Kabar Baik, Tujuh Pasien Positif Covid-19 di NTB Dinyatakan Sembuh
Inilah Update Data Terkini Kewaspadaan Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (15/4/2020). |
Visioner
Berita Mataram NTB-Alhamdulillah, mungkin inilah kata yang
pas untuk diucapkan sebagai gambaran dalam sajian informasi hari ini. Nampaknya
kesadaran serta kewaspadaan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam
menyikapi covid-19 terus menunjukkan perubahan yang baik.
Hal ini dibuktikan
dengan nihilnya penambahan kasus positif Covid-19 di NTB. Kabar baiknya, jumlah
kesembuhan pasien yang positif terus bertambah hingga kini.
Dikatakan Drs. H. Lalu
Gita Ariadi selaku Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi NTB jumlah
pasien yang sembuh dari Covid-19 di NTB yang sebelumnya lima orang kini menjadi
tujuh orang. “Bahwa hari ini, tidak
ada kasus baru, dan tidak ada kematian karena Covid-19. Namun, pasien sembuh
dari Covid-19 bertambah dua orang,” ujarnya di Mataram, Rabu (15/4/2020).
Ia mengungkapkan bahwa
mereka yang dinyatakan sembuh itu, yakni pasien nomor 05 atas nama M, perempuan
berusia 50 tahun warga Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa. “Setelah hasil swab
diperiksa dua kali negatif. Namun, pasien masih dirawat di RSUD HL Manambai Abdulkadir
Sumbawa untuk perbaikan kondisi dan direncanakan segera keluar rumah sakit,”
kata Gita Ariadi sapaan akrab Sekda NTB.
Dilanjutkan Gita Ariadi,
pasien nomor 09 atas nama NM, perempuan berusia 28 tahun warga Desa Toya,
Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Di mana setelah diperiksa dua kali
negatif. Pasien masih dirawat di RSUD R. Soedjono Selong untuk perbaikan
kondisi dan direncanakan segera keluar rumah sakit.
“Dengan bertambahnya
pasien yang sembuh maka jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 di NTB tetap
sebanyak 41 orang, dengan perincian tujuh orang sudah sembuh, dua orang
meninggal dunia, dan 32 orang masih positif dan dalam keadaan baik. Jadi semua
pasien yang dinyatakan sembuh berdasarkan hasil laboratorium swab negatif dua
kali telah bebas dari Covid-19,” tuturnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Drs. H. Lalu Gita Ariadi. |
Sementara itu, terkait
jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 183 orang dengan perincian 94
orang PDP masih dalam pengawasan, 89 orang PDP selesai pengawasan/sembuh, dan
12 orang PDP meninggal. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 4.000
orang, terdiri dari 1.153 orang masih dalam pemantauan dan 2.847 orang selesai
pemantauan.
Jumlah Orang Tanpa
Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa
gejala sebanyak 912 orang, terdiri dari 819 orang masih dalam pemantauan dan 93
orang selesai pemantauan.
Sedangkan Pelaku
Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan
dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 34. 211 orang, yang masih menjalani
karantina sebanyak 15.899 orang, dan yang selesai menjalani masa karantina 14
hari sebanyak 18.312 orang.
Menurut Gita ariadi,
sebagian besar populasi berisiko sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic
Test (RDT), yaitu kepada tenaga kesehatan ODP dan OTG serta PPTG terutama yang
pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.
Sebanyak 188 tenaga
kesehatan telah diperiksa dengan hasil 7 orang (3,7%) dengan hasil reaktif, 705
ODP/OTG diperiksa dengan hasil 46 orang (6,5%) reaktif, dan 472 PPTG perjalanan
Gowa Makassar diperiksa dengan hasil 108 orang (22,8%) reaktif.
“Semua orang dengan
hasil RDT reaktif dilanjutkan pemeriksaan swab sebagai standar pemeriksaan
laboratorium untuk penegakan diagnosa Covid-19. Metode pemeriksaan dengan RDT
yang dilakukan terhadap ODP, OTG dan PPTG merupakan langkah tepat sebagai
deteksi dini untuk mencegah penularan Covid-19 lebih luas,” jelasnya.
Meski demikian kata
Gita Ariadi, semakin banyak warga yang terdeteksi, maka semakin mudah dan cepat
kita bisa melakukan pencegahan dan tindakan penanganan medis. Jadi, dengan
adanya rapid tes ini, kita dapat memperkirakan dan mempersiapkan diri jika
dalam beberapa hari kedepan akan ada lonjakan jumlah pasien positif Covid-19. “Tetapi
hal ini jangan dipandang sebagai hal yang buruk dan membuat panik. Justru ini
adalah perkembangan positif, karena kita telah memulai langkah yang benar,
untuk melakukan penanganan yang cepat dan tepat, sehingga semua pasien bisa
sembuh dan masyarakat lainnya tidak terjangkit,” pungkas Gita Ariadi.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda