“Danau di Pusat Kota, Berbanding Terbalik Dengan Penarikan Retribusi Parkir”
Intensitas Hujan Sedang-Lebat
Berdampak Luapan Air Menggenangi Sejumlah Wilayah
Kondisi Terkini Lapangan Sera Suba Kota Bima (28/3/2019) |
Visioner Berita
Kota Bima-Misi Kota
Bima Bangkit Menuju PERUBAHAN masa Pemerintahan Walikota-Wakil Walikota Bima,
H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri), tampaknya harus segera
membuka cakrawala berpikir nyata tentang sebuah kondisi yang berlokasi di pusat
kota ini. Yakni Lapangan Sera Suba yang acapkali mengesankan jadi “Danau”
ketika hujan turun baik dalam intensitas sedang maupun lebat.
Catatan
penting Visioner terkait kondisi ini, bukan hal baru. Tetapi, berlangsung sejak
Pemerintahan sebelumnya sampai sekarang, belum juga dibenahi. Masih dalam
catatan Visioner, kondisi ini juga berdampak pada persoalan sosial maupun
ekonomi. Pasalnya, setiap lapangan Sera Suba digenangi air, kondisi kunjungan
dan intensitas para pedagang yang biasanya sangat ramai pada tiap harinya
justeru cenderung sepi.
Kesan
yang dinilai mengganggui estetika di lokasi ini, berada di tengah himpitan
bangunan-bangunan penting dan bernilai sejarah. Di sebelah selatannya terdapat
Masjid Bersejarah (Muhammad Salahuddin), di sebelah timurnya ada Museum Asi
Mbojo dan bahkan rumah mantan Walikota Bima, di sebelah selatannya adalah
kediaman Bupati Bima dan di sebelah baratnya adalah pusat pertokoan Kota Bima.
Liputan
langsung Visioner menjelaskan, genangan air yang terjadi di lapangan Sera Suba
diduga karena tak adanya saluran pembuangan. Lapangan akan kembali mengering
ketika beberapa jam bahkan sehari setelah hujan berhenti. Lapangan Sera Suba,
tercatat sebagai salah satu pusat keramaian paling strategis yang paling ramai
dikunjungi terutama pada setiap Sabtu malam.
Dan
bahkan keramaian terjadi di setiap harinya karena di di Lapangan Sera Suba
telah dijadikan sebagai tempat berjualan berbagai macam kebutuhan masyarakat
mulai dari makanan ringan hingga pakaian. Tak hanya itu, lapangan Sera Suba
juga terdapat sarana bermain anak-anak. Namun disaat intensitas hujan terjadi, hal tersebut praktis saja menjadi
sepi. Karena, genangan air masih saja terjadi sampai sekarang.
Peristiwa
penting lainnya dari catatan Visioner juga menjelaskan, intensitas keramaian
lapangan Sera Suba, juga mampu mengantisipasi angka penganggugran. Warga yang
semulanya menganggur, kini telah mampu mengait rezeki melalui penarikan uang
parkir kepada setiap pengunjung yang datang mulai dari Senin-Sampai Minggu (sejak
sore hingga malam hari). Ratusan kendaraan baik roda empat maupun roda terlihat
berjejer di sekeliling lapangan Sera Suba dan bahkan ada di dalamnya.
Intensitas
keramaian tersebut, diakui telah memberikan dampak positif kepada peningkatan
ekonomi dan kesehateraan para pedagang yang setiap hari beraktivitas di
lapangan Sera Suba. Soal apakah intensitas penarikan retribusi tersebut telah
ditatakelola dengan baik sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat, hingga
detik ini belum diperoleh jawaban pastinya.
Namun
yang pasti, penarikan retribusi khusus soal parkir di lapangan Sera Suba
dimaksud justeru “berbanding terbaik” dengan penataaannya. Buktinya, penataan
lapangan Sera Suba ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, hingga detik ini
tak kunjung di lakukan oleh Pemerintah. Padahal, “potret’ lapangan Sera Suba
dimaksud terjadi sejak lama.
Dibalik
sebuah kondisi yang terjadi di jantung kota tersebut (lapangan Sera Suba),
terdapat banyak ekspektasi publik. Yakni segera ditata kelola dengan baik agar tercipta
nilai-nilai estetika, kenyamanan bagi pedagang maupun pengunjung dan di
sekelilingnya dipagar dengan rapi. Sebab, lapangan Sera Suba juga dinilai akan
memberikan keuntungan seperti alun-alun yang ada di Pulau Jawa.
Intensitas Hujan Berdampak Pada
Genangan Air di Sejumlah Wilayah
Genangan Air di Lingkungan Ranggo Kelurahan Nae Kota Bima (28/3/2019) |
Liputan
langsung Visioner melaporkan, intensitas hujan sedang-lebat tersebut, mulai
mengguyur Kota Bima sekitar pukul 14.10 Wita dan berakhir sekitar pukul 16.00
Wita. Kendati hujan sudah berhenti, namun hingga berita ini ditulis-warga masih
melakukan pembersihan terhadap genangan air yang masuk hingga ke dalam
rumahnya.
Luapan Air di Pemukiman Warga di Tolobali (28/3/2019) |
Luapan
air air tersebut, juga berakibatkan kepada basahnya perabot rumah tangga warga.
Hingga detik ini, warga masih melakukan pembersihan rumahnya masing-masing
akibat luapan air. “Saat ini hujan sudah berhenti, namun warga yang terdampak
luapan air masih melakukan pembersihan rumahnya masing-masing. Sepertinya tak
ada kerugian berarti yang menimpa warga akibat lupan air ini, kecuali perabot
rumah tangganya basah,” terang Bambang.
Luapan Air Masuk ke Rumah Warga di Salama Kota Bima (28/3/2019) |
Dandim 1608 Bima, Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra Bersama Warga Pantau debit Air di Sungai Jatiwangi |
Intensitas hujan
sedang-lebat yang melanda Kota Bima itu, juga berakibatkan kepada terjadi
banjir hingga meluap je jalan raya di kawasan Amahami. Liputan langsung
Visioner menjelaskan, banjir tersebut datang dari gunung. Akibatnya, arus lalu
lintas menjadi agak terganggu. Namun, sekarang debit airnya semakin turun dan
arus lalu lintas kembali normal. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda