Antisipasi Covid-19, Jejak Kemanusiaan Bupati-Wakil Bupati Bima Dari RS Hingga ke Puskesmas
Foto Bersama Usai Penyerahan APD dan Bingkisan di RS Sondosia (14/4/2020) |
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Sejak awal terjadinya Covid-19 hingga saat ini di Indonesia,
gerak langkah Bupati-Wakil Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (IDP)-Drs.
H. Dahlan (Dahlan) mulai dari sosialisasi, membangun pengendalian, pengawasan
dan pemeriksaan hingga menjawab kekurangan APD baik untuk masyarakat maupun
bagi petugas medis di Rumas Sakit maupun dan Puskesmas-tampaknya bukan sekedar
wacana.
Dalam menjawab kekurangan APD dan lainya guna mengantisipasi
agar Covid-19, Bupati-Wakil Bupati Bima telah mempersiapkan anggaran Rp50
miliar-Rp70 miliar rupiah. Anggaran tersebut merupakan akumulasi dari berbagai
mata anggaran dalam APBD yang dialihkan kepada penanganan Covid-19 (Refokusing)
sebagaimana anjuran Presiden RI. Sejak awal penanganan Covid-19 hingga saat
ini, dalam catatan resmi pihak Medis menjelaskan belum ada satupun warga
Kabupaten Bima yang dinyatakan positif Covid-19.
Kendati demikian, upaya antisipasi yang dilakukan oleh
Pemerintahan Dinda-Dahlan sebagai bentuk kewaspadaanya terhadap Covid-19 agar
tidak menyerang masyarakatnya masih dilakukan. Antara lain dengan cara menjawab
kekurangan APD yang selama ini dikeluhkan khususnya bagi petugas medis baik di
RS hingga ke Puskesmas. Kekurangan APD yang dirasakan oleh petugas medis pada
RSUD Bima sebagai RS rujukan yang ditunjuk secara resmi oleh Pemerintah,
praktis saja dijawab oleh Pemerintahan Dinda-Dahlan pada Senin (13/4/2020).
Dalam kaitan itu, IDP juga menyerahkan bantuan pribadinya kepada
petugas medis yang sejak awal hingga saat ini dikenal sebagai pahlawan
kemanusiaan (bekerja keras menyembuhkan warga berstatus PDP). Jejak kemanusiaan
Pemerintahan Dinda-Dahlan, nampaknya belum berakhir sampai di situ.
Selasa (14/4/2020), Dinda-Dahlan bergegas ke RS Sodosia
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Pada moment tersebut, puluhan wartawan baik dari
media online, cetak maupun Televisi poun ikut serta di dalamnya. Tujuanya,
lebih kepada menjawab kekurangan APD yang sejak awal diharapkan oleh petugas
medis di RS Sondosia.
Di RS Sondosia yang disaksikan oleh Sekda Kabupaten Bima, Drs.
H. M. Taufik H. AK, Kadiskes Kabupaten Bima, dr. H. Ganis, Asisten II Setda setempat,
Ir. H. Nurdin, Kepala BPBD Kabupaten Bima, Anton, SE, Dirut RS Sondosia dr.
Yuyan dan sejumlah petingggi SKPD lainya, IDP-dahlan menyerahkan APD kepada
puluhan petugas medis setempat. Penyerahan bantuan yang bersumber dari BNPB, BPBD PemproV NTB, Pemkab Bima dan bantuan pribadi dari Bupati Bima tersebut diterima
oleh Kadis Kesehatan Kabupaten Bima, dr. Ganis.
Dengan demikian, Bupati Bima menyatakan bahwa kekurangan APD
yang diharapkan oleh petugas medis setempat kini mulai dijawab secara nyata. “Pada
situasi atau beberapa kasus yang tidak kita duga-duga, RS Sondosia menjadi
salah satu alternatif rujukan bagi Kecamatan yang terdekat, seperti bagi
pasien-pasien yang tidak dibarengi dengan gejala khusus. Nah, ini semua
tentunya memerlukan persiapan dari kita semua. Hari ini selain saya hadir untuk
memberikan semangat kepada bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, maka saya ingin
memastikan kesiapan Dinas teknis bersama RS di dalam mengantisipasi bila
terjadi hal-hal yang diluar dari dugaan kita semua,” terang IDP dalam
sambutanya pada moment tersebut.
IDP mengingatkan, bahwa permasalahan kekurangan ADP bukan hanya
menjadi permasalahan di RS Sondosia saja. Tetapi hal yang sama juga dihadapi
oleh RS di seluruh Indonesia. Dan masalah Covid-19 ini, diakuinya sebagai
masalah internasional. “Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan yang kita
miliki maka saya berharap agar para petugas medis bisa bekerja dengan maksimal.
Tentunya kita sadari bersama bahwa Kabupaten Bima yang memiliki cakupan wilayah
yang sangat luas mengharuskan kita mendapatkan beberapa alternatif di dalam
menangani beberapa kasus atau pasien yang kita hadapi bersama,” ujar IDP.
IDP menjelaskan, bahwa tenaga kesehatan merupakan garda terdepan
di dalam melayani dan memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang
membutuhkan. “Oleh karena itu, saya harapkan hari ini dari Dinas Kesehata dan
bagian-bagian lainya untuk mengecek kesiapan ruangan di RS Sondosia ini agar kita
perbaiki dalam beberapa waktu ke depan, terutama melengkapi apa-apa saja yang
dibutuhkan sehingga bisa mendekati standar pelayanan yang diharapkan bagi
pasien, lebih khususnya pasien Covid-19,” ucap IDP.
Pada moment tersebut, IDP mengakui menyerahkan bantuan
pribadinya dalam bentuk 40 pasang APD untuk para petugas medis RS Sondosia. “Dan
kemarin kita juga menerima bantuan sebanyak 750 buah APD dari Pemprov NTB. Insya
Allah bantuan dari Pemprov NTB ini akan kita bagikan kepada seluruh Puskesmas
yang ada di Kabupaten Bima. APD tersebut juga dibagikan ke RSUD Bima sebagai RS
rujukan yang menangani banyak pasien pada akhir-akhir ini. Dan APD dari Pemprov
NTB ini juga kita bagikan kepada petugas medis di RS Sondosia ini,” tandas IDP.
IDP kembali menjelaskan, Kecamatan Bolo sudah mulai masuk dalam
wilayah orange. Oleh karenanya, selain kesiap-siagaan tenaga medis, juga di harapkan
agar lebih meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat,
serta mengikuti anjuran Pemerintah. “Bagi masyarakat yang baru kembali
lebih-lebih dari perantauan terutama anak-anak kita yang pulang dari
melaksanakan studinya, dibutuhkan kesadaran untuk dalam melaksanakan isolasi
mandiri. Jika ada keluhan, diharapkan agar segera berkoordinasi dengan tenaga
kesehatan yang ada,” imbuhnya.
Masih soal itu, IDP mendesak agar peran Camat, Kepala Desa sampai
ke tingkat RT dan RW di dalam menyelesaikan permasalahan dimaksud dengan cara
bekerjsama dengan petugas kesehatan pada masing-masing wilayahnya. “Terkait
masalah yang sedang dihadapi, kita berharap agar Manajemen RS Sondosia
betul-betul memperkuat kinerja bersama seluruh tenaga kesehatan yang ada di
dalamnya. Selain itu, mari kita kesampingkan dulu berbagai hal ataupun
permasalahan-permasalahan yang pernah terjadi sebelumnya. Maksudnya, mMari kita
lebih fokus untuk menangani Covid-19,” harap IDP.
Sebab, tanpa semangat bekerja, keseriusan, dan keikhlasan maka
mustahil permasalahan yang sedang dihadapi ini akan usai. “Kita semua merasakan
dampaknya, dan bagaimana sulitnya di dalam menghindari beberapa kegiatan.
Terkait masalah yang sedang dihadapi, kita dituntut untuk tidak berkumpul
secara ramai-ramai, menjaga jarak dalam setiap pertemuan, tetap di rumah,
membiasakan diri dengan pola hidup sehat, cuci tangan baik sebelum maupun
sesudah beraktivitas, dan yang terpenting lagi adalah patuh-taat terhadap
anjuran Pemerintah. Itu semua demi kebaikan kita bersama,” terang IDP.
Tak hanya itu, IDP juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga
kepada para pettugas medis yang telah bekerja keras dalam menangani warga yang
berstatus PDP. Dan atas hal itu, hari ini pihaknya menyerahkan bingkisan kepada
para petugas medis di RS Sondosia. Hal yang sama, sebelumnya juga diserahkan
kepada petugas medis di RSUD Bima. “Semoga para petugas medis berkenan menerima
bingkisan dari kami ini,” tutur IDP.
Selain itu, IDP juga merencanakan menambah insentif bagi petugas
medis yang menangani kasus Covgid-19 di Kabupaten Bima. Hal tersebut terhitung
atau mulai berlaku sejak adanya penanganan pasien di rumah sakit atau di tempat
pelayanan kesehatan di Kabupaten Bima. “Sekali lagi, saya berharap agar para
petugas medis bekerja sungguh-sungguh dan ikhlas serta mengedepankan
kebersamaan dalam setiap menangani pasien. Perbedan antara satu dengan yang
lain diharapkan agar sebisa mungkin ditiadakan. Mari bekerja sebagai tim yang
solid, sehingga setiap prestasi adalah kebanggaan kita bersama,” saran IDP.
IDP menegaskan, setiap permasalahan adalah beban yang harus diselesaikan
secara bersama-sama. “Kehebatan bukanlah milik pucuk Pimpinan. Tetapi,
kehebatan dan sukses adalah milik tim yang wajib hukumnya untuk diapresiasi secara
bersama-sama pula,” paparnya.
IDP menambahkan, APD yang diberikan kepada petugas kesehatan
juga ada yang bersumber dari pribadinya. Yakni 100 buah APD di beli dari dr.
Nas di Mataram dan ada pula bantuan APD dari DPD Golkar NTB. “APD dari pribadi
saya diserahkan kepada petugas medis RS Sondosia dan di Puskesmas Bolo.
Sementara bantuan dari DPD Golkar NTB sudah diserahkan ke RSUD Bima. Selain
itu, kita juga sudah mendistribusikan bantuan APD dari BPBD NTB sebanyak 750
buah ke RS Sondosia,” tambahnya.
IDP kemudian merincikan pendistribusian bantuan APD dari Pemprov
NTB sebanyak 750 buah itu. Yakni 200 buah untuk RSUD Bima, 50 buah untuk RS
Sondosia, 30 buah untuk Puskesmas Bolo, 20 buah untuk Puskesmas Madapangga, 40 buah
untuk Puskesmas Sape, 20 buah untuk Puskesmas Lambu, 30 buah untuk Puskesmas
Woha, 30 buah untuk Puskesmas Palibelo, 30 buah untuk Puskesmas Langgudu, 20
buah untuk Ouskesmas Belo, 20 buah untuk Puskesmas Monta, 30 buah untuk
Puskesmas Wera, 10 buah untuk Puskesmas
Wawo, 10 buah untuk Puskesmas Parado, 10 buah untuk Puskesmas Ambalawi, dan 10 untuk
Puskesmas Lambitu. “Sementara sisanya 200 buah masih standbay untuk digunakan
dalam keadaan darurat,” pungkas IDP.
Sementara itu, Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan pada moment
tersebut menyampaikan sambutan secara singkat. Ia meminta kepada masyarakat
agar tetap membiasakan pola hidup sehat dan mengikuti semua anjuran Pemerintah
agar terhindari serangan Covid-19. “Pemerintah sudah dan sedang melakukan
berbagai upaya untuk mengantisipasi agar masyarakat di daerah ini terhindari
dari Covid-19. Namun yang dibutuhkan juga adalah kesadaran masyarakat secara
utuh. Sekali lagi, demi kebaikan kita semua maka ikutilah anjuuran dari
Pemerinta,” desaknya.
Dahlan menegaskan, jika ada masalah yang terjadi di internal
Rumah Sakit tidak dibawa ke luar. Maksudnya, masalah tersebut harus diselesaikan
secara internal oleh pihak Rumah Sakit. “Jika ada masalah di internal Rumah
Sakit, maka selesaikan secara ke dalam. Perkuat kebersamaan dalam menangani
masalah yang sedang dihadapi. Peran keras petugas medis sangat diharapkan dalam
menjawab masalah yang sedang dihadapi. Masalah yang dihadapi, juga harus
disebut sebagai ujian dari Allah SWT. Namun, kita juga harus berikhtiar keras
secara bersama-sama,” imbuhnya.
Selain itu, Dahlan juga menyampaikan apresiasi, terimakasih,
rasa bangga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para petugas medis yang
telah berjuang keras menangani warga berstatus PDP hingga akhirnya dinyatakan
negatif Covid-19 oleh pihak terkait. “Sementara kekurangan APD yang dihadapi,
tentu saja kita jawab secara perlahan-lahan mengingat kelangkaanya terjadi di
seluruh Indonesia. Terimakasih kepada Pemerintah Pusat dan Pemprov NTB yang
telah membewrikan bantuan berupa APD yang kita bagi kepada RS maupun Puskesmas
di Kabupaten Bima. Dan bantuan tersebut, tentu saja sangat membantu kita semua,”
pungkas Dahlan.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Bima Drs. HM. Taufik H.AK-pada
moment tersebut meminta kepada seluruh Media Massa baik cetak maupun online
untuk memberitakan setiap peristiwa yang sedang dihadapi yakni Covid-19 dengan
cara yang benar. Maksudnya, objektivitas dalam setiap pemberitaan harus
dikedepankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Ada pemberitaan yang
menyebutkan bahwa saya pernah menyatakan merupakan tenaga sukarela di RS
Sondosia, padahal saya tidak pernah mengatakan demikian. Tolonglah, jangan
mengada-ada,” imbuhnya dengan nada singkat.
Liputan langsung sejumlah awak media pada momen tersebut
melaporkan, membagikan APD di RS Sondosia-Bupati dan Wakil Bupati Bima
melanjutkan perjalanan membagikan hal yang sama di Kantor Desa Sanolo, Kantor
Desa Rato dan Kemudian menyerahkan bantuan APD serta bingkisan ke petugas medis
Puskesmas Bolo. Selanjutnya, Bupati dan Wakil Bupati Bima serta rombongan
melanjutkan perjalanan membagikan APD dan bingkisan kepada petugas medis di Puskesmas
Woha. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda