Desa Titik Awal Distribusi, Berikut Mekanisme Pembagian JPS Gemilang
Kepala Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dra. T. Wismaningsih Drajadiah. |
Visioner
Berita Mataram NTB-Gubernur, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE,
M.Sc-Dr dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi
Djalillah, M.Pd telah meluncurkan program Jaring Pengaman Sosial dalam rangka
meminimalisir dampak ekonomi dan sosial atas wabah Covid-19 di NTB. Salah
satunya dengan program “Jaring Pengaman Sosilal (JPS) Gemilang”. Untuk
masyarakat yang kurang mampu dan Sektor formal/informal terdampak Covid-19
sebanyak 105.000 KK.
Bantuan diberikan dalam
bentuk paket Sembako dan Paket Suplemen-Masker, berupa beras 10 kg, telur 20
butir, minyak goreng, susu kedelai, teh kelor, minyak kayu putih/cengkeh, sabun
cair/batang, serta masker non medis. Dengan nilai per paket Rp 250.000,- per KK
tiap bulan. Dan akan diberikan selama tiga bulan di masa darurat Covid-19.
Dengan total pagu anggaran JPS Gemilang senilai Rp 80 Milyar.
“Untuk teknis pengadaan
dan distribusi paket JPS Gemilang dilakukan oleh tiga Dinas. Dinas Sosial
Provinsi NTB bertanggung jawab untuk pengadaan dan distribusi beras, telur dan minyak
goreng pabrikan. Sementara minyak kelapa jeleng hasil produksi IKM NTB dan
paket suplemen lainnya seperti susu kedelai, teh kelor, minyak cengkeh/kayu
putih diadakan oleh Dinas Perindustrian NTB. Sedangkan masker non medis
produksi UKM NTB oleh Dinas Koperasi UKM NTB,” ujar Kepala Dinas Sosial
Provinsi NTB, Dra. T. Wismaningsih Drajadiah, Senin (27/4/2020).
Untuk pola distribusi,
Kantor Desa/kelurahan dijadikan titik awal distribusi JPS Gemilang kepada
masyarakat. Dan barang tidak dibagikan pada warga sebelum barang lengkap. Tidak
perlu ada Kepala Desa/Kelurahan yang khawatir tentang barang yang diterima
hanya sebagian di awal. Apalagi sampai menolak barang. Karena hal tersebut
justru menyebabkan JPS Gemilang tidak dapat dibagi sesuai jadwal.
“Secara teknis, Pemerintah
Provinsi NTB menjadikan kantor Desa/Kelurahan sebagai titik awal penyaluran JPS
Gemilang. Hal itu dilakukan karena Kades/Lurah bersama komponen BPD,
Babinsa/Bhabinkamtibmas, Toga/Toma, Tokoh Pemuda/Perempuan, Pendamping Desa,
dan Pilar-pilar Sosial, yang melakukan Verifikasi dan Validasi BNBA calon
Penerima JPS Gemilang. Kades/lurah juga lah yang benar-benar mengenal
warganya,” terang T. Wismaningsih.
Sehingga menurut
Wismaningsih, barang yang sampai di Kantor Desa/Kelurahan biasanya
bertahab/tidak langsung lengkap. Biasanya yang sampai duluan beras, telur dan
minyak goreng dari Dinas Sosial Provinsi NTB. Dan Berita Acara Serah Terimanya
(BAST) pun hanya item yang benar-benar diterima tersebut. Selanjutnya, akan
disusul barang dari Dinas Koperas UKM dan Dinas Perindustrian sampai semua
barang JPS Gemilang lengkap.
“Telah ada tiga daerah
yang menerima bantuan JPS Gemilang sampai di rumah mereka, yakni warga Kota
Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lolmbok Utara. Semua warga
tersebut menerima secara lengkap paket Sembako dan Suplemen serta Masker. Dan
semua barang yang rusak pun telah diganti sebelum dibagikan ke warga. Karena
semua barang pun sebelum dibagi akan digabungkan dalam satu kemasan/wadah oleh
tim Tagana dan Pilar Sosial di kantor Desa/Kelurahan,” jelas Wismaningsih.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Nuryanti, SE, ME. |
“Sebagaimana diketahui, bahwa kapasitas
produksi minyak goreng IKM kita masih terbatas. Sehingga masih harus
dikomplemen dengan minyak goreng pabrikan. Tapi semua produksi IKM telah
terserab semua dan telah dibagikan di sejumlah daerah. Baru kekuranganya nanti
dipenuhi lewat barang pabrikan, tentu dengan perhitungan pagu anggaran/harga
yang telah disesuaikan,” jelas Nuryanti.
Pihaknya berjanji akan
terus mendorong peningkatan kuota produksi Industri Kecil Menengah (IKM) di
NTB. Termasuk dengan bentuk memberikan support permesinan untuk IKM. Sehingga
ditargetkan pada bulan ke III (Juni 2020) nanti, 100 persen paket bisa
terpenuhi dari IKM lokal NTB.
“Seperti kata pak
Gubernur NTB, dengan pola Learning By Doing, Insya Allah IKM kita akan terus
bertumbuh. Dan akhirnya bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan di NTB. Tapi mampu
men-supplay kebutuhan nasional, bahkan mampu menjadi produk ekspor,” tandas
Nuryanti.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda