Air Mata Korban Kebakaran di Desa Renda Masih Berlangsung Sampai Pagi Ini
Pagi Ini Jumlah Rumah Yang Terbakar Mencapai 30 Unit
Dari catatannya pagi ini, jumlah rumah warga
yang terbakar hingga rata jadi tanah bertambah menjadi 30. Tetapi, masih ada
beberapa rumah lagi yang sedang di data oleh pihaknya. “Dari 30 unit rumah
tersebut semuanya ludes, demikian pula halnya dengan harta benda yang ada di
dalamnya. Sepeda motor mereka juga ludes terbakar, dan bencana ini juga ikut
menghanguskan hewan ternak warga. Bukan itu saja, bawang-bawang yang siap
dijual oleh warga juga hangus tak tersisa. Total kerugian berdasarkan estimasi
saat ini tentu miliaran rupiah,” terang Lukman.
“Sementara upaya warga memadamkan dengan air
menggunakan ember dan lainnya, tentu saja harus berhadapan dengan kegagalan.
Dan di saat itu pula api semakin membesar dengan hebatnya hingga berhasil
meratakan rumah warga dengan tanah,” tandas Lukman.
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Ganasnya api praktis telah membuat sekitar 20 KK di RT 13 Desa Renda
Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima jadi miskin seketika. Betapa tidak, rumah
panggung berikut harta benda yang ada di dalamnya ludes tak tersisa karena
amukan api pada Kamis (18/2/2019) sekitar pukul 22.30 Wita.
Kerugian dialami korban kebakaran yang
rata-rata berprofesi sebagai petani bawang merah tersebut, diperkikrakan
mencapai miliaran rupiah. Sementara yang tersisa, hanyalah pakaian dibadan
mereka. Anak-anak korban kebakaran yang masih berstatus pelajar, harus
kehilangan pakaian seragam, buku tulis dan lainnya sebagai akibat dari bencana
kebakaran ini.
Informasi terkini yang diperoleh Visioner
mengungkap, kesedihan dan air mata korban bencana kebakaran tersebut masih
berlangsung sampai dengan pagi ini, Selasa (19/2/2019). Karena tempat tinggal
dan harta bendanya ludes dilalap oleh si jago merah (api), kini korban bencana
hanya berharap belas kasihan dari berbagai pihak terutama Pemerintah, keluarga
dan orang-orang sekitarnya.
Darmin dan Mikdar warga asal Renda yang
berdomisili di Kota Bima, mengaku sejak tadi malam berada di sana dan bahkan
masih berlangsung sampai saat ini. Keduanya mengaku, hadir di Renda dalam rangka
melihat secara langsung kondisi keluarganya sekaligus korban kebakaran dan
menyerahkan bantuan alakadarnya.
“Tidak ada yang tersisa, semua rumah telah
rata dengan tanah. Harta benda mereka, pun semuanya ludes terbakar. Mereka
benar-benar menderita, oleh karenanya kondisi ini sangat membutuhkan uluran
tangan berbagai pihak terutama Pemerintah,” harap keduanya.
Kades Renda, Lukman SE yang dimintai
komentarnya menjelaskan bahwa sejak peristiwa kebakaran itu terjadi sampai
sekarang para korban masih berada di atas puing-puing rumahnya yang terbakar.
“Pagi ini saya kembali melihat langsung
kondisi korban. Sejak tadi malam sampai pagi ini, mereka belum juga tidur. Dan
sejak kebakaran itu terjadi sampai saat ini pula, belum ada bantuan dari
pemerintah baik Sembako maupun bantuan tanggap darurat dalam bentuk lain,”
jelas Lukman, Selasa (19/2/2019).
Terlihat Warga Bersama Petugas Sedang Memadamkan Sisa-Sisa Api Pada Rumah Yang Sudah Rata Dengan Tanah |
Sebuah kondisi yang memprihatinkan ini,
korban kebakaran sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah mulai dari tenda
bagi penginapan warga, Sembako, pakaian, air bersih dan lainnya. Kebutuhan
paling urgen yang dibutuhkan oleh korban kebakaran saat ini, yakni pakaian
seragam, buku tulis, pulpen, tas dan lainnya bagi anak-anak sekolah.
“Kebutuhan anak-anak yang masih menyusui dan
anak-anak kecil lainnya, juga sangat
dibutuhkan oleh mereka saat ini. Sekali lagi, atas nama Kades Renda saya
berharap agar kebutuhan korban kebakaran ini segera dijawab,” pintanya.
Selain Pemerintah, pihaknya juga berharap
adanya uluran tangan dan belas kasihan atas nama kemanusiaan dari pihak-pihak
lain untuk membantu korban kebakaran ini baik dalam bentuk Sembako, pakaian dan
lainnya.
“Yang pasti, korban kebakaran ini sangat
membutuhkan uluran tangan semua pihak untuk membantunya. Sebab, penderitaan
mereka juga merupakan bagian dari penderitaan kita semua. Sekali lagi,
datanglah ke Renda dan bantulah mereka (korban kebakaran) ini. Sebab, mereka
sudah tidak punya apa-apa lagi kecuali pakaian yang melekat pada tubuhnya,”
terang Lukman.
