Kalikuma Menanam, Trabaser Melintasi Tetapi Tak Satupun Pohon Mangrove Yang Rusak
Panitia Trabaser Minta Maaf Karena
Melintasi Kawasan Mangrove
Sabtu
lalu (23/2/2019), publik dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang terjadi di
kawasan mangrove itu. Yakni, diduga beberapa orang trabaser pada kegiatan yang
diselenggarakan oleh Komunitas motor trail-sebut saja Treco melintasi lokasi
mangrove. Peristiwa ini pun sempat viral di Media Sosial (Medsos) karena sejumlah
nitizen menuding telah terjadi kerusakan pohon mangrove karena dilindasi oleh
motor trail.
Fakta
soal itu pun terdokumentasi secara actual oleh visioner, baik melalui foto
lokasi maupun video dengan durasi lebih dari menit alias berpasitas 320 MB. Pada
moment liputan langsung tersebut, beberapa orang warga yang berada di pinggir
pantai tersebut pun dengan tegas menyatakan tak ada satu pohon mangrove pun
yang mengalami kerusakan karena dilindas oleh beberapa rider.
Kesimpulan
dari hasil tinjuan langsung tersebut, memastikan tak ada satupun pohon mangrove
yang rusak. Namun ditemukan bekas-bekas ban motor trail yang melintas pada mangrove.
“Kami sudah melakukan tinjau lokasi. Hasilnya, tak ada satupun pohon mangrove
yang rusak. Dari 40 total jumlah pohon mangrove di sana, tak ada satupun yang
rusak. Artinya, semuanya baik-baik saja. Pohon maupun daun serta akarnya
terlihat masih sangat subur juga,” tandas seorang pejabat pada DLH Kota Bima,
A. Haris Dinata M.Si.
Kendati
demikian, salah seorang anggota panitia terabas yang didampingi oleh Ketua
Komunitas Treco yakni Rudi Hardyanto menyampaikan permohonan maaf kepada publik
atas ketidaksengajaan atau kekeliruan beberapa orang rider yang melintasi kawasan
mangrove. Peristiwa tersebut, diakuinya diluar pengetahuan pihaknya.
Saksikan Video Kondisi Terkini Mangrove di Kawasan Pantai Ule Kota Bima itu
Visioner Berita
Kota Bima-Upaya
Komunitas Kalikuma melakukan penanaman pohon magrove pada lahan yang tidak
terlalu luas di kawasan pantai Ule tepatnya di depan Bima Tirta, patut diacungi
jempol. Dari aksi peduli lingkungan sekaligus menahan abrasi ke antisipasi soal
ancaman tsunami tersebut (penanaman mangrove) pada bibir pantai sekitar tiga
tahun silam itu, kini telah membuahkan hasil yang baik.
Yakni,
sekitar 40 pohon mangrove sudah tumbuh besar dengan ketinggian hampir mencapai
satu meter. Namun, ada pula yang tingginya masih dibawah satu meter. Selasa
(26/2/2019), Visioner melihat secara langsung tentang pertumbuhan dan
perkembangan puluhan pohon mangrove di sana. Daun-daunnya terlihat semakin
subur saja, pohonnya pun terlihat sangat segar dan akar pada masing-masing
pohonyapun juga terlihat masih menjalar dengan bebasnya.
Salah
seorang anggota Komunitas Kalikuma yakni H. Irham Yanwar misalnya, menyatakan
tak sedikit orang yang apatis akan pertumbuhan-perkembangan pohon mangrove yang
ditanam pada tiga tahun silam itu. Namun, hasil yang terpampang saat ini
justeru sontak saja membuat semua orang kaget-kagum pada
pertumbuhan-perkembangannya.
“Minimal
Komunitas Kalikuma telah memberi contoh tentang makna peduli lingkungan di
sana. Semoga karya ini juga bisa diikuti oleh yang lainnya. Di lokasi itu,
awalnya kami mencoba menanam mangrove. Saat itu tak sedikit orang yang apatis,
namun sekarang anda bisa melihat sendiri hasilnya,” tandas mantan Kepala Kantor
Imigrasi Cabang Bima ini, Selasa (26/2/2019).
Tinjau Lokasi Kawasan Mangrove di Pantai Ule (26/2/2019) |
Peristiwa
yang dinilai belum jelas tentang kebenaran dari kerusakan pohon mangrove
dimaksud, punh ditanggapi oleh berbagai pihak termasuk instansi terkait dan
bahkan dinyatakan masuk dalam kategori atensi Nasional. Tak hanya itu, Komunitas
Treco sebagai penyelenggara kegiatan trabaser, sejak itu hingga saat ini tak
pernah alpa dari kecaman bahkan ancaman pidana.
Tetapi
benarkah adanya pohon mangrove yang mengalami kerusakan akibat dilindas oleh rider
pada event terabas se Pulau Sumbawa yang melibatkan sekitar 70 peserta itu?.
Liputan langsung Visioner pada Selasa siang itu menjelaskan, tak ada satu pohon
mangrove pun yang rusak. Daun-daunnya terlihat masih sangat segar, pohonnya
masih berdiri kokoh dan akar-akarnya pun terlihat masih menjalar dengan
bebasnya.
Pihak PSDKP dan dan Instansi Terkait di Kawasan Hutan Mangrove di pantai Ule |
“Posisi
pohon mangrove berada berada berada berada di bibir pantai hingga sekitar 20
meter dari tepi pantai itu pula. Saat itu, ada beberapa orang rider yang sempat
mendorong kendaraannya melewati lokasi mangrove karena pada moment diimaksud
sedang dalam kondisi pasang. Tetapi, ada juga sekitar dua atau tiga orang rider
yang melintasi lokasi mangrove dengan kecepatan sangat rendash (perlahan),
tetapi mereka tidak melindas pohon mangrove. Kecuali, mereka melintasi jalur di
sela-sela pohon mangrove. Maksudnya, saat itu ada jarak antara mohon mangrove
dengan ban sepeda motor,” ujar sejumlah warga tersebut kepada Visioner, Selasa
(26/2/2019).
Pada
moment itu pula, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, Dinas Kelautan
dan Perikanan setempat dan Instansi terkait termasuk Kodim 1608 Bima melalui
Pasi Intel, Kapten Inf Ninot juga melakukan tinjau lokasi secara langsung guna
memastikan adanya isu kerusakan pohon mangrove karena dilindas oleh rider
menggunakan sepeda motor trail. Tinjauan tersebut, juga melibatkan Panitia
Penyelenggaran kegiatan (Komunitas Treco) dan beberapa awak media.
Masih dari Arena Tinjau Lokasi Kawasan Mangrove di Pantai Ule Kota Bima (26/2/2018) |
Gambar-gambar
yang muncul pada postingan sejumlah orang di Medsos yang memperlihatkan adanya
rider yang melintasi kawasan mangrover tersebut, diduganya sebagai efek dari
pengambilan gambar oleh pihak tertentu.
“Dari
hasil pengecekan lapangan, sebenarnya lintasan terabas tersebut berada di dalam
dengan maksud jaraknya agak jauh dari lokasi mangrove. Tetapi, mungkin saja
satu atau dua rider yang melintasi kawasan mangrove karena faktor tidak
memahami rute. Tetapi yang pasti, dari hasil tinjuaan langsung kami yang
melibatkan sejumlah instansi terkait termasuk Kodim 1608 Bima sama sekali tidak
menemukan adanya pohon mangrove yang rusak,” terang Haris.
Tujuan
utama dari tinjauan lokasi tersebut, diakuinya bertujuan untuk memastikan benar
atau sebaliknya tentang wacana di Medsos yang menyebutkan adanya kerusakan
pohon mangrove karena dilindasi oleh trabaser.
“Namun
faktanya, kami tidak menemukan adanya pohon mangrove yang rusak. Dan dari
tinjau langsung yang juga melibatkan masyarakat sekitar, di sana pun kita tidak
menemukan adanya padang lamun maupun terumbu karang,” ucap Haris.
Foto Bersama di Kawasan Hutan Mangrove di Pantai Ule Saat Tinjau Lokasi (26/2/2019) |
“Jalur
terabas telah dipetakan sebelumnya oleh kami. Posisi jalurnya, itu beberapa
meter kedalam dari kawasan mangrove. Namun, kemungkinan besar beberapa orang
rider masuk ke kawasan mangrove karena pada saat itu bersamaan dengan kondisi
air laut yang sedang dalam keadaan pasang naik. Namun demikian, atas nama
panitia penyelenggara maupun dari komunitas Treco kami memintaaf kepada semua
pihak atas kekeliruan ini,” papar keduanya.
Namun,
keduanya enggan memberikan komentar tentang adanya pohon mangrove yang rusak
karena dilindas oleh beberapa orang rider pada saat event tersebut berlangsung.
Sebab, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menjelaskan soal itu. “Untuk
fakta-fakta yang terjadi di lapangan, silahkan tanyakan kepada DKP Kota Bima,
DLH setempat dan Instansi terkait. Dan soal ini, kami mencoba menahan diri
untuk tidak berpolemik di Medsos,” sahut keduanya.
Sementara
langkah-langkah yang dilakukannya kedepan ujarnya, adalah membangun kerjasama
yang baik dengan DLH Kota Bima untuk menanam pohon mangrove yang ada di sekitar
pantai ule termasuk di tepi pantai di depan Bima Tirta. Jelang hal itu dilaksanakan,
pihaknya akan mengajukan proposal permohonan bibit mangrove kepada DLH Kota
Bima. “Sebelumnya, kami juga terlibat dalam aksi menanam pohon mangrove di
sejumlah lokasi di kawasan teluk Bima. Hal yang sama, Insya Allah akan kami
laksankan di pantai ule dan sekitarnya. Soal bibit, pihak DLH Kota Bima
menyatakan akan sanggaup menyediakannya,” ujar keduanya.
Keduanya
juga menandaskan, event terabas yang sudah dilaksanakan bukan sekedar
melampiaskan hobbi. Tetapi seiring dengan hal itu, pihaknya juga terlibat dalam
aksi penghijauan bersama Pemerintah dan pihak-pihak lain di sejumlah wilayah
baik Kota maupun Kabupaten Bima. “Maaf, ini bukan pamer kiprah. Tetapi, lebih
kepada bahwa kami juga peduli soal lingkungan,” pungkas keduanya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda