Sekolah di Bima Laksanakan PAT Manual dengan Perhatikan Protokol Covid-19
Pelaksanaan PAT di SDN Roi Kecamatan Palibelo Secara Manual Dengan Menerapkan Protokol Covid-19, Seperti Jaga Jarak dan Menggunakan Masker, Senin (8/6/2020). |
Visioner Berita Kabupaten Bima-Ujian Akhir Semester (UAS) kenaikan kelas semua
jenjang sekolah (SD dan SMP) di Kabupaten Bima agak sedikit berbeda dengan
tahun sebelumnya. Penilaian Akhir Tahun (PAT) 2020 dilaksanakan ditengah
pandemi Covid-19.
Seperti
proses pelaksanaan PAT 2020 di SDN Roi Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima, Senin
(8/6/2020). Para siswa-siswi wajib menggunakan masker dan menjaga jarak (sosial
distancing).
Kepala
Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima,
Drs. Zunaidin MM mengaku PAT diperbolehkan dilakukan secara manual. “Boleh
dilakukan. Tapi tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya kepada
visioner.
Ia
mengaku pelaksanaan PAT untuk menentukan kenaikan kelas siswa ditengah pandemi
Covid-19 ada mekanismenya. Seperti siswa wajib memakai masker dan menjaga jarak
1 meter. “Selain itu juga dilakukan sifht,” katanya.
Zunaididin
mengaku proses pelaksanaan PAT sudah digelar pada seminggu kemarin jenjang SMP
dan sudah diumumkan. Kemudian pekan ini dilanjutkan jenjang SDN. “PAT tingkat
SD dimulai Senin (8/6) hingga Sabtu (13/6) mendatang,” tuturnya.
Diakuinya
setelah selesai PAT, hasilnya akan diumumkan secara online, di tempel di
kantoro Desa hingga diumumkan melalui tempat ibadah (mesjid). Hal itu untuk
menghindari kerumunan siswa dalam jumlah banyak. “Setelah PAT ini siswa akan
diliburkan selama 10 hari,” jelasnya.
Lebih
lanjut dijelaskannya, setelah 10 hari libur siswa akan kembali masuk dan
mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Untuk teknisnya akan disesuaikan
arahan atau instruksi Pemerintah Pusat dan Pemprov. “Kedepan bisa juga daring
bisa juga luring. Tergantung kondisi perkembangan Covid-19,” ucapnya.
Ia
berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, pasalnya KBM sejumlah sekolah
mengalami kendala, terutama siswa kelas bawah (1 dan 2) yang belum mengenal
huruf dan hitung. “Hal ini butuh pembelajaran Konvesional (tatap muka) karena
bisa mengajar siswa secara langsung terutama kelas 1 dan 2 yang belum bisa
membaca dan menulis,” ungkapnya.
Selain
itu tambah dia, tidak semua siswa memiliki Hp android, salahsatu kebutuhan
utama proses pembelajaran daring. Belum lagi ada siswa yang memiliki Hp android
tapi tidak bisa mengoperasikan. “Banyak kendalanya termasuk soal jaringan
internet,” jelasnya.
Meski
begitu, pihaknya tetap akan berusaha agar siswa dan siswi tetap belajar dengan
baik. Salahsatunya dengan cara pendekatan luring, yakni proses pembelajaran
tatap muka yang jumlah siswanya dibatasi. “Tetap kita upayakan agar KBM
berjalan dengan baik. Termasuk dalam menghadapi era new normal,” pungkasnya.(FAHRIZ)
Tulis Komentar Anda