Kisah Pecandu Narkoba Jadi Guru Ngaji-Penceramah di Rutan
Ita Minta Maaf kepada Kedua Orang
Tuanya dan Berkreasi di Rutan
Abdul Munir |
Visioner Berita
Kota Bima-Namanya
Abdul Munir, warga asal Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima. Di
kalangan anak muda maupun orang tua, hanya sedikit yang belum mengenalnya.
Masalahnya sangatlah suram.
Dunia
gemerlapan termasuk di Cafe-Cafe, semuanya dilaluinya. Mengkonsumi minuan keras
(Miras) mulai dari Bir hingga moke (sofi) serta narkoba baik daam ganja, Sabu
maupun ekstasi pun tak pernah alpa dalam hidupnya. Hingga, Munir pun merupakan
salah satu pencanur Narkoba terberat di Kota Bima.
Soal
perempuan, pria ganteng berbadan tinggi dan berkulit putih ini sesungguhnya
bukan hal yang tabu. Berpindah posisi dari satu wanita ke wanita lain dan
seterusnya seolah telah menjadi kelaziman bagi seorang Munir. Bahkan, isterinya
pun lebih dari satu.
Ditangkap
Polisi hingga dipenjara, pun sudah menjadi hal lazim bagi seorang Munir.
Rangkaian fakta soal kriminal diatas, merupakan masa lalu dalam kehidupan anak
kandung dari Maman Ponggo ini (Munir, Red). Tetapi, kisahnya berakhir di tangan
Polisi hingga ia divonis penjara dan sampai sekarang masih berada di Rumah
Tahanan Negara (Rutan) Raba-Bima.
Dari
perbuatannnya, Munir harus menjalani hukuman penjara selama bertahun-tahun
lamanya. Namun, ia telah menjalani masa tahanan beberapan dan masih tersisa
beberapa bulan lagi. Apa yang dilakukannya selama bertahun-tahun hidup di dalam
jeruji besi tersebut?.
Foto Bersama Kepala Rutan Raba Bima, Visioner, Munir, Ita dan Pembina Anak Binaan Perempuan di Rutan Raba Bima |
“Namun
ketika berada di Rutan ini semua dijalaninya. Maksudnya, dia sudah sangat faseh
mengaji, rajin sholat dan menjadi PENCERAMAH
di Masjid di Rutan ini. Bahkan, Munir juga Menjadi
GURU NGAJI bagi anak-anak binaan di Rutan ini,” tandas Halik.
Halik
mengakui, Munir adalah anak yang patuh dan taat serta tidak berbuat berlebih
selama berada di Rutan itu. Setelah kesadaran utuh terbentuk di dalam dirinya,
setiap hari Munir selalu menggunakan sarung dan baju piama dan kopiah.
“Sejak
dia berada di Rutan ini, kami selalu menyentuhnya dengan sejumlah nilai penting
bagi kehidupan manusia. Antara lain soal keagamaan dan kreativitas. Sentuhan yang
sama, juga kami lakukan kepada eluruh anak binaan yang ada di sini. Tetapi,
Munir harus diakui sebagai satu-satunya anak binaan yang amat berbeda dengan
yang lainnya. Saya dan Anda pun merasa iri dengan kondisi Munir saat ini.
Mudah-mudahan dapat ia pertahankan setelah keluar dari Rutan ini,” harap Halik.
Di
ruang kerja Kepala Rutan tersebut, Munir duduk bersama dengan Ita Roswita (34).
Ita merupakan terpidana dalam kasus Narkoba seberat hampir 2 ons yang telah
divonis 10 tahun penjara namun kinin kini menunggu hasil Kasasi. Pada moment
itu pula, Munir menegaskan bahwa kehadirannya di Rutan merupakan jalan yang
ditunjuk oleh Allah SWT untuknya bertaubat.
Ita Roswita dan hasil Karyanya di Rutan Raba-Bima |
Di
Rutan ini, Munir mengaku menemukan jalan Allah. Perubahan dirinya yang sangat
drastis di Rutan itu pula, diakuinya atas petunjuk Allah pula. “Sesungguhnya
kalian semua tahu tentang bagaimana lika-liku kehidupan saya sebelum tinggal di
Rutan ini. Mulai dari Narkoba sampai ke soal Perempuan telah saya lalui dan itu
sangat lama. Namun, di Rutan ini saya fokus menjalankan sholat, ngaji dan
mengajarkan-mengajak anak-anak binaan lainnya untuk sadar. Sejak berada di Rutan
ini sampai sekarang, setiap hari saya beribadah, berceramah, membaca buku-buku
tentang perjalanan dan kisah Nabi-Nabi,” tandasnya.
Munir
mengaku, tercatat sudah lebih dari satu orang yang telah sama dengannya setelah
berada di Rutan ini. Maksudnya, telah menjadi manusia yang sadar. Rajin
beribadah sambil membuat kreasi yang kemudian dijual di luar untuk menambah
kebutuhannya selama di Rutan.
“Alhamdulillah
sudah ada beberapa orang. Salah satunya adalah Firman warga asal Kelurahan
Rabadompu. Saya harus memberikan seribu jempol kepada Firman. Sekarang dia
tidak pernah meninggalkan Sholat, Ngaji dan lainnya. Pokoknya, Alhamdulillah
dia sudah berubah dratstis sekarang. Kalau sebeluimnya, dia tidak Sholat dan
tidak bisa mengaji,” terang Munir.
Kadis Koperindag Kota Bima, Nurjanah S.Sos |
Alasannya
ingin menjadi Guru Ngaji?. “Umur kita semakin berkurang. Masalah lalu yang sura
telah saya lewati semua. Setelah berada di Rutan ini dan sampai mati nanti, 70
porsen saya sisipkan waktu untuk urusan Akhirat. Dan sisanya yang 30 porsen
adalah untuk urusan duniawi. Hal itu bukan saja di sini, tetapi Insya Alah akan
saya terjemahkan ketika keluar dari Rutan ini,” janji Munir.
Munir
kemudian mengutarakan hal yang sangat mengejutkan. Yakni, juga menjadi guru
bagi bapaknya (Maman Ponggo) di Rutan Raba-Bima. Sekedar catatan, Maman tinggal
di Rutan karena terjerat oleh kasus Narkoba.
“Babe
(Maman Ponggo), tadinya tidak pernah Sholat sama sekali. Namun setelah saya
sering mengajarkan tentang Agama dan Ibadah, kini Babe sudah berubah.
Maksudnya, sudah rajin Sholat dan Mengaji. Di sini, saya beda kamar dengan
Babe. Tetapi, setiap hari saya datang ke kamarnya guna memberikan pencerahan
agar suatu saat nanti menjadi manusia yang sadar diterima oleh lingkungan yang
sehat pula,” harap Munir.
Kadis Koperindag Kota Bima, Nurjanah S.Sos Bersama Pihak Rutan di Rutan Raba-Bima (25/3/2019) |
Apakah
Anda tidak ingin membangun usaha yang halal bagi keberlangsungan hidup keluarga
setelah keluar dari Rutan ini?. “Saya tidak punya modal untuk itu. Sebab, anda
tahu tentang bagaimana kondisi kehidupan ekonomi saya dan keluarga. Jika ada
pihak yang mau membantu, selain menjadi guru Ngaji pada Ponpes-saya juga ingin
membangun usaha dimaksud,” tutur Munir lagi.
Karena
telah menjadi manusia yang sadar, Munir menyampaikan apresiasi dan
berterimakasih sekaligus bangga kepada pihak Rutan terutama Kepala Rutan (H. A.
Halik S.Sos). “Selain adanya petunjuk Allah, saya menjadi manusia yang sadar
juga karena pembinaan yang sangat intens dari mereka. Saya bisa mengaji, rajin
beribadah dan membaca buku-buku Agama di sini juga karena pihak Rutan ini,”
kata Munir.
Berangkat
dari kekelaman masa lalunya, Munir menghimbau kepada remaja maupun orang tua
yang ada di uar Rutan agar menjauhi narkoba, Miras dan sejenisnya. Sebab,
kematian adalah pasti. “Saat mati nanti, tentu saja apa yang dilakukan di dunia
tentu saja semuanya akan kita pertanggungjawabkan. Berhentilah, dan fokuslah
berbuat pada jalan Allah SWT. Tidak ada gunanya menikmati Narkoba. Yang ada,
kita akan dihadapkan dengan kebohongan setiap saat, melakukan hal-hal yang
dilarang oleh Allah SWT dan terjebak pada pesoalan lainnya termasuk penjara.
Saya sudah melewati semuanya, dan hal itu tidak boleh kalian lakukan,” imbuh
Munir.
Pada
moment tersebut, Ita Roswita juga menyampaikan hal yang sama. Di Rutan ini dia
mengaku menemukan jalan yang benar. Dan berada di Rutan, pun disebutnya sebagai
kehendak Allah SWT agar dirinya bisa berubah menjadi manusia yang sesungguhnya.
“Alhamdulillah selama berada di Rutan, saya fokus kepada Sholat, Ngaji dan
berkreasi membuat Tas dari bahan Nilon. Tas tersebut, rencananya akan dijual
secara Online. Modalnya adalah dari saya bersama teman-teman lainnya di Rutan
ini,” sahut Ita.
Ketua Degranasda Kota Bima, Hj. Elly Alwainy |
Usaha
pembuatan Tas bersama rekan-rekannya, akan terus dilakukannya. Namun yang
diharapkannya adalah soal modal untuk membeli jarum, dan bahan-bahan lainnya.
Hanya saja, sejumlah tas yang sudah dibuatnya tak satupun yang bermotif Bima.
“Kami belum menemukan motif Bima. Kalau bisa tolong bantu kami untuk membuat
tas dengan motif khas Bima. Usaha ini, Insya Allah akan kami laksanakan setelah
keluar dari Rutan,” harapnya.
Ita
kemudian berjanji, tak kan lagi menyentuh barang harap bernama Narkoba itu.
Karena, hal tersebut sangat tidak baik bagi kehidupan setiap anak bangsa. “Saya
nyatakan untuk bertaubat dan fokus pada kreasi dan beribadah kepada Allah SWT.
Terimakasi dan apresiasi sekaligus menyatakan rasa bangga kepada piha Rutan
yang dengan susah payah membuat kami menjadi manusia yangh sadar setelah berada
di sini. Pun pengalaman yang kami dapat di Rutan ini, tidak pernah di ajarkan
di luar sana,” jelas Ita.
Secara
terpisah, Kadis Koperindag Kota Bima Nurjanah S.Sos yang dimintai tanggapannya
menyatakan siap membantu apa yang menjadi harapan Ita dan kawan-kawannya. “Terimakasih
atas informasinya, dan kami atas nama Dinas akan langsung ke Rutan Raba-Bima
hari ini juga. Bila perlu, saya akan menghibahkan honor saya untuk membiayai kreativitas
Ita Cs di Rutan Raba-Bima. Namun sebelumnya, tentu saja kami harus melakukan
pendataan terhadap jumlah mereka serta bentuk kreativitasnya,” janjinya. “Oh
ya, kami sudah ke Rutan menemui Ita Cs,” tambah Janah.
Ketua Degranasda Kota
Bima, Hj. Elly Alwainy juga menyatakan akan datang ke Rutan Raba-Bima dalam
waktu segera untuk menjenguk Ita Cs. Tujuannya, isteri Walikota Bima (H.
Muhammad Lutfi, SE) ini ingin melihat secara langsung tentang hasil karya Ita
Cs. “Silahkan Visioner tentukan waktunya kapan saya dan kawan-kawan Degranasda
ke Rutan Raba-Bima. Oleh karena itu, saya tunggu informasi dari Visioner,”
sahutnya, Senin (25/3/2019). (RIZAL/GILANG)
Tulis Komentar Anda