Fakta Ini Mendesak Terbukanya Cakrawala Berpikir Cerdas Generasi-Meretas
“Budaya Memburu Performa Keki”
|
Munawar Iwan Bersama Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Herbal Suppa Senna |
Tokoh muda ini berpenampilan sederhana. Ia
merupakan sosok yang terlihat jarang bicara. Kedekatannya dengan berbagai kalangan
tak terkecuali elit politik-sebut saja Penguasa Kota dan Kabupaten Bima, NTB
bahkan Nasional serta hidup bersama keluarga Istana Bima, sejak dulu hingga
sekarang pun diakui adanya.
Tak hanya itu, ia seorang Sarjana yang juga berprofesi
sebagai dosen pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS), peneliti, pembuat
berbagai jenis buku, penterjemah buku BO di Istana Kerajaan Bima, pegiat
seni-budaya Bima, aktif sejumlah organisasi baik Kepemudaan maupun Budaya,
petani-peternak dan lainnya.
Catatan dari rekam-jejak positifnya dari dulu
hingga sekarang, diakui adanya oleh level menengah ke atas. Tetapi, bagi-anak
muda masa kini mungkin saja belum begitu mengenal sosok pria kelahiran
Kelurahan Dodu Kota Bima yang sudah berkeluarga dan memiliki tiga anak ini. Dia lah Munawar Iwan-inilah jaawaban
dari pertanyaan tentang siapa sesungguhnya sosok yang dikenal ramah, sederhana
dan cenderung jarang bicara tetapi banyak kerja ini
|
Munawar Iwan (kiri) bersama Gun Gonzales di area Penjualan Suppa Sena di Pinggi jalan di Kawasan Museum Asi Mbojo |
Kendati melekat profesi sebagai seorang Dosen
dan seabrek predikat lain dalam dirinya, ia masih terlihat berkarya di pinggir jalan di Kota Bima sebagai
penjual minuman herbal asli Bima dengan segudang manfaat bagi kesehatan bernama
Suppa Senna dan terbuat kayu dan rempah-rempah berkhasiat (pendorong vitalitas,
memangkas kolesterol, pemulih lelah dan lainnya). Dan Suppa Senna ini,
diakuinya dikenal sebagai minuman khas kalangan Kerajaan Bima sejak dulu alias
warisan leluhur dan tetap diletasrikan sampai kapanpun.
Munawar Iwan bersama dua orang sahabatnya
yakni Gun Gonzales dan Darussalam, pada HARI-hari tertentu dalam setiap
minggunya berjualan Suppa Senna di luar pagar sebelah barat Museum Asi Mbojo,
tepatnya di sebelah timur lapangan Sera Suba Kota Bima (di pinggir jalan).
Dagangan ini, dari rumahnya ke lokasi itu diangkut dengan menggunakan Mobil
Toyota Avanza.
|
Munawar Iwan (kiri) Sedang Memasak Suppa Senna |
“Bahan-bahan
dasarnya kami mencarinya di gunung-gunung dan kemudian pengolahannya harus dicampur
dengan berbagai jenis rempah berhasiat. Selanjutnya bahan-bahan itu dimasak
dengan dandang besar dengan bahan bakar kayu. Tiba di lokasi penjualan, sebelum
Suppa Senna ini diminum oleh para pembelinya maka kami harus menyaringnya
terlebih dahulu. Minuman herbal Suppa Senna ini, berasa-berwangi rempah-rempah.
Dan, khasiat nyatanya juga diakui oleh para konsumen baik di Bima maupun di
luar daerah,” jelas Munawar Iwan.
Puluhan tahun dan bahkan hampir ratusan tahun
nama minuman Suppa Senna, tercatat sempat “pudar” oleh perkembangan zaman.
Namun, sekitar tiga tahun silam Munawar berhasil membangkitkannya kembali
hingga kini Suppa Senna cukup dikenal baik di Bima maupun di luar daerah.
Dengan harganya yang sangat murah, minuman herbal Suppa Senna berhasil
menghadirkan penikmatnya mulai dari kalangan ekonomi paling rendah, menengah
hingga ke level ekonomi tertinggi.
|
Munawar Iwan Terlihat Beristirahat Sejenak Ditengah Gunung Disaat Memburu Bahan Dasar Suppa Senna |
“Karena harganya yang sangat murah dan
hasiatnya beragam, Alhamdulillah minuman hermal Suppa Senna bisa dinikmati oleh
semua kalangan mulai dari masyarakat biasa hingga ke elit, antara lain
Walikota-Wakil Walikota Bima, Bupati-Wakil Bupati Bima, para Politisi di gedung
Dewan maupun Calon Anggota Dewan dan lainnya,” tandas Munawar Iwan.
Tak hanya di pinggi jalan di luar pagar
Museum Asi Mbojo, akhir-akhir ini minuman Suppa Senna ini juga terlhat hadi dan
dnikmati oleh berbagai pihak pada acara-acara penting di Bima. Sebut saja pada
moment-moment penting yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima
maupun Kabupaten Bima, dan bahkan di moment Ulang Tahun (Ultah) Bupati Bima,
Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE beberapa waktu lalu serta di moment mengenal
lima tahun meninggalnya mantan Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain ST di Pandopo
Bupati Bima.
|
Dilokasi Nan Terjal Penuh Semak Belukar Ini Munawar Menemukan-Memikul Salah Satu Bahan Dasar Minuman Herbal Suppa Senna |
“Hasil penjualan Suppa Senna, Alhamdulillah
tetap ada dan lumayan untuk menambah kebutuhan keluarga sehari-hari.
Terimakasih kepada semua pihak termasuk Wartawan, karena telah meminum Suppa
Sebba. Insya Allah, karya sederhana ini akan terus kami kembangkan sampai
kapanpun dan diharapkan tidak pudar termakan zaman,” harap Munawar Iwan yang
juga pengurus teras DPD 2 KNPI Kota Bima ini.
Setelah sukses membangkitkan kembali Suppa
Senna hingga di kenal di mana-mana, kini Muawar Iwan kembali memperkenalkan
minyak Suppa Senna yang diakuinya memiliki kegunaan yang beragam pula.Minyak
Suppa Senna ini, juga diakuinya terbuat dari bahan dasar akar-akar tumbuhan
berkhasiat dan rempah-rempah. “Kini telah hadir minyak Suppa Senna dengan
bermacam-macam kegunaannya bagi kesehatan. Harganya pun sangatlah murah alias
bisa dijangkau oleh berbagai kalangan,” ujar Munawar Iwan.
|
Munawar Iwan (dua dari kanan) Bersama Konsumen Minuman Herbal Suppa Senna di Depan Museum Asi Mbojo |
Visioner terus memantau kegiatan sesosok pria
hebat namun tetap ramah dan cenderung jarang bicara ini. Berkarya untuk tujuan
keberlangsungan hidup baik kini masupun masa depan bagi diri dan keluarganya,
bukan saja lewat profesinya sebagai dosen, berdagang minuman herbal Suppa Senna
dan Minyak Suppa Senna. Tetapi, dia juga mengais rezeki dengan menjual aksesoris
seperti gelang, kalung yang terbuat dari kayu serta batu berkhasiat dan cincin
bermatakan batu akik.
Tak hanya itu, Munawar Iwan mengais rezek
lewat menjual kain tenunan tradisional Bima seperti selendang, sarung,
selendang, Sambolo dan lainnya. Hasilnya, juga demi keberlangsungan dirinya dan
keluarganya baik untuk saat ini maupun akan datang. Masih soal Munawar Iwan
dengan seabrek predikat yang melakat dalam dirinya maupun karya-karya nyata dan
dinilai sederhana tapi bermakna yang dilakoninya, Visioner sempat berbicang
ringan bersamanya pada beberapa moment.
|
Munawar Iwan Dengan Usaha Gelang dan Kalung Yang Terbuat Dari Kayu-Kayu Berkhasiat |
“Banyak hal sederhana tetapi yang bisa kita
lakukan untuk keberlangsungan hidup dan masa depan. Kita harus memulainya
dengan niat, harus tekun, ulet, jujur dan sungguh-sungguh dalam melaksanakannya.
Maaf, saya berprofesi sebagao dosen, peneliti, pembuat berbagai jenis buku,
aktif pada sejumlah organisasi, terlibat pada kegiatan seni dan
budaya,penterjemah buku BO di Istana Kesultanan Bima-menggelutisejumlah usaha
sederhana. Tetapi, dari dulu hingga kini saya juga berkarya di pinggi jalan. Itu
dilakukan untuk keberlangsungan hidup saya dan keluarga. Semuanya diawali
dengan Bismillah, selanjutnya saya menjiwainya, dan Alhamduliilah hasilnya bisa
dinikmati,” tutur Munawar Iwan.
Soal minuman herbal Suppa Senna, Munawar Iwan
punya alasan untuk memilih menjualnya di pinggir jalan di kawasan Museum Asi
Mbojo. Yakni, karena Suppa Senna adalah minuman khas kalangan Kesultanan Bima
maka penjualannya tidak boleh jauh dari Musem Asi Mbojo. “Itulah alasan kami
menjualnya di sekitar Museum Asi Mbojo. Dan alasan itu pula menjadi jawaban
dari pertanyaan banyak orang kenapa Suppa Senna tidak dijual di tempat-tempat
tertentu seperti bangunan permanen atau gedung,” sahut Munawar Iwan.
|
Munawar Iwan Bersama Minuman Suppa Senna Pada Salah Satu Moment Penting di Bima |
Pantauan langsung Visioner menjelaskan,
Muawar Iwan Cs berdagang Suppa Senna di pinggir jalan itu dimulai pada sore
hari hingga larut malam. Jumlah pengunjung sekaligus penikmatnya, kian hari
terlihat makin meningkat. Dan para penikmatnya, yakni mulai dari masyarakat
biasa hingga kalangan elit. Kini Suppa Senna sudah semakin populer, khasiat
nyatanya juga diakui oleh para penikmatnya. Penikmat Suppa Senna bukan saja
orang Bima, tetapi juga Warga Negara Asis (WNA).
Suppa Senna kini seolah sudah menyatu dengan
warga Bima, berbagai kalangan memburunya bukan hanya di dunia nyata. Tetapi,
acapkali berbagai pihak bertanya dan memburunya melalui Media Sosial (Medsos)
seperti Facebook (FB). “Beberapa orang WNA juga datang menkmati minuman herbal
Suppa Senna. Sembari menikmati minuman Suppa Senna, WNA tersebut juga sempat
berbicang-bincang dengan kami tentang Bima dan budayanya,” ungkap Munawar Iwan.
|
Special Moment Munawar Iwan (kanan) Bersama Hj. Siti Mariyam Rahmat, SH (Ina Ka'u Mari) di Kala hidupnya (Foto Kenangan) |
Kisah nyata dari karya fenomenal dari Munawar
Iwan ini, setidaknya dapat membuka carkawala berpikir generasi muda Bima khususnya
pada pengangguran untuk berkarya secara mandiri, bangkit dari keterkungkungan
serta hidup bergantugan kepada orang tuanya. Munawar Iwan bukanlah seorang
Pegawai negeri Sipil (PNS), tetapi ia dan keluarganya bisa hidup dengan beragam
usaha halal-sederhana tetapi punya makna yang diawali niat sepenuh hati lalu
menjiwainya.
Memburu gelar sebagai PNS dan atau berpakaian
keki walau gaji sebulan terkesan tak cukup untuk biaya transportasi maupun
akomodasi dan dinilai tak seimbang dengan kebutuhan keluarganya sehari-hari,
terkesan telah menjadi budaya kebanyakan warga Bima. Sebab, menjadi PNS dan
Honorer dengan performa keki terkesan “memiliki makna gengsi tersendiri bagi
kebanyakan warga Bima”.
|
Politisi Partai Gerinda-Caleg DPR RI, Mujahid Latif SH, MH (tengah) Sedang Menikmati Suppa Senna Bersama Munawar Iwan (paling kanan) dan Iskandar (paling kiri) |
Sering dengan hal itu, angka pengangguran mulai
dari tamatan SMA sederajat hingga Sarjana dari berbagai disiplin ilmu di Bima
baik Kota mapun Kabupaten tercatat kian meningkat saja dari tahun ke tahun. Salah
seorang Pemrihati masalah sosial, Drs. Amirudin menduga, kian meningkatnya
angka pengangguran di Bima hingga saat ini salah satunya dipicu oleh perilaku
gengsinya kebanyakan warganya yang seolah telah menjadi budaya, yakni
menggantungkan harapannya menjadi PNS (digaji oleh negara) maupun honorer dan
atau tenaga sukarela kendati hasil yang diperolehnya tiap bulan jauh dari kata
terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari.
“Padahal, ruang-ruang bagi mereka untuk
berkarya dan dinilai mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sangatlah besar. Namun,
perilaku gengsi yang membuat mereka tak ingin melakukan sesuatu seperti yang
dilakukan oleh Munawar Iwan,” duganya.
Diera global yang sarat dengan kemajuan
teknologinya (serba digital) tandasnya, kompetisi anak bangsa untuk tujuan
keberlangsung hidup dan masa depannya sangatlah ketat. Maka mempertahankan
budaya menggantungkan satu-satunya harapan menjadi PNS atau honorer dan atau
tenaga sukarela sebagai sumber kehidupan serta masa depan di erag global ini
imbuhnya, sesungguhnya bukan sebuah kesalahan jika segera dihentikan kendati
sulit untuk ditiadakan karena alasan telah menjadi kebiasaan turun-temurun.
|
Moment Santai Munawar Iwan dan Isteri Bersama Tiga Orang Anaknya |
“Sebab, catatan penting para ahli mengakui
bahwa tak sedikit orang yang sukses melalui karya dan usaha di luar jalur PNS.
Munawar Iawan, adalah salah satu contoh kongkrietnya. Saran saya, bagi para
pengangguran segera mencari-menemukan peluang untuk menata hidup dan masa depan
melalui Usaha Kecil Menengah (UKM). Dan lewat UKM itu pula, Pemerintah sudah
menyiapkan bantuan anggaran berupa uang maupun bantuan dalam bentuk lainnya,”
sarannya.
Singkatnya, karya nyata dan fenomenal yang salah
satunya dilakukan oleh Munawar Iwan-dsebutnya sebagai salah satu cara untuk membebaskan
diri dari keterkungkungan di kalangan generasi muda (penggangguran), sekaligus
sebagai salah satu cara untuk meretas budaya kebanyakan orang Bima yang sejak
dulu hingga sekarang yang terkesan masih menggantungkan satu-satunya harapan
hidup melalui jalur PNS, honorer dan atau tenaga sukarela.
“Sekali lagi, saya berharp agar sesuatu yang
telah menjadi budaya turun-temurun tersebut dapat diabakan. Tetapi,
berkacamatalah kepada banyaknya orang sukses melalui jalur di luar PNS,” harap
Amir. (RIZAL/GILANG/AL/WILDAN/NANA/BUYUNG)
Tulis Komentar Anda