Pengadaan Kambing “Bermasalah”-Oknum Kades Mandala Kerja Bareng Pengepul
![]() |
Inilah salah satu fisik kambing ayng dibeli menggunkana dana ADD Desa Mandala-Kabupaten Bima itu tahun 2018 |
Kambing yang seharusnya berjumlah 75 ekor
dengan anggaran Rp75 juta Rupiah itu dengan pagu masing-masing Rp1 juta
pererkor sesuai RAPBDes Mandala, namun yang dibeli diduga kuat hanya separuh
sesuai jumlah uang yang diberikan oleh Kades kepada tiga orang pengepul. "Saya
disuruh belanja 24 ekor kambing, dengan harga perekor Rp800 ribu, selanjutnya tinggal
dihitung saja berapa jumlah uangnya,” beber tutur salah seorang pengepul atas
nama Sahrul asal Dusun Gendapati Desa Mandala Selain Sahrul.
Syahrul menjelaskan, masih ada dua oleh pengepul yang ditugaskan
oleh Kades Mandala untuk membeli kambing,
Yang paling banyak dibeli oleh Iliyas dari Dusun Sancara Desa Mandala,
yakni sebanyak 25 ekor. Sementara yang 15 ekor lagi dibeli oleh Sahrul Sancara. Total kambing yang
dibeli hanya 64 ekor saja, saya tau jumlah itu karna kami bertiga yang belanja,”
jelasnya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Harga
per ekor semua dihitung 800 ribu. Jumlah kambing yang dibeli Iliyas sebanyak 25
ekor. Sementara yang dibeli oleh salah seorang pengepul lainnya yakni Sahrul asal
Dusun Sancara sebanyak 15 ekor. “Sejumlah itu saja kambing yang diberikan.
Kambingnya sudah kami serahkan pada masyarakat yang ditunjuk oleh Kades," terangnya.
Pernyataan tersebut, juga dibenarkan dan
bahkan diperkuat oleh Ilyas yang dikonfirmasi melalui saluran selulernya. Ilyas
mengaku telah membeli kambing sebanyak 25 ekor dengan harga masing-masing Rp800
ribu. "Harganya sama semua, hitungannya Rp800 ribu per ekor. Saya disuruh
beli kambing sebanyak 25 ekor. Setelah semua terkumpul, kambing tersebut di
bagi kepada masyarakat sesuai nama yang ditentukan oleh Kades," jelasnya.
Sementara itu, Kades Mandala H.Mahmud yang
dikonfirmasi terkait masalah ini, sedang tidak ada dikediamannya. Namun, hal
itu pernah di akuinya saat dikonfirmasi di Aula Kantor Desa Mandala beberapa
hari lalu. "Saya kasih uang pada masyarakat untuk membeli kambing sebanyak
Rp800 ribu per erkornya. ujarnya.
Namun pernyataan itu diralatnya setelah
merembuk kembali dengan aparat Desa yang lain. Setelah seleasai membahas
masalah tersebut, Kades yang kembali akan mencalonkan diri dalam Pilkades itu,
mengakui bahwa dirinya telah memberikan semua uang sebanyak Rp75 juta pada tiga
orang pengepul yakni Sahrul, Iliyas dan Sahrul Sancara. “Yang pasti uang
sebesar Rp75 juta itu sudah saya serahkan semua kepada tiga orang pengepul itu,"
terangnya.
Masalah yang satu ini, juga sempat viral di
Media Sosial (Medsos) setelah diposting oleh salah seorang warga Mandala yakni Muhammad
Kadfin melalui akun Facebooknya (FB) beberapa waktu lalu. Pada postingan yang
mendapat beragam tanggapan dari warganet tersebut, Muhammad Kadfin menduga kuat
ada yang tak beres terkait pengadaan kambing yang menggunakan ADD di Desa
Mandala ini.
“Selain jumlah kambing yang dibeli itu dinilai
kurang, ukurannya juga ditengarai tidak sesuai harga. Dalam RAPBDes Desa Mandala
tahun 2018, dianggarkan Rp1 juta perekor kambing. Sementara fakta pelaksanaannya,
besar kambingnya bisa dilihat sendiri fotonya yang saya upload di FB itu,
" beber Kadfin.
Informasi lainnya yang dihimpun oleh sejulah awak media, mengungkap adanya hal
menarik. Yakni, Kades Mandala tidak menggunakan tenaga bendahara ADD setempat
terkait proyek pengadaan mengadaaan kambing ini. Tak hanya itu, tenaga para
Kepala Dusun (Kadus) di Desa Mandala juga tidak digunakan dalam pelaksanaan
proyek yang menggunakan ADD ini.
Karenanya, terkait masalah ini Kades Mandala diduga
menggunakan managemen tukang cukur (semua ditangani sendiri). Yakni, anggaran
pengadaaan kambing sebesar Rp75 juta itu lebih diserahkannya kepada tiga orang
pengepul. Alhasil, produk yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegatan ini diduga
bermasalah.
Yakni, diduga jumlahnya kurang,
dan ukuran kambing yang telah dibelanjakan pun ditengarai tidak sesuai dengan
anggaran yang sudah digelontorkan kepada tiga orang pengepulnya. Oleh sebab
itu, sejumlah pihak mendesak agar aparat penegak hukum baik Polisi maupun
Kejaksaan agar segera menyikapi masalah ini tanpa harus menunggu laporan dari
masyarakat. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda