Walikota Bima Akan Sikapi Tegas ASN Menghina Pemerintah di Medsos, BKD Didesak Segera Memeriksa
![]() |
Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE |
Visioner Berita
Kota Bima-Perjalanan
Pemerintahan Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan,
SH (Lutfi-Feri) tercatat baru berjalan tujuh bulan. Terlepas dari menyuguhkan
kinerja untuk mebangun Kota Bima dan masyarakatnya sesuai Visi-Misi “Kota Bima
Bangkit Menuju Perubahan”, namun diakui juga menemukan adanya oknum Aparatur
Sipil Negara (ASN) setempat yang menghina Pemerintah baik Daerah maupun Pusat
melalui Media Sosial (Medsos).
Atas
nama Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE mengaku membenarkan adanya fenomena
oknum ASN yang menghujat Pemerintah di Medsos. “Fenomena itu nyata adanya. Jika
yang dilakukan oleh oknum ASN tersebut menciderai Pemerintah seperti berbicara
yang berbau provokatif dan menimbulkan keresahan, tentu saja akan ditindak
tegas sesuai ketentuan yang berlaku dalam UU tentang ASN. Dan hari ini juga,
saya perintahkan kepada BKD Kota Bima untuk segera memprosesnya,” tegas kepada
Visioner, Selasa (30/4/2019).
Namun
jika oknum masyarakat yang mengghujat Pemerintah melalui Medsos tanpa didukung
oleh kekuatan data dan fakta, tentu saja perlu diluruskan. “Jangan sampai
disaat Pemerintah sedang bekerja menata masyarakat dan daerah ini seolah-olah
Pemerintah tidak jalan atau tidak bekerja. Berikan kepada Pemerintah
masukan-saran yang bagus,s ebab saya yakin itu orang terdidik,” tandasnya.
Jika
manusia terdidik jelasnya, tentu saja terdidik pula cara ia menyampaikan
edukasi yang baik dan saluran yang baik pula. “Tetapi ketika cara
mengedukasinya tidak baik, tentu saja itu membuat keresahan dan bahkan berujung
kepada terjadinya instabilitas di daerah. Sikap-tindakan oknum ASN di Kota Bima
yang memaki-maki Pemerintah melalui Medsos baik sebelumnya maupun saat ini
dirasakan betul adanya. Nah, untuk itu saya perintahkan kepada BKD untuk segera
memanggil-melakukan pemeriksaan terhadap mereka sehingga tidak lagi menimbulkan
kegelihan di dunia birokrasi,” desaknya.
Ekspresi
bablas oknum ASN di Medsos tersebut, ditudingnya sebagai cerminan
ketidakpahamannya tentang UU ASN itu sendiri. “ASN itu harus loyal kepada
Pimpinannya. Nah ini tidak ada Asbabulnujumnya, dia justeru berbicara yang
lain-lain. Yang dilakukan oleh oknum ASN tersebut adalah mengkritik Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Pusat melalui Medsos. Kan itu sesungguhnya tidak layak
untuk dilakukan oleh ASN. Sebab, dia (ASN) merupakan bagian dari Penyelenggara
Pemerintah,” terangnya.
Jika
ASN masih mengkritisi Pemerintah melalui Medsos, didesaknya agar segera mundur
dari dunia ASN itu pula dan kemudian masuk ke jalur politik. “Di jalur politik
pun tidak ada hak imunitas mereka terkait UU ITE ketika menghujat siapapun
termasuk Pemerintah tanpa didukung oleh data dan fakta. Sekali lagi, saya
pastikan bahwa tak ada kekebalan hukum bagi siapapun jika dijerat oleh UU ITE
lantaran menghujat Pemerintah maupun orang lain di Medsos,” urainya.
Sikap
bablas oknum ASN di Medsos tersebut, diakuinya sangat erat kaitannya dengan
efek Pilkada. “Itu lebih kepada masalah ketidakpuasaan. Selain itu,
Pemerintahan Lutfi-Feri ini kan baru seumur jagung, jelas belum terlihat
hasilnya secara optimal. Begitu juga dengan program-progam, tentu saja belum
terlihat secara optimal karena Pemerintahan Lutfi-Feri ini baru berjalan
beberapa bulan. Jika oknum ASN menyerang pribadi saya, tentu saja akan diproses
secara hukum. Dan, saya tidak main-main daam hal ini,” imbuhnya.
Lutfi
mengaku sama sekali tidak menutup ruang kritikan kepada siapapun. Namun yang
dikritik adalah program-program Pemerintah. “Saya tegaskan, siapapun silahkan
mengkritisi program Pemerintah. Masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengritisi
program Pemerintah agar berbagai aspek pembangunan bisa berjalan secara cepat
(akseleratif). Tetapi jangan ada lagi seorang pegawai mengkritisi dirinya
sendiri. Sebab, dia adalah bagian dari Pegawai dan hal itu sangat aneh. Oleh
karenanya, saya sudah perintahkan kepada BKD untuk memprosesnya,” ulasnya.
Lagi-lagi
Lutfi menyentil, jika ingin mengkritisi sesuai harus memiliki prestasi di
tengah-tengah masyarakat. Selain itu, juga harus bisa mengukur diri. “Tanya
dulu tentang siapa diri kita dan apa pula yang telah kita lakukan untuk
masyarakat dan daerah ini. Sekali lagi, jika ada oknum ASN masih menghujat
Pemerintah di Medsos saya sarankan agar keluar dari dunia birokrasi dan
kemudian masuk ke lembaga politik seperti DPRD sebagai yang pada akhirnya akan
menjadi mitra Pemerintah pula. Tapi kalau ASN menghujat Pemerintah di Medsos,
itu sangat lucu dan sangat tidak mencerahkan,” tudingnya.
Oknum
ASN menghujan Pemerintah baik Daerah maupun Pusat, itu diakuinya sebagai
preseden buruk bagi dunia briokrasi yang harus segera disikapi secara tegas. “Atas
nama Walikota Bima, saya tegaskan bahwa oknum tersebut sedang sakit. Oleh
karenanya, tentu saja “ada cara untuk menyembuhkannya”,” papar Lutfi.
Jika sikap dan tindakan
bablas oknum ASN tersebut berkorelasi dengan jabatan yang diburunya belum dipenuhi
sampai dengan saat ini, Lutfi menyatakan bahwa jabatan itu harus diraih dengan
kapasitas dan kemampuan yang memadai. Kita harus melihat soal dia rajin masuk
kerja dan lainnya. Lha kalau orang itu mlas dan tidak punya kemampuan, buat apa
kita menaikan jabatannya. Dan sesungguhnya negara tidak membutuhkan orang-orang
seperti itu apalagi yang bersangkutan tidak paham soal aturan tentang ASN,”
pungkas Lutfi. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda