Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran di Amahami-Bungkam Suara Lantang di Medsos
Ketua APPSI Kota Bima, Herman M.Pd |
“Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini
jelas ada. Pasar Ramadhan yang sebelumnya berlokasi di lapangan Sera Suba,
namun kini berpindah di Amahami. Dan Pasar Ramadhan pun bertempat di Amahami
pula. Hanya saja penanganan dua pasar tersebut, telah diserahkan secara resmi
kepada APPSI Kota Bima,” tegasnya dua hari lalu.
Pemindahan lokasi pasar Ramadhan tersebut,
diakuinya atas dasar kesepakatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dengan pihak
APPSI. Kepala Dinas Koperindag Kota Bima, Nurjanah S.Sos juga membantah keras
tentang isu ditiadakannya Pasar Ramadhan tahun ini oleh Pemkot Bima.
“Yang kami jelaskan sebelumnya adalah soal
tidak adanya pos anggaran pada Dinas Koperindag untuk Pasar Ramadhan dan Pasar
Lebaran tahun ini. Hal itu bukan berarti bahwa Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran
tahun ini ditiadakan. Tetapi, Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini telah
diserahkan penanganannya oleh Pemkot Bima kepada pihak APPSI. Dan saat ini
pihak APPSI tentang membangun Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran di Amahami,”
terangnya.
Ketua APPSI Kota Bima, Herman M.Pd yang
dimintai tanggapannya menilai bahwa isu tentang tidak adanya Pasar Ramadhan dan
Pasar Lebaran tahun ini berdampak kepada keresahan para pedagang. Dengan tanpa
menyalahkan pihak manapun, Dosen Biologi pada STKIP Bima yang dikenal tegas ini
menyatakan bahwa isu tersebut lahir karena terjadinya miskomunikasi.
“Sebelumnya,
para Nitizen di Medsos misalnya terlihat menghujat Pemkot Bima isu
ditiadakannya Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini. Namun setelah kami
menjelaskannya secara rinci, Alhamdulillah sekarang susana yang sempat memanas
di Medsos sudah tidak ada lagi. Pun demikian halnya dengan keresahan para
pedagang yang dipicu oleh isu itu,” tandas Tokoh yang menjabat sebagai Ketua RW
di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat sekaligus salah satu pejuang yang
konsisten melawan dugaan kriminal dalam bentuk pengkavlingan kawasan
Amahami oleh oknum-oknum tertentu ini.
Diakuinya, penyerahan pengelolaan pasar
Ramadhan dan pasar Lebaran ini oleh Pemkot Bima kepada pihaknya dikarenakan
oleh tak adanya pos anggaran pada Dinas Koperindag setempat. Sementara anggaran
bagi pengadaan pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini, diakuinya ditarik
kepada masing-masing pedagang.
“Untuk pasar Ramadhan, kami menarik biaya
Rp300 ribu per orang per lapak. Anggaran yang ditarik kepada masing-masing
pedagang tersebut, tentu saja digunakan untuk membeli terop berikut material
bangunannya, biaya listrik, retribusi kebersihan. Sementara nominal penarikan
anggaran kepada masing-masing pedagang untuk pasar Lebaran belum bisa kita pastikan
karena harus dihitung terlebih dahulu tentang material bagi pembangunan
lapaknya,” ujarnya.
Proses Pembangunan Lapak Pasar Ramadhan 2019 Bagi Para Pedagang |
“Antara lain makanan siap saji, minuman segar
untuk buka puasa, kuliner khas Bima dan lainnya yang dibutuhkan oleh warga
untuk berbuka puasa. Sementara pasar Lebaran, lazimnya digunakan oleh para
pedagang untuk menjual pakaian seperti baju, celana dan lainnya yang dibutuhkan
oleh warga pada hari lebaran. Biasanya, kunjungan warga pada dua pasar ini pada
tiap tahunnya sangat ramai. Karenanya, hadirnya pasar Ramadhan dan pasar
Lebaran ini tentu saja berdampak positif kepada peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan para pedagang itu sendiri.
Herman menambahkan, memberlakukan pasar Ramadhan
dan Pasar Lebaran pada tiap tahunnya oleh Pemkot Bima patut diapresiasi secara
positif oleh seluruh elemen masyarakat. Sebab, manfaatnya sangatlah besar baik
bagi para pedagang maupun konsumenya. Sementara isu tentang tidak adanya pasar
Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini, tak lebih dari sebuah opini yang diduga
mengarah kepada membenturkan antara Walikota-Wakil Walikota Bima dengan para
pedagang dan masyarakat pada umumnya.
“Fatalnya, isu itu dikembangkan secara tajam
di Medsos hingga komentar-komentar miring yang diarahkan oleh para nitizen
kepada Walikota-Wakil Walikota Bima (Lutfi-Feri) pun nyata adanya. Padahal,
kita semua tahu dan sangat yakin bahwa Lutfi-Feri tidak pernah punya niat
apalagi membunuh roda ekonomi serta kesejahteraan para pedagang di Kota Bima.
Sebab, perhatian serius Pemerintahan Lutfi-Feri kepada para pedagang adalah
nyata adanya,” pungkas Herman. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda