Pemuda Lutfi Sekaligus Anak Yatim Dibunuh Secara Sadis, Aksi Pembunuhan Tergolong Sangat Rapi
Ada Warga Ngaku Sempat Melihat Dua
Unit Sepeda Motor Bebek Malam itu di TKP
Pada
malam itu, Muma Eko menjelaskan bahwa korban tidur di ruang tamu bersama Fadil
(cucu Muma Eko). Saat melihat gumpalan serta ceceran darah baik di kamar maupun
di atas kasus hingga ke lantai, Fadil masih dalam kondisi tidur nyenyak.
Pada
pagi hari itu, pihak Polres Bima Kota dan Tim identifikasinya (Tim Ident)
langsung ke lokasi untuk olah TKP. Police line (garis polisi), juga terpasang
mulai dari kamar tidur korban hingga ke hampir mendekati jalan raya pada bagian
utara. Ratusan warga warga, teman, kerabat serta sahabat korban pun berdatangan
sejak korban tewas hingga saat ini.
Dalam
kasus ini, Visioner pun berhasil mengkonfirmasi Fadil yang malam itu tidur
sekamar dengan korban. “Ya, tadi malam saya tidur sekamar dengan korban. Kami tidur
di ruang tamu. Namun, saya tidur terlebih dahulu yakni sekitar pukul 23.00
Wita. Dan saat saya mau tidur, masih sempat mendengar bahwa korban sedang
berkomunikasi lewat handpone seluler dengan pacarnya yang bernama Rini,” ungkap
Fadil di kediamannya, Senin pagi (21/1/2019).
Dikala
hidupnya, yang Fadil tahu bahwa korban sangatlah baik muali dari perilaku,
tindakan dan lainnya. Korban dikenalnya sangatlah ramah, jarang bicara dan
tidak pernah cekcok dengan tetangga maupun lingkungan sekitar. “Pada malam itu,
saya tidur di kamar itu dimana kepala menghadap ke arah utara. Sementara posisi
korban yang dalam kondisi tewas mengenaskan itu, kepalanya menghadap ke arah
selatan. Korban tewas dalam kondisi tidak menggunakan baju tetapi hanya memakai
celana levis panjang berwarna cokelat muda,” tutur Fadil.
Mayat Korban di rumah Duga, sesaat sebelum dimandikan dan dikebumikan |
Visioner Berita
Kota Bima-Ditengah
peprihatinan masyarakat Kota Bima yang teramat dalam atas kasus dugaan
pemerkosaan terhadap anak SMP kelas III dan kasus video porno, kini warga di
daerah ini harus dihadapkan lagi dengan duka-sedih dan bahkan cucuran air mata.
Yakni
pada Senin malam (20/1/2019), seorang pemuda berumur 23 tahun bernama Mu’amar Ramadoan bin Syaiful yang juga salah satu pejuang kemenangan pasangan H. Muhammad Lutfi,
SE-Feri Sofiyan, SH (Walikota-Wakil Walikota Bima) pada Pilkada periode 2018-2023
sekaligus anak yatim ini tewas mengenaskan di rumah Muma Muma Eko yang
berlokasi di RT 10/04 Kelurahan Sarae Kota Bima. Kerongkongan korban terlihat
putus, dan dalam kondisi tak bernyawa terlihat hanya menggunakan celana levis
warna cokelat muda (tanpa memakai baju).
Korban
ditemukan oleh Muma Eko (tuan rumah), korban tewas mengenaskan dalam kondisi
terkapar dimana kerongkongannya putus dan di sekitar kamar tamu tempat korban
tidur pun terlihat darah yang berceceran. Ceceran darah dan gumpalannya
terlihat nyata di atas kasur, di lantai dan bahkan di sepanjang jalan di gang
menuju bagian utara hingga hampir mendekati jalan raya.
“Saya
kaget, saat mau melaksanakan sholat subuh di Masjid dekat rumah langsung
melihat ceceran darah dan korban meninggal dalam kondisi terkapar serta bagian
leher dan kerongkongannya terputus,” ungkap Muma Eko kepada Visioner, Senin
pagi (21/1/2019) di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Mu'amar Ramadhoan di Masa Hidupnya, Lambang Dua Jari Adalah Bukti Dukungannya Untuk Pasangan Lutfi-Feri saat Pilkada Kota Bima |
“Saat
melihat ceceran darah dan korban dalam kondisi tewas terkapar di mana
kerongkongannya sudah putus, saya langsung membangunkan cucu saya yakni Fadil
untuk bangun. Fadil pun bangun dan langsung menangis serta berteriak. Saat itu
juga, tetangga sekitar berhamburan keluar dan berdatangan untuk melihat korban
secara langsung,” ungkapnya.
Muma
Eko mengungkap, pintu pagar bagian depan dan pintu kamar tempat korban dan
Fadil itu terlihat dalam kondisi tertutup tetapi tidak terkunci. Pada subuh itu, Muma Eko hanya
melihat motor bebek berwarna merah milik Fadil terparkir di depan TKP alias di
gang (bukan di dalam pagar rumah). “Sungguh kita tidak tahu bagaimana
kronologis kejadian dari kasus pembunuhan ini. Kemungkinan besar, pembunuhnya
langsung masuk karena pintu pagar dan pintu kamar yang tidak terkunci dan
kemudian dengan bebasnya menggorok korban di mana saat itu Fadil sedang
tertidur pulas,” duganya.
Fadil
diakuinya sudah seperti anaknya sendiri. Anak Yatim tersebut, pun diakuinya
diberikan upah sebesar Rp150 ribu per bula hanya sekedar menjaga rumah itu
walau itu bukanlah pekerjaan tetapnya.
“Rekam
jejaknya yang saya tahu, korban ini sangat baik. Di masa hidupnya, yang saya
tahu dia tidak mengkonsumsi alkohol (Miras), Taramadol maupun Narkoba.
Kecenderungannya, Almarhum sangatlah pendiam dan bermain bola adalah hobinya. Dan
yang saya tahu, Almarhum ini juga tidak pernah membuat onar. Kami turun berduka
teramat dalam. Semoga Almarhum ditempatkan pada tempat yang layak oleh Allah
SWT. Selain itu, kami juga berharap semoga Polisi mampu mengungkap pelakunya
secara segera,” harapnya.
Muma Eko Dengan Wajah Yang Masih Terlihat Sedih |
Kini
korban sedang berada di rumah duka, yakni di Kampung Saleko Kelurahan Sarae.
Keluarga korban termasuk saudara-saudari kandungnya terlihat masih menangis
histeris dan bahkan ada yang pingsan karena melihat kondisi anak kelima dari
enam bersaudara ini (korban). Dalam kasus ini, korban semopat dibawa oleh
Polisi ke RSUD Bima untuk di visum. Beberapa saat setelah divisum, korban
akhirnya di pulangkan.
Kasus
ini, pun tengah ditangani secara intensif oleh pihak Reskrim Polres Bima Kota
dibawa kendali langsung oleh Kapolres setempat, AKBP Erwin Ardiansyash SH, MH.
Saat ini, sejumlah saksi termasuk pacar korban bernama Rini (warga Lingkungan
Waki Kelurahan Manggemaci) sedang dimintai keterangan oleh penyidik setempat. Rini
di periksa, karena adanya informasi bahwa pada Minggu malam sempat
berkomunikasi dengan korban melalui saluran seluler (telphone genggam).
Pengakuan-pengakuan
sejumlah warga di sekitar TKP-sekitar jam 1.15 Wita (sebelum tewas), masih
bermain game online dengan kawan-kawannya menggunakan Handphone. Dan catatan
lainnya, sekitar jam 12 malam, ada warga yang melihat ada tiga unit sepeda motor bebek yang terparkir di depan TKP. Satu di
antaranya adalah motor milik Fadil. Sementara dua kendaraan bebak lainnya,
tidak diketahui siapa pemiliknya oleh seorang warga yang melihatnya.
“Selain
motor bebek milik Fadil, saya juga melihat ada dua sepeda motor bebek lain yang
terparkir di gang depan TKP. Saya tidak tahu siapa pemilik dua unit sepeda
motor bebek itu. Yang jelas, saya melihat kendaraan tersebut pada jam 12
kurang,” ungkap salah seorang warga kepada Visioner di TKP, Senin pagi
(21/1/2018).
Di sinilah Korban Dibunuh Secara Sadis, dan terlihat adanya bukti olah TKP oleh Polisi |
Namun
sebelumnya jelas Fadil, dirinya bersama korban sempat mengantar pulang sepeda
motor milik Omnya yang dipinjamnya di BTN Nusantara Kelurahan Monggonao Kota
Bima. Mengantar pulang kendaraan tersebut kata Fadil, yakni sekitar pukul 23.38
Wita. Namun sebelumnya, fadil mengaku sempat bercandaria dengan korban. “Setelah
mengembalikan motor Omnya itu, kami mampi membeli nasi goreng dan kemudian
makan berdua di TKP,” tandas Fadil.
Usai
makan nasi goreng itu terang Fadil, korban berkomunikasi melalui saluran
seluler dengan Rini (pacarnya). Dan ditengah korban sedang berkomunikasi dengan
pacarnya itu, Fadil mengaku langsung tidur. “Saya tertidur pulas. Pada subuh
hari, saya dibanguni oleh Kakek (Muma Eko), kemudian menangis, terkejut dan
berteriak ketika melihat korban tewas dalam kondisi mengenaskan. Kerongkongannya
putus, darah berceceran di mana-mana di dalam kamar tidur. Sampai sekarang saya
masih sangat trauma, sedih karena telah kehilangan seorang sahabat yang sangat
baik,” tutur Fadil dengan nada sedih.
Fadil
mengaku bahwa saat dirinya mulai tidur, pintu pagar memang tertutup tetapi tidak
digembok. Dan pada saat korban berkomunikasi dengan pacarnya (Rini) melalui
saluran seluler, poisis korban berada di dalam kamar. Namun, saat itu pintu
kamar dalam kondisi tertutup tetapi tidak terkunci. “pada malam itu, yang jelas
saya lebih dulu tidur ketimbang korban. Karena saya tertidur pulas, makanya
tidak tahu jam berapa korban mulai tidur,” terangnya.
Fadil
kemudin mengungkapkan pesan korban di TKP, tepatnya jauh sebelum Muamar tewas
dalam kondisi yang sangat mengenaskan. “Dia berpesan agar menjaga ayam yang
dipelihara di rumah itu dengan baik. Almarhum juga sempat berpesan kepada saya
agar melihat secara baik-baik orang yang datang. Pesan-pesan itu, muncul pada
saat saat saya masih begadang dengan korban. Suasana sebelum korban sangatlah
sepi, dan tumben sekali pada malam itu di rumah tersebut sangat sepi. Padahal pada
malam-malam sebelumnya, di rumah itu sangatlah ramai. Maksudnya, banyak sahabat
saya dan sahabat korban yang begadang bersama-sama dengan kami,” ucap Fadil.
Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE |
Fadil
menyatakan, sangat mengenal dan bahkan sudah menganggap korban sebagai
keluarganya sendiri. Yang diketahuinya, korban bukan saja baik-ramah dan tidak
pernah berselisih dengan tetangga maupun lingkungan sekitar. “Korban tidak
mengkonsumsi Miras, tidak mengkonsumsi tramadol dan tidak pula mengkonsumsi
Narkoba. Dia sangatlah baik, nurut dan mudah bergaul dengan siapa saja terutama
orang-orang di sekitarnya,’ tandas Fadil lagi.
Atas
kejadian peristiwa tragis yang menimpa korban, Fadil mengaku bahwa sampai
sekarang masih sangat trauma. Pasalnya, Fadil masih tegolong anak-anak dan
berstatus sebagai pelajar kelas 1 pada salah satu sekolah negeri di Kota Bima. “Selain
sedih dan berduga teramat dalam atas kehilangan seorang sahabat yang sangat
baik tersebut, sampai sampai saat ini anak saya masih sangat trauma. Pasalnya,
dia melihat secara langsung mayat korban yang terkapar bersimbah darah,
kerongkongannya terputus dan darahnya berceceran di mana-mana,” ujar Muslimin
yang juga ayah kandung Fadil ini.
Secara
terpisah, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE mengaku selain sedih juga sangat
terpukul atas kematian tragis yang menimpa pejuangnya di Pilkada Kota Bima
periode 2018-2023 itu (Muammar Ramadhoan). Ia pun menyatakan kekagetannya atas
peristiwa dimaksud. Oleh karenanya, Lutfi dan isterinya yakni Hj. Elly Alwainy
berharap agar Polisi mampu mengungkap pelakunya secara segera.
“Bagaimana
ceritanya ya sampai korban bisa dibunuh secara sadis seperti itu, dan apa
motifnya?. Sampai sekarang, saya belum mendapatkan kronologis sesungguhnya dari
kejadian memprihatinkan ini. Lepas dari itu, saya berharap agar Polisi segera
mengungkap pelakunya dan apa pula motif dari kejadian ini,” harap Walikota Bima
ini kepada Visioner, Senin (21/1/2019)
Lutfi
mengaku, korban adalah salah satu pejuang penting yang menganttarkan pasangan
Lutfi-Feri menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023.
“Oleh
karenanya, atas nama Walikota Bima-kami nyatakan kesedihan teramat dalam dan
turut berduka atas kepergiam Almarhum ini. Terimakasih telah memberikan
kontribusi kepada kami pada masa perjuangan, sdan ucapan yang sama juga kami
sampaikan kepada seluruh keluarganya. Semoga Almarhum ditempatkan pada posisi
yang layak di sisi Allah SWT, diampuni atas hilaf serta dosanya, dan keluarga
yang tinggalkan agar tabah menerima Takdir ini. Insya Allah, nanti malam kami
akan datang berta’ziah di rumah duku. Karena kondisi saya dan isteri yang
sekarang sedang kurang vit, maka sampaikan permohonan maaf kami kepada seluruh
keluarganya,” pungkas Lutfi.
Catatan
lain Visioner terkasus ini, peristiwa pembunuhan ini tergolong sangatlah rapi.
Sampai dengan detik ini, tak ada satu orangpun yang tahu tentang apa motifnya
dan siapa pula pelakunya. Tetapi, pihak Polres Bima Kota masih bekerja keras
menangani kasus ini. Dan, managemen Visioner pun masih terus melakukan
investigasi secara mendalam tentang motif sesungguhnya dari peristiwa biadab
ini. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda