Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bima Ingatkan Semua Pihak Objektif Menilai Kinerja Pemerintahan Lutfi-Feri
Pegang Dulu Dokument APBD Baru Bersuara Lantang!
Visioner Berita
Kota Bima-Ketua
DPC Partai Gerindra Kota Bima sekaligus anggota DPRD setempat yang kini kembali
terpilih untuk duduk di kursi Legislatif yakni Khalid Bin Walid, kini kembali
bersuara keras. Suara keras tersebut, diakuinya menyusul adanya penilaian miring
“orang luar” terhadap kinerja Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi,
SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) yang baru berumur sekitar satu tahun.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bima, Khalid Bin Walid |
Partai
Gerindra sebagai salah satu pengusung Lutfi-Feri di Pilkada Kota Bima periode
2018-2023, Walid mengaku ada banyak hal yang dilakukan oleh Pemerintahan Lutfi-Feri.
Hal tersebut, tertuang melalui dokument APBD 2 Kota Bima.
“Data-data
actualnya ada di APBD 2 Kota Bima, nanti akan saya jelaskan semuanya. Oleh
karenanya, saya ingatkan kepada semua pihak agar mengkritisi Pemerintahan
Lutfi-Feri secara objektif dan profesional. Pegang dulu dokument APBD baru
memberikan penilaian, ide dan gagasan. Dan dengan itu pula kita akan menjadi
tahu tetang apa yang sudah dan sedang dilakukan oleh Pemerintahan Lutfi-Feri,
serta apa pula yang sedang direncanakan. Ingat, Lutfi-Feri bekerja untuk Kota
Bima dan masyarakatnya, bukan untuk orang diluarnya,” imbuhnya.
Walid
kemudian menghimbau agar warga Kota Bima tidak memunculkan faksi-faksi atau
power blocking terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawah kendali
Lutfi-Feri. Tetapi, berbagai elemen masyarakat Kota Bima harus memberikan ruang
dan kesempatan kepada Lutfi-Feri untuk bekerja guna mewujudkan visi-misinya.
“Berbagai
Tokoh hingga ke RT/RW diharapkan bisa bekerjasama dalam mendorong jkinerja
Pemerintahan Lutfi-Feri agar nantinya masyarakat dan daerah ini bisa berdiri
sejajar dengan daerah lainnya. Berikan kesempatan kepada Lutfi-Feri untuk terus
bekerja secara profesional, terukur dan bertanggungjawab demi generasi kita
kini, esok maupun akan datang. Sekali lagi, Lutfi-Feri bekerja untuk Kota Bima
beserta masyarakatnya,” ulasnya.
Walid
kembali menegaskan, mengkritisi kinerja Pemerintahan Lutfi-Feri harus disertai
dengan actualitas data dan kemudian mengusung ide, gagasan serta solusi
penyelesaiannya. Walid kemudian mengungkapkan sesuatu yang sangat ironis dari
oknum-oknum yang mengkritisi kinerja Pemerintahan Lutfi-Feri yang baru berjalan
sekitar satu tahun ini.
“Yang
mereka sampaikan terutama melalui Medsos itu cenderung berbasiskan kebencian
dan mencari-cari kesalalah Pemerintah yang masih jauh dari nilai-nilai
kebenaran. Mereka menghujat dan cenderung menilai telah terjadi kegagagalan
seolah-olah Pemerintahan Lutfi-Feri ini sudah berumur lima tahun saja.
Padahal, idealnya kita memberikan penilaian terhadap kinerja Pemerintah adalah
ketika memasuki umur 2-3 tahun. Lha ini Lutfi-Feri memimpin Kota Bima ini baru sekitar satu tahun kemudian ada yang menyatakan gagal, apa itu bisa disebut waras,”
tanya Walid sembari menyatakan bahwa penilaian itu tidak berbasiskan data
sebagaimana tertuang dalam APBD 2 Kota Bima.
Walid
kemudian menyarankan kepada para Aktivis, LSM, Politisi senior-Junior baik yang
sudah mengabdi maupun yang sebaliknya agar secara bersama-sama memberikan
kontribusi baik melalui ide-gagasan cerdas kepada Pemerintahan Lutfi-Feri guna
membuktikan pengabdianya melalui kinerja nyata demi masa depan Kota Bima
beserta masyarakatnya.
“Disaat
Lutfi-Feri menuntaskan insentif RT/RW, penyelesaian BPJS gratis kepada puluhan
ribu warga miskin di Kota Bima, percepatan pembangunan rumah realokasi pasca
bencana, menyerahkan akta hibah atas tanah untuk Mako Brimob Pelopor Den C
Bima, membantu Kodim 1608 Bima melalui kendaraan operasional bagi Babinsa,
mempercepat proses penanganan pasca bencana 2016 terhadap rumah warga di
berbagai wilayah (insitu), pemangkasan biaya perjalanan dinas baik pada Eksekutif
maupun Legisatif dan kemudian anggaran tersebut dipergunakann untuk hal-hal
yang berkaitan dengan umat di Kota Bima hingga sejumlah piagam penghargaan yang
diraih atas prestasinya kok ucapan terimakasih dari tukang kritik itu tidak
pernah terlihat di atas permukaan,” tanya Walid lagi.
Pada
kesempatan ini, Walid kemudian mengajak semua pihak untuk melihat secara jernih
tentang apa yang dilakukan oleh Pemerintahan Lutfi-Feri tahun 2019 sebagaimana
tertuang dalam APBD 2 Kota Bima. Yakni penyelesaian pembangunan Masjid Raya
Al-Muwahiddin dengan sistim Multi Years (Rp10 M per tahun), Pembangunan Masjid di
Kantor Walikota Bima yang sedang berjalan, pengembangan Kawasan Destinasi
Wisata Lawata, pengembangan Ekonomi Kreatif (Hibah Bansos), akreditasi RSUD
Asakota dan Penunjang Kesehatan lainnya, Pembangunan 2 Puskesmas (Puskesmas
Paruga dan Rasanae Timur), Penyelesaian/ Percepatan Pembangunan Relokasi rumah
warga sebanyak 1.025 Unit, Rehabilitasi Rumah Rusak Sedang-Berat sebanyak
sekitar 800 unit, Pembangunan Sarana
Prasarana Pasar (Pasar Senggol dan Pasar Raya), Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan sepanjang 2 KM.
“Selain
itu, ada Penanganan Jembatan Dodu demi kelancaran transportasi, Penambahan
Penerangan Jalan Umum (PJU) di 114 titik, Melakukan Rehabilitasi/ Pemeliharaan
DAM sebanyak 2 unit, Pembangunan Saluran Drainase Irigasi sebanyak 4 Daerah
Irigasi dengan panjang sekitar 800 Meter, Pembangunan Sarana dan Prasarana Air
Minum dengan melakukan Pengeboran di 3 titik, Pembangunan/ Pemasangan Jaringan
Distribusi Air Minum (Pemasangan Sambungan Rumah) pada 5 Kelurahan, Pembangunan
IPAL Komunal Skala Kawasan pada Wilayah Kelurahan Lelamase, Pembangunan Sarana
Sanitasi Skala Individual pada 10 Kelurahan, Pembangunan Saluran Drainase
Lingkungan sepanjang 1,2 KM, Pembangunan Jalan Lingkungan sepanjang 4 KM dan Peningkatan Sarana Prasarana Kebersihan.
Semuanya tertuang dalam APBD 2 Kota Bima tahun 2019,” terangnya.
Oleh
karenanya, dari rangkaian kegiatan tersebut diyakini akan terpampang secara
fisikly pada tahun 2020. Tak hanya itu, intensitas perjalanan dinas Lutfi-Feri
ke luar daerah diakuinya bukan sekedar jalan-jalan seperti yang duisebut-sebutkan
oleh segelintir oknum. Tetapi, lebih kepada melakukan pendekatan dengan
Pemerintah Pusat terkait anggaran pembangunan di Kota Bima yang berorientasi
kepada kemasalahan masyarakatnya. “Salah satunya, akan ada ada anggaran sekitar
Rp10 M untuk pembangunan Perpustakaan di Kota Bima yang sudah disetujui oleh
pihak Perpustakaan Nasional (Perpusnas),” beber Walid.
Walid
menambahkan, menghujat Pemerintahan Lutfi-Feri tanpa didukung oleh actualitas
data yang bisa dipertanggungjawabkan secara profesional adalah sarat dengan
fitnah sekaligus sebagai sebuah kesalahan fatal dan tentu saja sangat beresiko bagi
para pemfitnah itu sendiri. Sementara kritikus profesional adalah mereka yang
mampu membuktikan actualitas datanya yang kemudian disertai dengan solusi bagi
penyelesaiannya.
“Sebelum
mengkritisi apakah sudah memegang dokument APBD 2 Kota Bima atau belum?. Jika
tidak, maka silahkan belajar serta berusaha mendapatkan dokument APBD 2 Kota
Bima dan selanjutnya dipersilahkan untuk berbicara secara real,” desak Walid. (GILANG/FAHRIZ/RUDY/JASMIN)
Tulis Komentar Anda