Lukman mengakui, api berhasil membakar
seluruh rumah korban kebakaran hingga rata jadi tanah karena mobil Damkar tidak
bisa masuk ke TKP. Sebab, jalan masuk ke TKP itu sangat sempit. “Pasukan Damkar hanya bisa memadamkan api
sebisanya saja, dan mengantisipasi agar api tidak menjalar ke lingkungan
lainnya dengan cara menyemprotnya menggunakan air.
Yang Tersisa Dari Peristiwa Kebakaran di Renda Itu |
Peristiwa ini, diakuinya luar biasa. Kendati
demikian, diakuinya tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sejak awal api
menyala hingga membesar, pada saat itu pula warga berlari menyelamatkan diri
dan menyelamatkan nyawa anak-anaknya dari ancaman maut.
“Selain menderita, menangis dan berduka
teramat dalam-hingga saat ini mereka juga masih trauma. Pasalnya, mereka telah
kehilangan tempat tinggal. Mereka telah kehilangan harta benda, sementara untuk
mengembalikan itu semua tentu saja membutuhkan waktu yang sangat lama. Sekali
lagi, semoga kondisi ini segera mengetuk hati semua pihak karena para korban
ini membutuhkan sentuhan kemanusiaan,” pungkas Lukman.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak)
BPBD Kabupaten Bima, Ir. H. Taufik Rusdy yang dimintai komentarnya mengakui
bahwa sejak tadi malam hingga sekarang belum menyentuh korban bencana kebakaran
ini dengan bantuan baik Sembako maupun bantuan tanggap darurat dalam bentuk
lainnya.
“Sebab, tadi malam kami bersama sejumlah
pihak lebih fokus kepada pemadaman api sekaligus mengantisipasi agar peristiwa
itu tidak merembet ke lingkungan lainnya. Total jumlah rumah yang terbakar,
sampai pagi ini diperkirakan sekitar 40 unit. Tetapi, angka pastinya akan
muncul dalam catatan kongkriet nantinya,” sahutnya, Selasa (19/2/2019).
Terkait bantuan yang sifatnya mendesak untuk
korban bencana terserbut, akan didrooping kepada korban bencana pada Selasa pagi
ini juga. Sebab, Pemerintah telah mempersiapkan hal itu.
“Pagi ini kami akan segera menyerahkan
bantuan tanggap darurat kepada korban bencana kebakaran di Renda, yakni dalam
bentuk Sembako, nasi bungkus, terpal dan lainnya. Disamping itu, kami juga akan
melakukan kajian secara cepat untuk mempercepat membantu korban bencana ini.
Langlah berikutnya, yakni upaya pembersihan yang melibatkan instansi terkait
dan diharapkan adanya bantuan dari pihak TNI maupun Polri serta Sat Pol PP,”
harapnya.
Hal-hal lain yang akan disikapi secepatnya,
diakuinya juga terkait kebutuhan anak-anak sekolah mulai dari pakaian, buku,
tas dan alat-alat tulisnya. Sebab, kebutuhan tersebut bersifat mendesak agar
anak-anak korban bencana ini bisa kembali ke sekolahnya. “Kondisi ini, juga
membutuhkan uluran tangan dari pihak ketiga (pihak-pihak lain di luar
Pemerintah). Maksudnya, pihak-pihak tersebut diharapkan segera hadir di Renda
dan kemudian diikuti dengan sentuhan kemanusiaan,” pintanya.
Estimasi tentang kerugian yang dialami oleh
korban bencana ini, diakuinya mencapai miliaran rupiah. Jika 40 rumah yang
terbakar itu dinilai masing-masing Rp100 juta, tentu saja nilai kerugiannya
adalah Rp4 miliar. “Itu baru rumahnya saja, kita belum menghitung kerugian
terkait harta bendanya yang ludes dilalap oleh api. Oleh karenanya, saat ini
kita belum bisa memastikan tentang nominal kerugian korban. Namun, dalam waktu
segera kami akan melakukan pendataan secara kongkriet dengan melibatkan Dinas
Sosial (Disos) Kabupaten Bima,” terangnya.
Hambatan yang dihadapinya saat memadamkan api
yang membakar rumah warga tersebut, bukan saja karena jalan masuk ke TKP yang
sangat sempit sehingga tidak bisa dilalui oleh mobil Damkar. Tetapi, kerumunan
warga di lokasi juga menjadi kendala lain yang dihadapi oleh pihaknya.
“Saat itu pula, warga lebih banyak bertindak
sendiri memadamkan api. Itulah salah satu kendala serius yang dihadapi oleh petugas
pemadam dan mobil Damkar pada saat itu pula. Lepas dari itu, atas nama
Pemerintah tentu saja kita sangat prihatin atas bencana yang menimpa korban.
Selanjutnya, tentu saja Pemerintah akan segera menyikapinya secara serius,”
pungkas Taufik. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda