Sebagian Masyrakat NTB Minta Lockdown, Gubernur: Bukan Keputusan Mudah Menutup Bandara dan Pelabuhan
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah |
Visioner Berita
Mataram NTB-Gubernur
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H.
Zulkieflimansyah menyadari bahwa penanganan virus corona atau Covid-19
di NTB masih banyak kekurangan, meskipun berbagai langkah pencegahan sudah
dilakukan hingga saat ini. Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB lewat media
sosoial (medsos) akun facebook miliknya, Kamis, (2/4/2020).
“Alhamdulillah
proses penanganan wabah Corona virus di NTB berjalan sangat baik. Koordinasi
dengan pemerintah pusat, dengan pemda-pemda tingkat dua sangat baik dan lancar.
Kalau masih ada kekurangan wajar saja. Ada learning by doing juga,” ucapnya Dr.
Zul sapaan akrab Gubernur NTB.
Di
sisi lain, upaya terus dilakukan dengan berbagai langkah antisipasi dan
pencegahan pendemi virus corona ini.
Hingga saat ini, sudah tiga Kabupaten dan Kota menjadi zona merah penyebaran
Covid-19 di NTB. Lombok Timur dengan kasus positif dua orang, Kota Mataram tiga
orang dan Kabupaten Sumbawa satu orang. Sementera Kabupaten dan Kota lainnya
masih zona biru atau belum ada yang positif Covid-19. “Pembatasan serta kontrol
yang ketat sudah di lakukan di bandara dan pelabuhan kita sehingga penyebaran
corona alhamdulillah bisa kita tekan dan kita minimalisir,” ungkap Dr. Zul.
Soal
adanya saran dan masukan dari berbagai kalangan masyarakat agar Pemerintah
Provinsi mengeluarkan kebijikan karantina wilayah atau local lockdown, tidak
bisa dilakukan serta merta. Menurutnya,
tidak mudah menerapkan kebijakan ini. ”Tentang adanya saran-saran untuk
lockdown dan menutup bandara dan pelabuhan tetap kami perhatikan, tetap kami
dengar sambil terus berhitung. Ini bukan keputusan mudah untuk menutup bandara
dan pelabuhan kita. Selain tetap berkomunikasi dan meminta pertimbangan pusat
kita juga mempertimbangkan kondisi objektif di lapangan,” tegasnya.
Terkait
dengan adanya yang meminta agar jangan menutup bandara dan pelabuhan jauh lebih
banyak. Terutama para orang tua yang anak-anaknya sedang sekolah di Jawa. Jumlahnya tidak sedikit, tapi
ribuan. “Pondok anak-anak kita di Jawa sudah diliburkan dan mereka diminta
balik ke daerahnya masing-masing. Terbayang tidak bagaimana perasaan para orang
tua yang anaknya sudah tidak ada tempat di pondoknya dan akan tertolak pula
masuk ke kampung halamannya sendiri kalau pelabuhan dan bandara di tutup,”
tuturnya.
Pemberlakuan
lockdown tidak mau diambil berdasarkan desakan atau tanpa melihat dari berbagai
sisi. Apalagi tidak memperhitungkan dari berbagai aspek kehidupan masyarakat
NTB. “Mungkin karena desakan netizen dan lain-lain, Bali akhirnya menutup diri.
Bali menutup diri yang kena impact salah satunya, yaa kita juga. Ribuan santri
asal Lombok Tengah misalnya yang ingin kembali lewat darat kini menemukan jalan
buntu karena tidak bisa pulang lewat darat,” ucapnya.
Apabila
santri-santri ini pulang menggunakan pesawat, maka biaya yang dikeluarkan cukup
mahal. “Lewat udara relatif mahal. Jadi kami harus berkerja sama dengan Bali
lagi, dengan kementerian perhubungan dan lain-lain agar anak-anak kita bisa
sampai selamat di kampung halamannya sendiri melalui Bali dengan izin khusus,”
ujarnya.
Begitupun
juga masalah yang dihadapi oleh ribuan TKI di berbagai negara. Mereka sudah
diminta pulang oleh negara tempat mereka bekerja dan harus kembali ke NTB. ”Apa
mereka mau kita tolak juga. Mau diterima ada resiko menjadi carrier, mau
ditolak yaa warga kita sendiri. Benar-benar between rock and hard place.
Akhirnya kita nampaknya memang harus berdamai dengan virus corona ini. Bandara
dan pelabuhan kita masih terbuka untuk logistik, komoditas, alat-alat kesehatan
dan juga mereka yang ingin pulang,” jelasnya.
Ia
juga menjelaskan, meski demikian tidak mengurangi tingkat kewaspadaan dalam
mencegah Covid-19 masuk ke NTB dengan adanya aturan yang sangat ketat
diberlakukan bagi mereka yang pulang dan tiba di NTB sampai mereka selamat
hingga ke kampung dan dusunnya masing-masing. “Alhamdulillah, respon para
Bupati dan Walikota kita luar biasa,” ucapnya.
Secara
terpisah, Dr. Zul mengajak semua pihak untuk tetap mengikuti protokol dan
prosedur yang sudah ada, baik dari Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten dan
Kota. “Ayo ikuti saja protokol dan prosedur yang ada di lapangan, yang sudah
kami siapkan dari Pemerintah Provinsi, Kabupaten bahkan sekarang kita minta
gugus tugas sampai ke desa dan dusun-dusun kita,” harap Dr. Zul.
Gubernur
NTB juga kembali mengimbau masyarakat mengikuti protokal kesehatan yang
ditetapkan Pemerintah. ”Ikuti semua aturan mainnya, Insya Allah NTB akan aman
dan baik-baik saja. Stay safe, jaga jarak, hindari kerumunan, jaga kesehatan
dan kebugaran, cuci tangan, dan jangan lupa gunakan produk-produk lokal NTB
seperti masker, hand sanitizer, APD dan lain-lain. Dan tentu saja you should be able to cherish
every moment. Selalu ada cara untuk selalu ceria dan tersenyum, menikmati hidup
dalam situasi apapun. Amiiin,” tutup Dr. Zul.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda