Kedua Istri A dan Seorang Anaknya Telah Kembali ke Rumah dan Segera Dirapid Test

Di Kota Bima Menyebar Informasi Supir Truk Diduga Kabur Setelah Dinyatakan Reaktif Rapid Test di Bali
Kabag Humas Setda Kabupaten Bima, Muhammad Chandra Kusuma, AP
Visioner Berita Bima-Dalam dua hari terakhir ini, tercatat ada hal menarik dalam penanganan Covid-19 baik di Kota maupun di Kabupaten Bima. Di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima misalnya, kedua istri A dan seorang anaknya sempat menghindari Tm Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu saat maupun dirapid test.

Masalah serius yang diakui meresahkan warga Kecamatan Sape dan Lambu ini, pun menjadi perbincangan hangat di media Sosial (Medsos) maupun di dunia nyata. Beragam tanggapan miring dari nitizen, pun mewarnai pelatara Medsos terkait kasus yangt satu ini. Para nitizen terus mendesak agar Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Bima untuk lebih serius bekerja, mengejar mereka hingga mutlak untuk diperiksa karena suaminya yakni A sudah dinyatakan positif Covide-19 melalui realis resmi pemprov NTB.

Keresahan warga di dua Kecamatan itu, diakui sangat mendasar. Yakni, khawatir akan terjangkit Covid-19 karena A dan kedua istri serta seorang anaknya melakukan kontak fisik setelah kembalinya dari Ijtima Ulama di Gowa Makassar-Sulses beberapa waktu lalu. Pertanyaan apakah ketiga orang tersebut sudah kembali ke rumahnya di Kecamatan Lambu dan siap dirapid test atau sebaliknya, kini akhirnya terjawab.

Kabag Humas Sekda Kabupaten Bima, Muhammad Chandra Kusuma AP yang dimintai komentarnya membenarkan bahwa ketiga orang tersebut diduga menghindari Tim Covid-19 Kecamatan Lambu yang mau melakukan rapid test. “Sejak Senin pagi hingga sore hari (27/4/2020), Tim Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu menunggunya di rumahnya, namun mereka tak juga hadir. Kabar yang kami terima, seorang istrinya berada di ladang dan yang satunya lagi ke Kecamatan Sape,” ungkap Chandra kepada Visioner, Selasa (28/4/2020).

Chandra kemudian mengungkap, kerja Tim Gugus Covid-19 di Kecamatan Lambu akhirnya membuahkan hasil. Setelah sehari dicari, namun pada Selasa (28/4/2020) ketiga orang tersebut sudah berada di rumahnya dan menyatakan siap untuk dirapid test. “Untuk saat ini, mereka diisolasi mandiri di rumahnya dalam pengawalan aparat Desa setempat. Insya Allah, ketiganya akan dirapid test usai Tim Covid-19 di Kecamatan Bolo. Yang pasti, Insya Allah ketiganya akan dirapid test dalam waktu segera,” papafr Chandra.

Chandra mengaku, jika sebelumnya ketiga orang tersebut menampilkan kesan yang “berbeda”, namun sekarang diakuinya sudah proaktif dan siap untuk dicek kesehatanya oleh Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Bima. “Terimakasih dan apresiasi berbagai elemen masyarakat termasuk Tim Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu yang telah bekerja keras mengedukasi mereka sehingga memahami esensi dari Rapid Test. Semuanya, semi kebaikan dan keselamatan mereka serta semua pihak khususnya di Kecamatan Sape dan Lambu. Terimakasih pula kepada media online visionerbimaa.com yang juga sangat tanggap di dalam mensuport informasi penting soal yang satu ini,” terang Chandra.

Chandra menegaskan, dalam kasus ini ada banyak hi8kmah yang harus dipetik oleh semua pihak terutama para pendatang dari daerah terpapar saat pulang ke Kabupaten Bima. Maksudnya, kesadaran utuh mereka sangat dibutuhkan guna menjaga, menyelamatkan dirinya maupun orang-orang di sekitarnya. “Isolasi mandiri sebagaimana Protap Covid-19 harus dittati. Jangan kemudian setelah mengisi formulir untuk tujuan isolasi mandiri lalu berkeliaran kemana-mana. Kesadaran harus dimulai dari diri sendiri, dan selanjutnya slaing mengedukasi antara satu dengan yang lainya. Sebab, itu merupakan salah satu cara yang tepat untuk memutus mata rantai Covid-19 di Kabupaten Bima,” imbuhnya.

Chandra menandaskan, ketidak jujuran dari sebahagian orang yang datang ke Bima dari daerah-daerah terpapar menjadi salah satu pemicu bagi tumbuh-kembangnya Covid-19 di Kabupaten Bima. Indikator itu ditemukan melalui instruksi isolasi mandiri yang diabaikan, dan selanjutnya mereka dengan bebasnya berkeloiaran ke sejumlah wilayah. “Masyarakat menjadi resah karenanya, Pemerintah pun tak jarang disalahkan dari masalah yang satu ini. Padahal, sisitim pengawasan itu bukan saja menjadi tanggungjawab Pemerintah saja. Tetapi, juga munculo dari kesadaran untuk mengawasi diri sendiri,” paparnya.

Sekedar catatan penting, di Kabupaten Bima berdasarkan hasl rilis resmi Pemprov NTB terkini (28/4/2020) menjelaskan adanya penambahan pasian positif Covid-19. Jika sebelumnya hanya 15 orang, kini bertambah satu orang oasien positif asal Desa Punti Kecamatan Soromandi berinisial IR (21). Pasien positif Covid-19 berjenis kelamin perempuan itu, memiliki riwayat perjalan ke Kabupaten Luwuk Sulsel, namun tidak tidak pernah kontak fisik dengan pasien positif Covid-19. Namun, kini kondisinya stabil dan sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Bima.

Sementara seorang warga asal Tente yang riwayat perjalanan dari Jakarta, hari ini juga dirawat di RSUD Bima. Gelaja awal yang bersangkutan adalah menyerupai Covid-19. Yakni batuk, demam dengan suhu badang mencapai 40,2 derajat celcius. Yang bersangkutan berinisial AF (20). Yang bersangkutan mengalami batuk dan demam yakni sejak tiba di Bima pada tanggal 22 April 2020. Informasi ini, semualah diperoleh dari Babinsa Tente, Sertu Fariz.

Upaya Pencarian Terhadap S di Dara, Selasa Malam (28/4/2020)
Kisah menarik lainya, juga terjadi di Kota Bima. Selasa (28/4/2020), seorang supir truk berinisial S justeru diduga kabur meninggal truknya di Denpasar Bali setelah hasil rapid test oleh Tim Gugus Covid-19 setempat dengan hasil reaktif. Informasi tentang dugaan kaburnya supir truk berinsial S (34) praktis saja merebak di Kota Bima.

Karena beredar kabar bahwa yang bersangkutan sudah ada di Kelurahan Dara Kota Bima, akhirnya Lurah setempat Hj. Nurkomala, SE,  Babinsa Dara  dan Bhabinkabtimas Dara, Brigadir Ramli serta Tim Gugus Covid-19 Dara melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan pada Selasa malam (28/4/2020). “Setelah kami berkomunikasi dengan istrinya di Dara, ternyata yang bersangkutan masih di amankan di Gilimanok Denpasar Bali. Dan sampai sekarang beliau masih di sana,” ungkap Lurah Dara, Hj. Nurkomala, SE kepada Visioner pada Selasa malam (28/4/2020).

Nurkomala kemudian membantah keras tentang informasi nyang menduga bahwa yang bersangkutan setelah dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test di Denpasar Bali (di Gilimanok). “Dugaan bahwa dia kabur setelah dinyatakan reaktif melalui rapid test tersebut adalah tidak benar. Pasalnya, hasil komunikasinya dengan istrinya menjelaskan bahwa dia masih ada di sana dan menunggu proses lanjutan oleh Tim Covid-19 di Denpasar-Bali. Sekali lagi, informasi yang mendugaa bahwa dia kabur itu tidak benar,” tegasnya.

Dengan hasil reaktif berdasarkan rapid test tersebut, maka penanganan selanjutnya terhadap yang bersangkutan dilaksanakan di Denpasar Bali. “Karena penanganan awalnya di Denpasar Bali, maka penanganan berikutnya tetap dilaksanakan di sana, bukan di Kota Bima. Selanjutnya mari kita doakan agar kondisi kesehatan yang bersangkutan masih dalam keadaan baik-baik saja. Namun sampais ejauh ini, kami belum tahu tentang kondisi fisik yang bersangkutan. Karena saat saya menelephonya tadi, yang bersangkutan masih diperiksa oleh Tim Gugus Covid-19 di sana,” pungkas Nurkomala. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.