Bantuan Bagi Korban Bencana Kebakaran Terus Berdatangan, Kades Renda Jelaskan Kebutuhan Paling Mendesak
Tampak Kades Renda, Lukman SE (kanan) saat menerima bantuan dari Ketua Bawaslu Kabupaten Bima, Abdullah SH (Ebiet/kiri) |
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Duka, derita dan air mata para korban kebakaran di Desa
Renda Kecamatan Belo Kabupaten Bima sukses mengundang keprihatinan hingga air
mata publik. Catatan terkini Visioner menjelaskan, berbagai pihak terus
berdatangan menyerahkan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban bencana
kebakaran tersebut sebagai makna kongkret dari panggilan jiwanya atas nama
sesama.
Kehadiran
pemberi bantuan tersebut, pun disambut dengan wajah-wajah ceriah oleh korban
kebakaran di Renda. Dan soal bantuan untuk korban bencana kebakaran di Renda,
kini sudah terbangun posko penyalurannya di wilayah setempat yang kemudian
diserahkan langsung kepada penerima manfaat.
“Alhamdulillah
bantuan terus berdatangan dari mana-mana, yakni dari Kabupaten dan Kota Bima.
Bantuan tersebut, datang dari Instansi Pemerintah, Yayasan, berbagai organisasi
dan lainnya. Korban bencana pun menyambut baik kehadiran pemberi bantuan, dan
bahkan mengucapkan terimakasih tak terhingga,” tandas Kades Renda, Lukman SE
kepada Visioner, Rabu (20/2/2019).
Kadiskominfostik Kabupaten Bima (berkacamatan) saat enyerahkan bantuan korban bencana di Renda |
Diakuinya
pula, dari bantuan-bantuan yang sudah diterima tersebut untuk sementara mampu
memenuhi kebutuhan para korban bencana kebakaran. Tetapi, masih ada kebutuhan
paling krusial lainnya yang perlu disikapi secara segera untuk korban bencana
ini pula.
“Misalnya
tenda penginapana, baru empat unit yang diterima dari Kemensos. Sementara
jumlah tenda yang dibutuhkan untuk korban bencana ini adalah sebanyak 21 unit. Masalah
tempat tinggal bagi korban bencana ini juga bersifat mendesak, tetapi harus
menunggu proses dan tahapan untuk menjawabnya. Namun untuk menjawab sementara
kebutuhan tersebut, akhirnya kita memberikan terpal,” tandasnya.
Seseorang sedang meratapi sisa-sisa yang ditinggalkan oleh ganasnya api di lokasi kebakaran di Renda |
Trauma
helling bagi anak-anak korban bencana kebakaran ini, pun diakuinya sangat
dibutuhkan saat ini. Sebab, anak-anak tersebut masih trauma dengan peristiwa
kebakaran luar biasa itu. “Anak-anak yang berstatus sebnagai pelajar, hingga
saat ini belum masuk sekolah. Karena, mereka masih sangat trauma dengan bencana
kebakaran dimaksud. Seragam sekolah dan kebutuhan sekolah lainnya, juga sangat
dibutuhkan oleh mereka sekarang. Oleh karenanya, LPA diharapkan segera hadir di
Desa Renda,” harapnya.
Lukman
kembali menjelaskan, Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE telah
menyerahkan bantuan pribadi kepada 37 orang koerban kebakarana. “Selain
berterimakasih, korban bencana menyambut Bupati Bima dengan rasa haru bahkan
air mata. Sekali lagi, saya atas nama Kades Renda harus menyampaikan
terimakasih, apresiasi dan bangga kepada Bupati kita ini,” ucapnya.
Sebuah fakta tak terbantah disaat api mengamuk di Renda kala itu |
Jalan
lingkungan nmenuju lokasi kebakaran tersebut, diakuinya tidak bisa dilalui oleh
mobi. Pasalnya, jalannya sangat sempit. Untuk itu, Lukman meminta agar gang
masuk ke lokasi itu diperlebar. “Informasinya, Bupati Bima akan segera menggelar
rapat dengan instansi terkait guna menjawab secara cepat tentang membangun
kembali rumah warga yang rusak karena bencana kebakaran ini. Sebab, anggaran
yang digunakan untuk itu bersumber dari APBN,” kata Lukman.
Pihak
Desa, akuinyanya belum bisa berbuat apa-apa untuk korban bencana ini. Karena,
RKPdes yang belum dievaluasi oleh Kades definitif yang diakui jadi kendalanya. “Perlu
saya jelas, itu kendala utama bagi kami di Desa untuk membantu korban bencana
ini,” ucap Lukman.
Di gambar ini terlihat adanya anak-anak korban di lokasi kebakaran di Renda |
Dari
upaya-upaya postif tersebut, pembersihan lokasi kebakaran sudah encapai 90
porsen. Hanya saja, masih ada sisisa kebakaran yang belum diangkut karena masih
dalam proses pembersihaqn pula. “Air bersih merupakan kebutuhan paling krusial
bagi korban bencana kebakaran saat ini. Sebab, di renda tidak ada sumur
tradisional. Kecuali, menggunakan air bor yang tentu saja menggunakan tenaga
listrik. Sementara listrik yang terganggu oleh peristiwa kebakaran tersebut
sedang diperbaiki,” tutur Lukman,
Singkatnya, kebutuhan krusial
lainnya yang sangat dibutuhkan oleh korban bencana kebakaran tersebut adalah
kompor biasa, bukan tabung gas. “Maksudnya adalah kompor minyak tanah. Jangan
memberikan kompor gas, karena warga sudah trauma dengan itu. Sebab, penyebab
kebakaran di renda itu bersumber dari ledakan kompor gas. Selain kompor, korban
bencana juga membutuhkan perlengkapan alat dapur seperti piring, sendok dan
lainnya,” pungks Lukman. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda