillah, para pemilik
toko pun tidak keberatan saya bayar dulu setengah, dan sisanya dibayar di
kemudian hari. Pun hal itu terjadi, tentu saja karena berawal dari hubungan baik
antara saya dengan para pemilik toko dimaksud,” tandasnya.
IDP kembali menegaskan, menyambut setiap perbuatan baik dengan
nada miring tidaklah penting untuk disikapi. Sebab, hal tersebut diakuinya
tidaklah luar biasa. “Maaf, saya tidak punya waktu untuk menyikapi hal itu. Dan
saya tidak punya waktu untuk membeberkan setiap keburukan orang lain. Kecuali,
saya hanya memilikiruang dan waktu untuk berbuat baik sekaligus menebar
kebaikan terhadap sesama. Ilmu, Agama, budata dan lainya juga mengajarkan hal
itu kepada kita semua. Mari terus berbuat baik, jangan pernah berhenti untuk
tetap menebar kebaikan, dan Insya Allah ada berkahnya,” ajaknya.
Sementara sentilan pihak tertentu “jangan jadi dernawan hanya
lima tahun sekali”, justeru disikapinya dengan senyuman manis. “Semoga kita
dijauhkan dari sifat menjadi dermawan hanya sekali dalam lima tahun. Sementara
perlatan dapur dari anggaran pribadi yang saya berikan kepada IRT di Kabupaten
Bima, tentu saja karena adanya permintaan yang mendahuluinya. Mereka meminta
hal itu, ya karena sangat membutuhkanya. Lucu jika saya memberikan baju ketika
mereka meminta perlatan dapur. Mereka yang menerima bantuan tersebut justeru
berterimakasih, dan Insya Allah saya masih akan memberikan bantuan peralatan
dapur tersebut kepada IRT di Kabupaten Bima, doakan saja ya,” paparnya.
Sedang soal bantuan bagi kelanjutan pembangunan Masjid dan
Mushola di berbagai di Kabupaten Bima yang bersumber dari anggaran pribadinya
(beramal), tercatat bukan hal baru bagi IDP. Hal tersebut, diakui masih
berlangsung sampai sekarang. Bantuan dengan nominal Jutaan Rupiah hingga
Puluhan Juta Rupiah dalam kaitan itu, acapkali terjadi secara tiba-tiba karena
adanya permintaan mendadak dari Panitia Pembangunan Masjid maupun Muholah.
“Ada yang sudah direncanakan terlebih dahulu dan ada pula
bantuan yang berlangsung secara tiba-tiba karena permintaan yang sifatnya
mendadak. Terkait permintaan yang bersifat mendadak, kalau ada uang maka saat
itu pula saya berikan. Jika pada moment tersebut saya belum punya uang, maka
saya berjanji kepada mereka untuk memberikanya di kemudian hari. Pun janji
tersebut, Alhamdulillah sudah saya tunaikan,” bebernya.
Informasi terkini yang diperoleh Visioner mengungkap, tampaknya
IDP takhenti-hentinya menyerahkan bantuan yang bersumber dari anggaran pribadi bagi
kelanjutan pembangunan sarana ibadah (Musholah). Beberapa hari lalu, IDP
menyerahkan bantuan berupa uang sebesar Rp5 juta untuk kelanjutan pembangunan
Musholah Baburrahman di Dusun Pajengge Desa Pandai Kecamatan Woha.
“Semoga
bantuan ini bisa membantu kelanjutan Muholah ini. Sementara dari sisi fisiknya,
Musholah tersebut sangat membutuhkan sentuhan dari kita semua. Selain itu,
untuk menuntaskan pembangunan Musholah ini bukan saja mendesak adanya bantuan
anggaran dari Pemerintah. Tetapi, swadaya (gotong-royong) dari masyarakat
setempat pun sangat diperlukan. Sebab, memuliakan sarana ibadah baik Masjid
maupun Musholah merupakan tugas dan tanggungjawab kita semua. Mari terus berbuat
baik-menebar kebaikan. Jangan pernah lelah apalagi menyerah untuk berbuat baik
sekaligus menebarkan kebaikan terhadap sesama,” pungkas IDP. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda