Ini “Ancaman” Bagi Pasangan IMAN Tak Kendarai Hanura
Heris: HAE Bukan Kader Hanura dan Pasangan IMAN Tak
Mendaftar di Hanura
![]() |
Abdul Heris, SH (Kanan) Serahkan Berkas Ke DPP Partai Hanura Belum Lama Ini |
Visioner Berita
Kabupaten Bima-Pengklaiman
bahwa H. Herman Edison (HAE) merupakan kader Partai Hati Nurani Rakyat
(HANURA), kini justeru ditanggapo keras oleh Kader Hanura Kabupaten Bima yang
juga Ketua Tim Penjaringan Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025 yakni Abdul
Heris, SH. “Kami tegaskan bahwa HAE bukan Kader Partai Hanura. Sementara
pengklaiman itu adalah bodong,” timpal Heris kepada sejumlah awak media
beberapa waktu lalu.
Sementara
pemberitaan media massa bahwa pasangan dr. Irfan-Herman (IMAN) diusung oleh
Hanura pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2020, ditudingnya tidak
mendasar. Sebab, hingga detik ini DPP belum memastikan siapa Pasangan Calon
(Paslon) Bupati-Wakil Bupati yang diusung oleh Partai Hanura. “Jangan menyebar
berita bohong. Tunjukan buktinya bahwa Hanura telah memastikan mengusung
pasangan IMAN. Karena sampai sekarang DPP belum memutuskan hal itu, maka segala
pengakuan dimaksud adalah bohong besar,” timpal Heris.
Heris
menjelaskan, pada proses penjaringan Bakal Calon (Balon) Bupati-Wakilo Bupati
Bima periode 2020-2025 oleh Hanura Kabupaten Bima, dr. Irfan tidak pernah
mendaftarkan diri. Kata Heris, HAE pun tidak pernah mendaftarkan diri ke Partai
Hanura Kabupaten Bima sebagai Cawabup periode 2020-2025.
“Syarat
untuk diusung oleh Hanura adalah mendaftarkan diri sebagai Bacabup-Bacawabup.
Semenatara Irfan dan HAE tidak pernah mendaftar di Hanura pada saat proses
penjaringan yang digelqar oleh Partai Hanura Kabupaten Bima waktu itu. Kalau
ntidak mendaftar, lantas bagaimana bisa diusung sebagai Paslon oleh Partai
Hanura. Karenanya, inilah keyakinan bahwa pasangan IMAN tak diusung oleh Partai
Hanura,” terang Heris.
Hasil
penjaringan yang sudah dilakukan di tingkat Kabupaten Bima tersebut, diakuinya
telah diserahkan oleh pihaknya ke DPD Partai Hanura NTB. Balon Bupati Bima
periode 2020-2025 yang direkomendasikan oleh pihaknya nke DPD untuk diteruskan
ke DPP Partai Hanura adalah Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (IDP), tak ada nama dr.
Irfan.
“Sementara
nama Balon Wakil Bupati yang kami rekomendasikan DPD Hanura NTB, itu ada 6
nama. Salah satunya adalag Drs. H. Dahlan HM. Noer. Sementara tugas DPD Partai
Hanura NTB adalah melakukan penyaringan terhada sejumlah nama yang kami
rekoemndasikan dan selanjutnya dibawa ke DPP. Maka DPP lah yang akan memutuskan
siapa Paslon Bupati-Wakil Bupati Bima periode 2020-2025. Dalam hal itu, sampai
hari ini DPP belum memutuskanya. Oleh karenanya, jangan mengaku-ngaku saja,”
timpal Heris.
Masioh
soal itu kata Heris, DPP tentu saja akan memutuskan nama-nama Paslon yang
direkomendasikan oleh DPD Hanura Kabupaten Bima yang direkomendasikan ke DPD
Partai Hanura NTB. “Jangan menggembar-gemborkan telah diusung oleh Partai
Hanura, sementara DPP belum memutuskanya. Partai ini punya AD/ART mulai dari
proses penjaringan, penyaringan hingga diputuskan oleh DPP. Sementara pasangan
IMAN itu sama sekali tidak pernah mendaftar sebagai Balon Bupati-Wakil Bupati
di Partai Hanura. Sekali lagi, saya tegaskan bahwa HAE bukan Kader Partai
Hanura,” bebernya.
Heris
kemudian mengaku, belum lama ini membawa sendiri berkas ke DPP. Maka
selanjutnya, nama-nama yang tertuang dalam berkas tersebut akan diputuskan oleh
DPP Partai Hanura. Sementara pernyataan pihak DPD Partai Hanura NTB yang
mencabut dukungan kepada IDP, ditudingnya cacat logika dan telah melabrak
AD/ART Partai Hanura, dan itu adfalah hoax.
Tegas
Heris, otoritas rekomendasi politik mengusung nama Calon Kepala Daerah dalam
Pilkada Kabupaten maupun Kota adalah domain DPC. Posisi DPC Hanura Kabupaten
Bima, sudah tepat secara politik dan manajemen hirarki partai merekomendasikan
nama IDP.
“Ketua
DPD Hanura tidak punya otoritas mengintervensi apalagi membatalkan rekomendasi
DPC. Posisi DPD Hanura NTB hanya mensupervisi dan memonitoring lalu lintas
aktivitas DPC guna menjamin keberlangsungan mekanisme politik yang sehat dalam
partai. Sementara Ketua DPD Hanura NTB mengklaim Herman Edison sebagai kader
Hanura. Itu bentuk klaim yang sangat memalukan dan karena itu Herman Edison
bukan kader partai Hanura,” bongkar Heris.
Manuver
politik Ketua DPD Hanura yang mengekspose pencabutan rekomendasi DPC Hanura yang mengusung IDP, ditudingnya
sebagai taktik lain menggertak IDP agar mengeluarkan dana. “IDP jauh lebih
sehat dan cerdas menolak dijadikan sebagai lumbung pemerasan atas nama Pilkada.
Pun dengan Ketua DPD Hanura NTB melibatkan nama Herman Edison sebagai peran
pengganti dagelan Ketua DPD Haruna adalah manuver lain untuk menarik dana
dengan pintu yang bercabang. Trik politik seperti ini sudah usang dan
ketinggalan zaman,” tudingnya.
Penggembosan
atas pencalonan IDP oleh DPD Haruna NTB ujarnya, merupakan sebuah isyarat dan
indikasi kuat melibatkan orang yang berkuasa selevel Gubernur. “Mereka
merancang agenda demikian lama hendak menyelundupkan calon Wakil berpasangan
dengan IDP. Mereka gagal berpasangan dengan IDP lalu membuat letusan politik
yang seolah berbahaya bagi IDP, padahal mereka sedang membakar tubuhnya sendiri
dengan korek api dari tangan mereka sendiri pula,” tutur Heris.
Lagi-lagi Heris
membongkar, Ketua DPD Hanura NTB menanyakan konstribusi IDP terhadap partai
Hanura justeru semakin memperjelas kebutaanya. Karena, Ketua DPD Hanura NTB
merupakan orang baru di Hanura. “IDP
tidak dalam posisi memenuhi hasrat pribadi orang, tetapi terlibat aktif
memberikan kontribusi real terhadap partai Hanura,” pungkas Heris. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda