Dua Istri A Diduga Hindari Tim Gugus Covid-19

Hingga Kini Warga Lambu dan Sape Masih Resah
Tim Gugus Covid-19 di Kecamatan Lambu (27/4/2020) Namun Tak Menemukan Kedua Istri A dan Seorang Anaknya
Visioner Berita Kabupaten Bima-Seorang jemaaah tablig asal salasatu Desa di Kecamatan Lambu berinisial A telah dinyatakan positif Covid-19. Informasi tersebut dibenarkan oleh realis resmi Tim Gugus Provinsi NTB sebagaimana telah diberitakan oleh sejumlah media massa beberapa hari lalu.

Kini A masih diisolasi di RSUD Bima dan kondisinya dinyatakan masih stabil. Hanya saja, dua orang istri A yakni H dan S serta seorang anaknya berinisial A sampai detik ini belum dilakukan contact tracking oleh Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Bima. Yang mengejutkan, saat Tim Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu Kabupaten Bima (Petugas Puskesmas, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Sat Pol PP dan lainya) berupaya melakukan contact trancking di Lambu pada Senin (27/4/2020), ketiga orang itu diduga kabur.

Salah seorang Tokoh Muda Kecamatan Lambu yakni Jasmin A. Malik S.Pd mengungkap, sejak pagi hingga sore hari Tim Gugus Covid-19 Kecamatan Lambu untuk melakukan contact tracking terhadap warga termasuk keluarga yang bersangkutan. Sebab, sejak kepulanganya dari Ijtima Ulama di Gowa Makassar-Sulsel hingga sebelum di diisolasi di RSUD Bima setelah dinyatakan positif Covid-19, A diduga kuat sudah mengelilingi sejumlah tempat termasuk di salah satu Masjid di Kecamatan Sape.

“Sejak pagi hingga sore hari, Tim Gugus Covid-19 tersebut menunggu ketiganya di Lambu, namun tak kunjung datang. Kabar yang kami terima, isteri pertamanya sedang berada di ladang, sementara yang satunya lagi sedang berada di Kecamatan Sape,” ungkap Jasmin.

Kendati demikian, Tim Gugus sudah melakukan contact tracking terhadap sejumlah keluarga A di Lambu. Tetapi, tingkat keresahan warga di Lambu atas dugaan kaburnya ketiga orang dimaksud sampai sekarang masih saja berlangsung. “Dugaan lain menyebutkan, A sudah menghubungi terlebih dahulu kedua isterinya itu sebelum Tim Gugus Covid-19 tiba di Lambu. Jika ini benar, tentu saja dugaan kaburnya mereka sudah direncanakan terlebih dahulu,” dugan Jasmin.

Keresahan warga terutama di Kecamatan Lambu atas dugaan kaburnya ketiga orang tersebut, diakuinya bukan saja terjadi di dunia nyata. Tetapi, hal yang sama juga terjadi di Media Sosialo (Medsos).

“Tim Gugus Covid-19 tidak boleh menyerah. Ketiganya harus didapat untuk kemudian diperiksa untuk memastikan terjangkit Covid-19 atau sebaliknya. Sebab, ketiga orang ini adalah istri dan anaknya A. Masyarakat resah karena A sudah pergi ke mana-mana setelah pulang dari Gowa Makassar-Sulsel. Pun istri dan anaknya tersebut juga sudah kemana-mana terutama di Lambu. Masyarakat masih sangat khawatir sampai sekarang,” tegas Jasmin.

Jasmin menambahkan, hanya satu cara untuk mengikis angka kerasahan warga Lambu dan Sape terkait masalah nyang sedang terjadi. Yakni segera mencari sekaligus menemukan ketiga orang tersebut dan melaksanakan contak tracking terhadap siapa saja yang berhubungan dengan A.

“Kepada warga baik di Lambu maupun Sape juga harus segera melaporkan dirinya bahwa pernah berjabat salam dengan A. Tujuanya, lebih kepada mempermudah Tim Gugus Covid-19 dalam melakukan contact tracking guna memastikan terjangkit Covid-19 atau sebaliknya. Sebab, A sudah dinyatakan positif Covid-19. Kita harus jujur untuk mengakui jika pernah berjabat salam dengan A, sebab semua itu demi kebaikan dan keselamatan kita semua,” imbuh Jasmin.

Secara terpisah,  Juru Bicara (Jubir) Cocvid-19 Kabupaten Bima, Rifai S.Sos M.AP yang dimintai komentarnya membenarkan bahwa sejak awal hingga sore hari di Kecamata Lambu tidak menemukan ketiga orang dimaksud. Padahal, tujuan Tim Gugus adalah melakukan contact tracking terhadap yangt bersangkutan dan beberapa orang lainnya termasuk keluarga dekanya A.

“Sejak awal hingga soire hari, Tim Gugus menunggunya di Lambu. Namun, ketiganya tak kunjung datang. Istri pertamanya dikabarkan sedang ada di ladang. Sementara istri  keduanya dikabarkan sedang berada di Sape. Kalau anaknya berinisial A, kami tidak tahu sedang berada di mana. Yang jelas, sampai dengan detik ini ketiganya belum diperiksa oleh Tim Gugus,” terangnya kepada sejumlah awak media, Senin malam (27/4/2020).

Kendati demikian, besok (28/4/2020) pihaknya akan kembali ke Kecamatan Lambu untuk tujuan melakukan contact tracking terhadap ketiganya, dan beberapa orang lainya yang melakukan kontak fisik dengan A. “Pada tracking contact yang kami lakukan pada Selasa (27/4/2020) di Kecamatan Lambu, ada 9 orang. Dan melalui rapid test pada 9 orang tersebut dinyatakan non reaktif. Melalui kesempatan ini, kami menghimbau kepada kedua istri dan seorang anak dari A ini agar pro aktif. Maksudnya, besok harus ada di Kecamatan Lambu dan menerima kehadiran Tim Gugus yang memeriksanya,” imbuhnya.

Rifai menegaskan kendala yang terbesar dihadapi pihaknya di lapangan masih adanya kerabat dekat pasien positif covid-19 yang enggan melapor diri. Bahkan ada yang sengaja menghindar. “Seperti keluarga pasien positif di Kecamatan Bolo. Saat kita ingi menjemput, yang bersangkutan menghindar dan ditemukan di Kecamatan Sanggar,” ungkapnya.

Untuk itu, Ia berharap kerabat dekat, warga atau orang yang merasa melakukan kontak dengan pasien positif covid-19 agar segera melapor diri kepada Tim Gugus untuk diperiksa guna memastikan terjangkit Covid-19 atau sebaliknya. Hal itu bertujuan untuk diberi tindakan medis lebih lanjut. “Kita harapkan semua bisa kooperatif, ini demi kebaikan kita bersama. Jangan sampai menular ke orang lainya,” pungkasnya

Rifai kemudian membeberkan, kendala besar yang dihadapi dalam pengantisipasian penyebaran Covid-19 khususnya di Kabupaten Bima terletak pada perilaku seperti yang terjadi di Lombok-NTBG. Maksudnya, ada salah seorang jamaah tablig klaster Gowa Makassar-Sulsel yang enggan yang menolak di swab laboratorium.

“Sementara yang terjadi di Kabupaten Bima, tak jarang di antara mereka yang enggan melaporkan diri padahal datangnya dari daerah terpapar Covid-19, sebut saja dari Gowa Makassar-Sulsel. Untuk itu, perilaku yang seperti itu harus disingkirkan demi kebaikan-keselamatan kita semua,” pungkasnya.

Rifaid kemudian mengemukakan, selama ini hanya Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Bima yang pro aktif mendatangi mereka. Sementara mereka sendiri ungkapnya, enggan melaporkan diri kepada Tim Gugus-19 Kabupaten Bima untuk kemudian diawasi dan diisolasi mandiri sebagaimana Protap Covid-19.

“Kita tidak bisa menafikan hal itu, tetapi memang nyata adanya. Sementara tugas dan tanggungjawab kita adalah sama-sama memerangi Covid-19 ini. Dan sesungguhnya kita sudah memposisikan Covid-19 ini sebagai musuh bersama. Namun pada sisi lainya, tak jarang kita menemukan adanya perilaku yang bertabrakan dengan keinginan kita bersama. Salah indikatornya adalah enggan melaporkan diri untuk kemudian diawasi dan diisolasi mandiri. Dan selanjutnya, mereka dengan bebasnya berkeliaran kemana-mana,” pungkasnya. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.