Terduga Penipu Kabur Dari Mapolres-Ditemukan Tergeletak Karena Upaya Bunuh Diri di Kamar Kos
Arif Rahman Diduga bersembunyi diatas atap sebelum melakukan upaya bunuh diri |
Visioner Berita Kota Bima-Arif Rahman (34) adalah duda asal warga
Lingkungan Tato Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota-Kota Bima. Soal
penampilan, duda yang satu ini dinilai sangat parlente oleh banyak orang.
Setiap harinya, terungkap ia sering gonta-ganti mobil bak orang kaya. Namun,
tak ada yang menyangka bahwa dia diduga sebagai penipu yang telah memakan lebih
dari satu korban baik di Kota maupun di Kabupaten Bima.
Modus penipuannya, melakukan
perjanjian kontrak alias MoU dengan korban untuk memborong pekerjaan pengerukan
tanah dengan alat berat dengan membawa nama Perusahaan asal luar negeri. Tak
tanggung-tanggung-tanggung MoU terkait pengerukan lokasi itu yang dijanjikan
oleh pelaku kepada korban yakni Rp600 juta.
Ardi salah seorang korban dari
terduga pelaku mengungkap, saat melakukan pengerukan tanah di Lingkungan
Songgela Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota-Kota Bima belum lama ini, tiba-tiba
datang pemilik tanah. Yang bersangkutan menghentikan pekerjaan pengerukan
dengan alatb berat yang disewa dari Babago warga asli Kecamatan Sape Kabupaten
Bima dengan nilai puluhan juta rupiah.
“Pengakuan pelaku sebelum saya melakukan
pengerukan tanah itu, lokasi itu adalah milik sebuah perusahaan asal luar
negeri yang sudah dibeli dan rencanannya akan dibangun sesuatu. Namun ternyata,
itu hanyalah penipuan pelaku. Buktinya, pemilik tanah dengan tegas menyatakan
bahwa lokasi itu tidak pernah dijual kepada siapapun. Dan pemilik tanah di
Songgela itu mengaku sama sekali 5tidak mengenal Arif Rahman itu,” ungkap Ardi
kepada sejumlah awak media di salah satu rumah warga di BTN Santi Kota Bima,
Senin (9/7/2018).
Sejak kejadian adanya warga yang
menghentikan pekerjaan pengerukan tanah di lokasi tersebut, Ardi mengaku
menelephone Arif Rahman. Namun, Handphone (H)P) yang bersangkutan selalu saja
dalam keadaan tidak aktif (Off). “Namun buikti chating melalui WA dengan pelaku
itu masih kami simpa sampai sekarang. Yang jelas, dia sudah menipu saya dan
beberapa orang korban lain dengan modus yang sama,” timpal Ardi.
Saat pertamakali bertemu bebernya,
pelaku mengaku bekerja sebagai kontraktor pada sebuah perusahaan luar negeri.
Tampilan pelaku kata Ardi, sangat parlente dan tidak ada yang menyangkanya
sebagai penipu. “Kami tambah yakin ketika dia meminta kami untuk membuat
rekening baru pada sebuah bank untuk perusahaan yangia sebutkan mengirim uang
Rp600 juta. Katanya, proses pengiriman uang ke kami berlangsung selama dua
kali. Yakni uang muka dari bagu borongan tersebut sebesar Rp300 juta dan
sisanya akan dikirim tahapan berikutnya. Tetapi faktanya, tak seperakpun uang
dari perusahaan yang ia sebutkan itu masuk ke rekening kami,” beber Ardi.
Lagi-lagi, Ardi mengaku tambah
yakni dengan pelaku ketika mengurus MoU pada salah satu Notaris PPAT Kota Bima
sebagai syarat formal bagi kerjasama borongan pengerukan lahan bersama yang
bersangkutan dengan membawa-bawa nama salah satu perusahaan luar negeri.
Arif Rahman tergeletak di atas kasur setelah diduga melakukan upaya bunuh diri di kamar kos |
Yang tak kalah parahnya, pelaku
juga meminta uang RP2 juta untuk kepengurusan pajak ke kantor pajak yangt ada
di Kota Bima. Uang tersebut sudah diserahkan kepada pelaku. Namun, bukti formil
pembayaran pajak dari oagu anggaran borongan Rp600 juta itu sama sekali belum
diperlihatkan kepada pihaknya sampai sekarang. “Soal pembayaran pajak ini, kami
ditipu lagi oleh pelaku,” tandasnya.
Ardi kembali mengungkap, pelaku
juga mengambil uang secara tunai kepada pihaknya selama dua kali. Tahapan
pertama yakni tanggal 27 Juli 2018 Rp3 juta dan beberapa hari kemudian dengan
nominal lebih dari itu (jutaan rupiah). “Janji pelaku bahwa uang yang dicairkan
oleh perusahaan luar negeri dalam dua tahapan terkait pekerjaan borongan
tersebut, sampai detik ini tak kunjung ada. Seorang warga asal Sila Kecamatan
Bolo yakni Syamrizal juga di tipu pelaku dengan modus yang sama seperti yang
menimpa saya,” jelas Ardi.
Total kerugian yang menimpa Ardi atas
dugaan penipuan oleh pelaku, yakni sebesarv Rp40 juta. Nilai kerugian terbanyak
yang menimpanya, diakuinya lebih kepada penyewaan alat berat. “Biaya mobilisasi
alat berikut pengerukan tanah atas nama perusahaan luar negeri sebagaimana
pengakuan pelaku itu sangat besar. Kami harus membayar alat berat itu. Sebab,
resiko pembayaran alat berat untuk pengerukan tanah tersebut dibebankan kepada
seluruh korban sebagaimana perjanjian pelaku,” papar Ardi.
Dari dekat, Arif Rahman bersimbah darah di kamar kos setelah dugaan upaya bunuh diri |
Tiba di Polres Bima Kota bersama
kendaraan Inova terbarunya, pelaku langsung diperiksan oleh –penyidik Reskrim
Polres Bima Kota. “Pada moment itu pula dua orang korban diperiksa oleh Polisi.
Dan demikian pula halnya dengan pelaku. Untuk menggantikan kerugian korban,
pelaku menjaminkan mobil Inova produksi tahun 2018 itu. Di dalam kendaraan
tersebut, kami menemukan ada empat buah stempel perusahaan dengan nama yang
berbeda-beda dan berkas perusahaan yang berbeda-beda pula,” ungkap Ardi lagi.
Yang tak kalah parahnya, beberapa
saat kemudian setelah diperiksa polisi-pelaku langsung kabur keluar dari
Mapolres Bima Kota. “Kami juga bertanya kepada pelaku bisa kabur dari Mapolres
Bima Kota. Namun jawaban sejumlah petuga, itu terjadi diluar pengetahuannya.
Memang benar, kasusnua masih dalam tahapan pengaduan. Namun sebelumnya, kami
berharap agar pelaku diamankan sambil menunggu proses pemeriksaan selanjutnya. Namun,
hingga detik ini pelaku sudah kabur entah kemana,” sebutnya.
Uniknya lagi, kendaraan yang
digunakan pelaku adalah milik Pak Anwar. Kendaraan tersebut, disewanya selama
sekitar 20 hari. “Kata Pak Anwar, uang sewa kendaraan tersebut sampai sekarang
belum diterimanya dari pelaku. Sampai saat ini, Pak Anwar marah dan juga
mencari pelaku. Pak Anwar p0un meminta kami agar memberitahukan ketika
menemukan pelaku dimanapun berada,” tutur Ardi.
Masih menurut Ardi, pasca kabur
dari Mapolres Bima Kota, pelaku masih dalam pemburuan aparat. Namun dia
berharap agar polisi segera menangkapnya. “Hanya itu saja harapan kami. Yang jelas
korbannya bukan saja saya saja. Tetapi, lebih dari itu. Tak ada yang bisa kami
sita sebagai jaminan terhaqdap pelaku untuk mengembalikan uang sejumlah korban.
Sebab, pelaku tidak punya rumah sendiri kecuali numpang pada rumah orang tuanya
di Tato. Korban lain dari pelaku adalah Alan, warga Kelurahan Manggemaci Kota
Bima,” pungkas Ardi.
Pelaku Ditemukan Tergeletak Karena
Upaya Bunuh Diri di Salah Satu Kos
Upaya pencarian terhadap pelaku oleh
sejumlah korban dan aparat kepolisian, masih terus berlangsung hingga Selasa
(10/7/2018). Namun pada hari ini juga (10/7/2018) tepatnya sekitar pukul 16.30
Wita sontak terkuak kabar heboh. Yakni, pelaku berusaha bunuh diri di sebuah
Kos Pelangi di bilangan Kelurahan rabangodu Selatan Kota Bima.
“Menurut cerita warga sekitar,
dia baru-baru ini menyewa kost di sana, tepatnya di lantai dua. Menurut cerita anak kos di situ, sebelum
melakukan upaya bunuh diri, pelaku turun ke lantai bawah dan masuk ke salah
kamar kos milik warga asal lombok,” ungkap salah seorang warga bernama Taufan.
Sebelum melakukan upaya bunuh
diri tersebut, korban meminta kepada seorang warga Lombok tersebut agar tidak
memberitahukan kepada siapapun tentang keberadaannya di kos itu. Namun, di saat
ada orang yang datang di sekitar lokasi itu, warga Lombok ini memberitahukan
kepada pelaku. “Sontak saja pelaku meminta kepada yang bersangkutan untuk tidak
memberitahukan keberadaannya di kamar itu. Kamarpun sontak langsung di tutup
oleh pelaku,” ungkap Taufan.
Tak lama kemudian, warga lombok
yang menempati kamar kost tersebut membuka kembali pintu yang sebelumnya
ditutup oleh pelaku. Mirisnya, yang bersangkutan melihat pelaku yang sedang
tergeletak bersimbah darah. “Didalam kamar itu ada kasur, dan ada pula sebuah
gunting. Dengan gunting itu dia diduga menusuk bagian lehernya sebanyak empat
kali. Dugaan tusukan dengan menggunakan gunting, pun dilakukannya pada bagian
perutnya. Intintya, sejumlah luka terlihat jelas pada bagian leher kanan-kiri
dan dibagian perut pelaku sekaligus korban upaya bunuh diri ini9,” tandas
Taufan.
Nampak terlihat sebuah gunting yang digunakan Arif Rahman untuk dugaan melakukan upaya bunuh diri di kamar kos |
Kendati tergeletak bersimbah darah, Taufan
mengaku yang bersangkutan masih dalam kondisi hidup. Oleh karenanya, terduga
pelaku itu langsung digotong oleh warga ke RSUD Bima untuk ditangani secara
medis agar nyawanya bisa terselamatkan. “Tadi dia masih hidup dan sedang di
rawat di RSUD Bima. Namun, sekarang kami belum tahu apakah dia masih hidup atau
tidaknya. Untuk itu, silahkan mengkroscek langsung ke RSUD Bima,” harap Taufan.
Inilah Arif Rahman |
Kapolres yang diakui mampu
mengamankan suasdana kondusif Kota biman pada musim Pilkada setempat periode
2018-2023 bersama pihak TNI ini, mengaku belum tahu adanya pengaduan awal
sejumlah korban terhadap Arif Rahman terkait kasus dugaan penipuan berkedok
salah satu perusahaan luar asal luar negeri.
“Sampai sejauh ini saya belum
menerima adanya pengaduan awal terhadap yang bersangkutan karena dugaan teribat
kasus penipuan dimaksud. Dan, saya juga belum mjenerima pemberitahuan terkait
kaburnya dia dari Mapolres Bima Kota setelah beberapa saat dilakukan
pemeriksaan awal dari petugas. Kecuali, saya baru mendengar hal itu dari anda
sekarang,” sahutnya.
Dugaan lain yang menyebutkan
bahwa yang bersangkutan melakukan penganiaan terhadap seorang wanita asal
Kecamatan Wera Kabupaten Bima dan laporannya sudah masuk ke Polres bima Kota,
pun belum diketahuinya.
“Wah, saya juga belum tahu
tentang adanya laporan terkait kasus tersebut. Namun, kita masih harus menunggu
kejelasan tentang keterlibatannya dalam sejumlah kasus yakni setelah yang bersangkutan
telah sehat. Ya, kita tunggu saja sesi berikutnya. Yang pasti, setelah Arif
Rahman dinyatakan sehat oleh Tim Medis, maka kami akan melakukan introgasi
terhadap sejumlah kasus dugaan tindak pidana yang dilakukannya,” pungkasnya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda