NTB Berduka-Data Terkini 10 Korban Meninggal dan Ratusan Lainnya Terluka Akibat Gempa Bumi
Rumah warga yang ribuh akibat gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang Bali dan NTB itu |
Visioner Berita Mataram, NTB-Nusa Tenggara Barat (NTB) kini
berduka. Airmata dan keprihatinan atas nama manusia, bukan saja terjadi di
dunia nyata. Tetapi, juga mewarnai Media Sosial (Medsos). Pemicunya, bencana
gempa bumi tektonik 6,4 SR mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Pulau Sumbawa.
Data sementara akibat bencana ini mengungkap, informasi terkini menyebutkan 10 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya
terluka. Berikut catatan sementara yang berhasil dihimpun oleh sejumlah awak media,-
Gempabumi tektonik berkekuatan
6,4 SR pada Minggu (29/7/2018)-praktis mengguncang wilayah Lombok, Bali dan
Pulau Sumbawa. Akibatnya, bukan saja terkait kepanikan dan trauma warga yang
sampai hari ini masih terjadi, tetapi juga sukses menelan korban jiwa dan
benda. 10 orang meninggal dunia, dan ratusan orang mengalami luka-luka.
Untuk data awalnya, empat korban
meninggal dunia akibat bencana tergolong dahsyat itni, diantaranya satu orang
dari Kabupaten Lombok Utara, Sandi, 20 tahun. “Sandi meninggal dunia akibat tertimpa
tembok rumah di Dusun Treng Ilut, Senaru,” jelas Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD
NTB Ir. H. Mohammad Rum, MT kepada Wartawan, Minggu (29/7/2018).
Masih dalam data awal, sedangkan
tiga korban meninggal dunia lainnya ungkapnya, yakni berasal dari Kabupaten
Lombok Timur-NTB. “Yakni Papuq Marinah asal Desa Sugian Kecamatan Sambelia, dan
korban meninggal dunia karena tertimpa tertimpa reruntuhan. Sementara dua
korban lain yang juga meninggal dunia berasal dari Kecamatan Sembalun. Namun
identitas keduanya masih belum terindetifikasi,” terangnya.
Rum menjelaskan, hasil pendataan
sementara pihaknya, korban luka-luka sebanyak 20 orang di Lombok Utara NTB, dan
20 orang di Lombok Timur. Dari 20 korban luka di Lombok Utara itu terangnya, 13
orang sedang dirawat di Puskesmas Senaru dan 7 orang di Puskesmas Bayan. “Dilaporkan,
empat orang sudah dirujuk ke rumah sakit,” papar Rum sembari menjelaskan bahwa
catata tersebut sudah dilaporkannya kepada Gubernur NTB.
Rum kemudian menuturkan, berdasarkan
data sementara korban luka dari Lombok Timur, terdata 10 orang luka berat dan
10 orang lainnya luka ringan. “Warga yang mengungsi, dievakuasi, dan kepala
Keluarga (KK) hingga saat ini belum terdata. Dan selanjutnya, pihaknya akan
terus melakukan pendataan baik soal korban maupun kerusakan infrastruktur
akibat bencana ini.
“Akibat gempa tektonik ini, beberapa
rumah warga rubuh dan banyak rumah mengalami kerusakan ringan, dan untuk data
soal itu Insya Akan menyusul. Sedangkan kerusakan infrastruktur dan lainnya akibat
bencana ini masih dalam proses pendataan. Sekali lagi, ini masih data sementara,”
sebutnya.
Akibat bencana ini pula tuturnya,
akses jembatan dari arah Sambelia menuju Desa Beburung, Sembalun pun praktis
terputus. “Gempa tektonik itu juga mengguncang wilayah Lombok Barat-NTB. Namun,
tak ada korban jiwa yang diakibatkan oleh bencana ini. Tetapi hasil pendataan
sementara, dua rumah warga roboh di Desa Tongkek dan Desa Guntur Macan. Hal
lainnya seperti pengungsi, warga yang dievakuasi, KK terdampak bencana belum
terdata. Soal kerusakan infrastruktur dan lainnya masih dalam proses pendataan,”
ujar Rum.
Guncangan gempa tektonik
tersebut, juga sampai ke Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Hanya
saja, gempa tektonik yang menyambar tiga daerah tersebut, dirasakan tidak
terlalu besar. Namun kepanikan warga hingga berhamburan keluar rumah akibat gempa
tektonik ini, tak bisa dihindari. Catatan sejumlah awak media menjelaskan,
kendati Bima disambar oleh bencana dimaksud, namun sampai detik ini tak
terdengar adanya korban jiwa maupun kerusakan infsruktur baik milik Pemerintah
maupun milik warga.
Ini Data Terbaru Akibat Gempa Berkekuatan 6,4 SR Yang Mengguncang Bali
dan NTB
Korban Yang Tergeletak Akibat Gemba Berkekuatan 6,4 SR itu |
Masih menurut Rum, di Kabupten
Lombok Timur, terdapat 8 orang korban meninggal dunia, luka-luka 100 jiwa, dan
rumah rusak sedang sekitar 1000 rumah dengan jumlah KK Terdampak sebanyak 1000.
Sedangkan untuk Kabupaten Lombok Barat, diakuinya hanya dua unit rumah yang
mengalami rusak berat.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan
dalam penanganan bencana gempa bumi ini jelasnya, telah dilaksanakan dengan
berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lombok Timur, BPBD Lombok Tengah BPBD
Lombok Utara dan BPBD Lombok Barat. "Sementara BPBD Provinsi NTB
memback-up berupa peralatan dan kebutuhan logistik yang diperlukan
(pendropingan telah dilakukan setelah
kejadian) yaitu sebagai upaya untuk antisipasi kejadian seperti ini," bebernya kepada Wartawan pada Minggu siang (29/7/2018).
kejadian) yaitu sebagai upaya untuk antisipasi kejadian seperti ini," bebernya kepada Wartawan pada Minggu siang (29/7/2018).
Adapun upaya konkrit yang telah
dilakukan oleh BPBD Provinsi NTB terangnya, diantaranya berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten
Lombok Timur sebagai daerah yang mengalami dampak paling parah, memonitor dampak dan langkah penanganan
bencana gempa bumi, mengirim Tim Kaji Cepat untuk memperkuat Posko Penanganan
bencana gempa Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara dalam upaya proses penanganan korban luka-luka dan meninggal dunia.
"Selanjutnya melakukan
assessment dampak kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh gempa dan
melakukan mobilisasi peralatan dan menyalurkan logistik terhadap wilayah
terdampak bencana seperti menyalurkan Mie Instan 275 Dos Air
mineral 275 Dos, Tenda Pengungsi 2 unit dan Kebutuhan Mendesak lainnya
seperti tenaga medis, tandu dan peralatan Kesehatan," terangnya.
Kalak BPBD NTB, H. Mohammad Rum, MT |
Dengan memperhatikan lokasi
episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempa bumi yang
terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores
(Flores Back Arc Thrust). "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan
gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik
(thrust fault),” jelasnya dalam keterangan.
Guncangan gempa bumi ini sebutnya, dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI. Gempa susulan terus berlangsung dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
Guncangan gempa bumi ini sebutnya, dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI. Gempa susulan terus berlangsung dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
Dia kembali menjelaskan, hingga
pukul 08.09 WIB telah terjadi 79 kali gempa susulan dengan gempa susulan paling
kuat adalah 5,7 SR. "Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan
tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya,” tegasnya.
Inilah Awal Mula Gempa Yang Mengguncang Bali dan NTB Itu
Gempa bumi tektonik berkekuatan kekuatan
6,4 SR pada Minggu (29/7/2018) sekitar pukul 06.47 Wita, sukses mengguncang
wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang meliputi Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa. Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi ini memiliki kekuatan
M=6,4. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT.
Tepatnya, berlokasi di darat pada jarak 47 kilometer (KM) arah timur laut Kota
Mataram-NTB pada kedalaman 24 KM.
Dengan memperhatikan lokasi
episenter, kedalaman hiposenter dan mekanisme sumbernya, maka gempa bumi yang
terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores
(Flores Back Arc Thrust). “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa
ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust
fault),” jelas Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto, SP, MM.
Ia menjelaskan, guncangan gempa
bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat,
Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada
skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem,
Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II
SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram
pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.
Namun pantauan sejumlah awak
media, gempa bumi juga dirasakan masyarakat di Kabupaten Dompu. Meski
gguncangan gempa selama beberapa detik itu tidak terlalu kuat, namun warga di
beberapa wilayah sempat panik dan berhamburan keluar rumah
Kembali ke Agus Riyanto, hingga
saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi
tersebut. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi
tsunami,” ujarnya.
Singkatnya, hingga pukul 08.52 Wita, hasil monitoring
BMKG menunjukkan telah terjadi 79 kali gempa bumi susulan (aftershock) yang
paling kuat M=5,7. “Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak
terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkasnya.
(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda