Kedua Istri A dan Seorang Anaknya Telah Kembali ke Rumah dan Segera Dirapid Test
Di Kota Bima Menyebar Informasi Supir
Truk Diduga Kabur Setelah Dinyatakan Reaktif Rapid Test di Bali
Kisah menarik lainya, juga terjadi di Kota Bima. Selasa
(28/4/2020), seorang supir truk berinisial S justeru diduga kabur meninggal
truknya di Denpasar Bali setelah hasil rapid test oleh Tim Gugus Covid-19
setempat dengan hasil reaktif. Informasi tentang dugaan kaburnya supir truk
berinsial S (34) praktis saja merebak di Kota Bima.
Kabag Humas Setda Kabupaten Bima, Muhammad Chandra Kusuma, AP |
Visioner
Berita Bima-Dalam dua hari terakhir ini, tercatat ada hal menarik dalam
penanganan Covid-19 baik di Kota maupun di Kabupaten Bima. Di Kecamatan Lambu
Kabupaten Bima misalnya, kedua istri A dan seorang anaknya sempat menghindari
Tm Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu saat maupun dirapid test.
Masalah serius yang diakui meresahkan warga Kecamatan Sape dan
Lambu ini, pun menjadi perbincangan hangat di media Sosial (Medsos) maupun di
dunia nyata. Beragam tanggapan miring dari nitizen, pun mewarnai pelatara
Medsos terkait kasus yangt satu ini. Para nitizen terus mendesak agar Tim Gugus
Covid-19 Kabupaten Bima untuk lebih serius bekerja, mengejar mereka hingga mutlak
untuk diperiksa karena suaminya yakni A sudah dinyatakan positif Covide-19 melalui
realis resmi pemprov NTB.
Keresahan warga di dua Kecamatan itu, diakui sangat mendasar.
Yakni, khawatir akan terjangkit Covid-19 karena A dan kedua istri serta seorang
anaknya melakukan kontak fisik setelah kembalinya dari Ijtima Ulama di Gowa
Makassar-Sulses beberapa waktu lalu. Pertanyaan apakah ketiga orang tersebut
sudah kembali ke rumahnya di Kecamatan Lambu dan siap dirapid test atau
sebaliknya, kini akhirnya terjawab.
Kabag Humas Sekda Kabupaten Bima, Muhammad Chandra Kusuma AP
yang dimintai komentarnya membenarkan bahwa ketiga orang tersebut diduga
menghindari Tim Covid-19 Kecamatan Lambu yang mau melakukan rapid test. “Sejak
Senin pagi hingga sore hari (27/4/2020), Tim Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu
menunggunya di rumahnya, namun mereka tak juga hadir. Kabar yang kami terima,
seorang istrinya berada di ladang dan yang satunya lagi ke Kecamatan Sape,” ungkap
Chandra kepada Visioner, Selasa (28/4/2020).
Chandra kemudian mengungkap, kerja Tim Gugus Covid-19 di
Kecamatan Lambu akhirnya membuahkan hasil. Setelah sehari dicari, namun pada
Selasa (28/4/2020) ketiga orang tersebut sudah berada di rumahnya dan
menyatakan siap untuk dirapid test. “Untuk saat ini, mereka diisolasi mandiri
di rumahnya dalam pengawalan aparat Desa setempat. Insya Allah, ketiganya akan
dirapid test usai Tim Covid-19 di Kecamatan Bolo. Yang pasti, Insya Allah
ketiganya akan dirapid test dalam waktu segera,” papafr Chandra.
Chandra mengaku, jika sebelumnya ketiga orang tersebut
menampilkan kesan yang “berbeda”, namun sekarang diakuinya sudah proaktif dan
siap untuk dicek kesehatanya oleh Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Bima. “Terimakasih
dan apresiasi berbagai elemen masyarakat termasuk Tim Gugus Covid-19 Kecamatan
Lambu yang telah bekerja keras mengedukasi mereka sehingga memahami esensi dari
Rapid Test. Semuanya, semi kebaikan dan keselamatan mereka serta semua pihak
khususnya di Kecamatan Sape dan Lambu. Terimakasih pula kepada media online
visionerbimaa.com yang juga sangat tanggap di dalam mensuport informasi penting
soal yang satu ini,” terang Chandra.
Chandra menegaskan, dalam kasus ini ada banyak hi8kmah yang
harus dipetik oleh semua pihak terutama para pendatang dari daerah terpapar
saat pulang ke Kabupaten Bima. Maksudnya, kesadaran utuh mereka sangat
dibutuhkan guna menjaga, menyelamatkan dirinya maupun orang-orang di
sekitarnya. “Isolasi mandiri sebagaimana Protap Covid-19 harus dittati. Jangan
kemudian setelah mengisi formulir untuk tujuan isolasi mandiri lalu berkeliaran
kemana-mana. Kesadaran harus dimulai dari diri sendiri, dan selanjutnya slaing
mengedukasi antara satu dengan yang lainya. Sebab, itu merupakan salah satu
cara yang tepat untuk memutus mata rantai Covid-19 di Kabupaten Bima,”
imbuhnya.
Chandra menandaskan, ketidak jujuran dari sebahagian orang yang
datang ke Bima dari daerah-daerah terpapar menjadi salah satu pemicu bagi
tumbuh-kembangnya Covid-19 di Kabupaten Bima. Indikator itu ditemukan melalui
instruksi isolasi mandiri yang diabaikan, dan selanjutnya mereka dengan
bebasnya berkeloiaran ke sejumlah wilayah. “Masyarakat menjadi resah karenanya,
Pemerintah pun tak jarang disalahkan dari masalah yang satu ini. Padahal,
sisitim pengawasan itu bukan saja menjadi tanggungjawab Pemerintah saja. Tetapi,
juga munculo dari kesadaran untuk mengawasi diri sendiri,” paparnya.
Sekedar catatan penting, di Kabupaten Bima berdasarkan hasl
rilis resmi Pemprov NTB terkini (28/4/2020) menjelaskan adanya penambahan
pasian positif Covid-19. Jika sebelumnya hanya 15 orang, kini bertambah satu
orang oasien positif asal Desa Punti Kecamatan Soromandi berinisial IR (21).
Pasien positif Covid-19 berjenis kelamin perempuan itu, memiliki riwayat
perjalan ke Kabupaten Luwuk Sulsel, namun tidak tidak pernah kontak fisik
dengan pasien positif Covid-19. Namun, kini kondisinya stabil dan sedang
menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Bima.
Sementara seorang warga asal Tente yang riwayat perjalanan dari
Jakarta, hari ini juga dirawat di RSUD Bima. Gelaja awal yang bersangkutan
adalah menyerupai Covid-19. Yakni batuk, demam dengan suhu badang mencapai 40,2
derajat celcius. Yang bersangkutan berinisial AF (20). Yang bersangkutan
mengalami batuk dan demam yakni sejak tiba di Bima pada tanggal 22 April 2020.
Informasi ini, semualah diperoleh dari Babinsa Tente, Sertu Fariz.
Upaya Pencarian Terhadap S di Dara, Selasa Malam (28/4/2020) |
Karena beredar kabar bahwa yang bersangkutan sudah ada di
Kelurahan Dara Kota Bima, akhirnya Lurah setempat Hj. Nurkomala, SE, Babinsa Dara dan Bhabinkabtimas Dara, Brigadir Ramli serta
Tim Gugus Covid-19 Dara melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan pada
Selasa malam (28/4/2020). “Setelah kami berkomunikasi dengan istrinya di Dara,
ternyata yang bersangkutan masih di amankan di Gilimanok Denpasar Bali. Dan
sampai sekarang beliau masih di sana,” ungkap Lurah Dara, Hj. Nurkomala, SE
kepada Visioner pada Selasa malam (28/4/2020).
Nurkomala kemudian membantah keras tentang informasi nyang
menduga bahwa yang bersangkutan setelah dinyatakan reaktif berdasarkan hasil
rapid test di Denpasar Bali (di Gilimanok). “Dugaan bahwa dia kabur setelah
dinyatakan reaktif melalui rapid test tersebut adalah tidak benar. Pasalnya,
hasil komunikasinya dengan istrinya menjelaskan bahwa dia masih ada di sana dan
menunggu proses lanjutan oleh Tim Covid-19 di Denpasar-Bali. Sekali lagi,
informasi yang mendugaa bahwa dia kabur itu tidak benar,” tegasnya.
Dengan hasil reaktif berdasarkan rapid test tersebut, maka
penanganan selanjutnya terhadap yang bersangkutan dilaksanakan di Denpasar
Bali. “Karena penanganan awalnya di Denpasar Bali, maka penanganan berikutnya
tetap dilaksanakan di sana, bukan di Kota Bima. Selanjutnya mari kita doakan
agar kondisi kesehatan yang bersangkutan masih dalam keadaan baik-baik saja. Namun
sampais ejauh ini, kami belum tahu tentang kondisi fisik yang bersangkutan. Karena
saat saya menelephonya tadi, yang bersangkutan masih diperiksa oleh Tim Gugus
Covid-19 di sana,” pungkas Nurkomala. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda