Di Sel Tahanan Farhan Ngaku Didatangi Arwahnya Mu’amar Ramadhan
![]() |
Farhan (Berkaos warna hitam tanpa lengan) di ruang Sat reskrim Polres Bima Kota (30/4/2019) |
Visioner Berita
Kota Bima-Peristiwa
pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Farhan terhadap sahabatnya sendiri yakni
Mu’amar Ramdhan warga asal Kelurahan Sarae Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima
sekitar tiga bulan silam, bukan saja menyisakan duka dan air mata
berkepanjangan bagi keluarga korban. Tetapi, peristiwa ini juga tercatat
sebagai yang terheboh di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berbagai
spekulasi-asumsi menduga, kasus ini diduga erat kaitannya bermotifkan dendam
dimana korban sempat memergoki Farhan “sedang anu” dengan sesama jenis. Dan
dugaan tersebut disinyalir sebagai bahan-olok oleh korban bersama
rekan-rekannya terhadap Farhan hingga memicu lahirnya dendam hingga pada
akhirnya Mu’amar dibunuh secara sadis.
Atas
kejadian itu pula, suasana Kota Bima sempat tegang karena keluarga korban
mengamuk saat melakukan aksi demontsrasi mendesak Polisi segera mengungjkap
pelakunya. Pada saat yang bersamaan (ketegangan) Farhanpun sempat melarikan
diri namun pada akhirnya berhasil dibekuk oleh Tim Jatanras Polres Bima. Karena
saat itu diakui sempat melawan petugas, kaki farhanpun dibobol dengan timah
panas dan selanjutnya dibawa ke Mapolres Bima Kota untuk dilakukan penahanan.
Hingga
Mei 2019, penanganan kasus pembunuhan terhadap korban diakui masih belum
rampung oleh Penyidik Sat Reskrim Polres Bima Kota. Buktinya, hingga sekarang
kasusnya belum dilimpahkan kepada pihak Kejaksaan. Akibat berkasnya dinyatakan
belum rampung, akhirnya masa tahanan Farhan diperpanjang selama 20 hari
kedepan.
Selasa
(30/4/2019), dengan tak sengaja Visioner bertemu dengan Farhan di ruang Reskrim
Polres Bima Kota. Pada moment tersebut, Farhan tampil dengan celanda pendek
dengan baju kaos tanpa lengan berwarna hitam. Perubahan warna kulitnya pun
terlihat nyata, selama berada di sel tahanan hingga sampai saat ini Ferhan
terlihat putih-bersih. “Alhamdulillah saya masih baik-baik saja disini.
Keluarga juga sering menjenguk saya di sini. Pelayanan di sinipun sangat baik,”
papar Farhan dengan nada pelan.
Remaja
yang dikenal pendiam namun diketahui ternyata sadis setelah membunuh sahabatnya
sendiri (Mu’amar) ini, mengaku sel tahanan mengajarkanya untuk mengenal Tuhan
(Allah SWT). Di dalam sel tahanan Polres Bima Kota sejak di ditahan hingga saat
ini, dia mengaku tak pernah meninggalkan Sholat. “Di sel tahanan ini, setiap
hari saya mengaji dan Sholat lima waktu sehari-semalam. Saya bertaubat,
menyesal dan memohon maaf kepada publik terutama kepada seluruh keluarga saya
dan keluarga korban. Tetapi, saya belum memohon maaf secara langsung kepada
keluarga koban. Namun lewat kesempatan ini, saya mohon agar mereka memaafkan
saya,” pintanya sembari menundukan kepala.
Pada
moment yang juga disaksikan oleh sejumlah personil Penyidik Reskrim Polres Bima
Kota tersebut, mengungkap sesuatu yang sangat mengejutkan. Yakni di sel tahanan itu sering didatangi oleh almarhum Mu’amar yakni
pada malam hari. “Di sel tahanan ini, saya sering menemukan dia. Dia datang
hanya berdiri dan melihat saya tanpa berbicara apa-apa. Bukan hanya sekali dia
datang, tetapi berkali-kali,” ungkapnya.
Lepas
dari itu, Farhan mengaku bahwa hubungan bersahabatannya dengan Mu’amar dimulai
sejak kecil hingga jauh sebelum peristiwa pembunuhan itu dilakukannya. Tetapi, Farhan
mengakui bahwa persahabatan keduanya berakhir tragis. “Saya membunuhnya karena
dendam. Maksudnya sebelum kasus pembunuhan itu terjadi, dia sering
mengolok-olok saya,” katanya.
Benarkah
anda diolok-olok oleh korban karena kedapatan berhubungan intin dengan sesama
jenis dengan seseorang?. Pertanyan itu pun dibantahnya. “Tudingan itu adalah
tidak benar. Saya membunuhnya karena dendam karena sering diolok-olok oleh dia,”
bantahnya.
Farhan
mengaku membunuh sendiri korban pada malam itu itu di Tempat Kejadian Perkara
(TKP). Dia kembali mengaku, menggorok leher korban dengan menggunakan kater
seharga Rp2 ribu. “Saat itu korban sedang tidur dan selanjutnya saya menggorok
lehernya dengan kater. Namun sebelum menggoroknya, terlebih dahulu saya
menindidis di sekitar lehernya agar tidak bisa bergerak. Karena posisinya sudah
dikunci (ditindis dengan kuat menggunakan kaki), selanjutnya saya menggoroknya.
Usai digorok, korban sempat bergerak. Namun selanjutnya, saya kembali
membuatnya tidak berdaya dan kemudian meninggalkan TKP,” terangnya.
Namun
sebelum membunuh korban, Farhan mengaku masuk melalui pintu depan dalam keadaan
setengah terbuka. Saat itu, korban sedang tidur bersama Fadil di kamar tamu di
rumah itu (TKP). “Saya membunuhnya seorang orang diri alias tidak melibatkan
siapapun. Dan pada malam itu, saya datang sendiri di TKP. Saat saya membunuh
korban, Fadil sedang tidur dengan sangat nyenyak. Karena tidurnya sangat
nyenyak, Fadil tidak mendengar dan tidak pula melihat saat saya masuk ke rumah
itu hingga berhasil membunuh korban. Usai membunuh korban, saya langsung
meninggalkan TKP,” tutur Farhan.
Resiko terberat atas
kasus pembunuhan sadis tersebut, pun harus ia terima. Namun dia mengaku tidak
tahu berapa lama dirinya harus mendekam di dalam penjara. Tetapi dia sadar
membunuh korban karena tak mampu menahan amarah lantara sering diolok-olok. “Saya
lupa segalanya karena dikuasai amarah. Yang saya bunuh adalah sabat saya
sendiri. Persahabatan itu dibangun sejak kecil sampai kami dewasa. Sekali lagi,
saya khilaf dan sangat berdosa. Oleh karena itu, maafkanlah saya,” pungkas
Farhan. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda