HMI Berpeluang Mengisi Space Entreprenour Milenial
Moment LK II Tingkat Nasional, yang diselenggarakan Pengurus HMI Cabang Dompu (26/9/2019) |
Visioner Berita Dompu-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
dinilai mampu menjadi salah satu motor kebangkitan wirausahawan milenial di
Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Sentral Muslim Group, Ir. Hadi Santoso, ST,
MM, saat menjadi Pembicara dalam Latihan Kepemimpinan (LK) II Tingkat
Nasional, yang diselenggarakan Pengurus HMI Cabang Dompu, bertempat di Hotel
Semada, Dompu, NTB, Selasa (24/9/2019)
malam.
"Tingkat
kesejahteraan sebuah negara, sangat ditentukan jumlah entreprenour yang ada
didalamnya. Termasuk Provinsi NTB, membutuhkan wirausahawan baru. Bahkan
program prioritas Gubernur NTB, salah
satu nya adalah menciptakan 1.000 wirausahwan baru," ujar, Hadi Santoso,
yang juga Staf Khusus/Tim Ahli Program Prioritas Gubernur NTB itu.
Menurut
Hadi, saat ini jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat sedikit, belum mencapai 5%. Begitupun di Provinsi NTB.
Hal itu menjadi peluang besar bagi siapapun yang serius menggeluti dunia usaha.
Terutama kaum milenial.
"Bisnis
hari ini, justru memberi peluang terbesar untuk para generasi muda. Seperti
adik-adik HMI ini, karena masuk di era
digitalisasi 4.0. Dimana, pemahaman paltform bisnis berbasis digital, android,
media sosial, dan marketplace, menjadi penentu kesuksesan bisnis.
Nah, ini kan gawean sehari-hari generasi
Melenial," lanjut Hadi, dihadapan
puluhan peserta LK II yang antara lain berasal dari Kabupaten Dompu, Kota/Kab Bima, Lombok Tengah, Gowa, Makassar itu.
Semua
bisnis yang konvensional mulai dtinggalkan oleh konsumennya, karena para
konsumen milineal telah bermigrasi ke jaringan online. Sehingga, perusahaan-perusahaan besar telah banyak yang
gulung tikar, seperti Hi Tech Mall, Matahari,
Hero, Mangga Dua Mall, dll.
Foto Bersama Usai LK II Tingkat Nasional, Yang Diselenggarakan Pengurus HMI Cabang Dompu (25/9/2019) |
Hadi
memberi semangat kepada para Kader HMI itu,
untuk serius menggeluti bisnis. Tanpa terpaku dengan kebutuhan modal
finansial. Karena modal terbesar dalam era digital adalah jejaring dan
penguasaan/penerapan teknologi.
"Banyak
yang ingin memulai bisnis ragu, karena
keterbatasan modal finansial. Padahal di era digital, modal tidak begitu prinsip. Dengan
bermodalkan HP Android pun, kita sudah
bisa memulai bisnis. Kita bisa saja memilih jualan di marketplace besar yang
telah ada. Tinggal melihat produk terlaris dan perbaiki cara promosi, insya Allah bisa jalan," terang Korwil
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bali-Nusra ini.
Bisnis
apapun, menurut Hadi, baik Trading,
service/jasa, investasi, maupun
manufature. Tetap membutuhkan penguatan di "Lima P", Personality, Produck,
Promotion, Place, dan Price.
"Jangan
lupa, untuk mulai bisnis, pilihlah berdasarkan passion atau hobby, ATM
(Amati Tiru Modifikasi), dan peluang yang ada. Dengan passion/cinta, kita akan
bisa terus bangkit dari setiap kegagalan. Karena tak ada satu pun bisnis yang
berjalan mulus tanpa kegagalan. Jadi dalam bisnis tak penting berapa kali kita
gagal, yang terpenting bagaimana kita
selalu mampu bangkit, " tutup Pria yang juga Wakil Ketua KADIN Bima ini. (GILANG/FAHRIZ/JASMIN/RUDY)
Tulis Komentar Anda