Karena Alasan Ekonomi, Lutfi Bicara Jalan Dua Jalur Akan Dikembalikan
Walikota Bima Terpilih, H. Muhammad Lutfi, SE |
Visioner Berita Kota Bima-Terapan kebijakan Pemerintah Kota Bima
terkait jalan satu jalur, praktis menuai banyak kritikan dan keluhan publik.
Kendati pada faktanya angka kecelakaan laluntas terminimalisi dan bahkan tak
terdengar lagi setelah diberlakukan kebijakan satu jalur tersebut, namun sampai
detik ini terutama para nitizen di Media Sosial (Medsos) masih melancarkan
kritikan teramat tajam.
Kritikan yang diarahkan oleh para
nitizen dan bahkan did dunia nyata kepada Pemerintah tersebut, lebih kepada
pemberlakuan satu jalur yang dinilai tak memiliki sandaran akademic sebagai
alas bagi lahirnya kebijakan dimaksud. Tak hanya itu, sesungguhnya pemberlakuan
satu jalur tersebut dulu dianggap sebagai tahapan percobaan.
Namun rentan waktu uji coba satu
jalur tersebut, tercatat sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Sementara
ketetapan permanen terkait satu jalur ini, sampai detik ini tak kunjung
diberlakukan. Dengan demikian, publik terkesan diposisikan untuk terus
bertanya-tanya apakah kebijakan satu jalur tersebut sudah menjadi sesuatu yang
bersifat permanen atau masih pada tataran uji coba.
Sejak diberlakukannya kebijakan
satu jalur oleh Pemerintah Kota Bima ini, lebih kepada kesan tak menyentuh
ranah efisiensi dan efektiftifitas. Selain jarak tempuh ke satu tujuan misalnya
yang dianggap sangat jauh oleh berbagai pihak, juga berdampak kepada pemborosan
soal waktu hingga ke Bahan Bakar Minyak (BBM).
Penelusuran visioner selama
pemberlakuan kebijakan satu jalur ini mengungkap, Roda ekonomi para pedagang di
jalan Soekarno-Hatta Kota Bima yang semula sangat lancar-kini justeru diakui
sebaliknya oleh banyak pelaku usaha. Pelaku usaha tersebut, diantaranya
pakaian, kuliner dan lainnya. Rata-rata para pelaku usaha tersebut, mengeluhkan
rendahnya pendapatan hariannya sejak pemberlakukan satu jalur tersebut hingga saat
ini.
H. Muhammad Lutfi, SE Bersama Isteri Tercinta, Hj. Elly Alwainy |
Walikota Bima terpilih, H.
Muhammad Lutfi, SE pada bincang-bincang singkat dengan Visioner di salah satu
tempat beberapa hari lalu mengakui, menurunya pendapatan para pelaku usaha di
Jalan Soekarno-Hatta pasa pemberlakuan satu jalur tersebut adalah keluhan yang sering
di dengarnya.
“Selain jauh dari kata efisien dan efektifitas
baik soal waktu maupun BBM, kebijakan satu jalur tersebut sangat dirasakan
dampaknya oleh para pelaku usaha di jalan Soekarno-Hatta. Keluhan itu,
seringkali kami mendengarnya. Oleh karenanya, Insya Allah kami akan kembali
memberlakukan dua jalur di jalan Soekarno-Hatta tersebut seperti sediakala.
Sebab dengan itu, para pelaku usaha di sepanjang jalur tersebut akan kembali
menikmati peningkatan roda ekonominya seperti sebelumnya,” jelas Lutfi.
Namun mengembalikan jalur
Soakernao-Hatta seperti sediakala, diakuinya tidak serta-merta dilakukan begitu
saja. Tetapi, harus didahului oleh proses, tahapan hingga pembahasan serius
yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah kebijakan yang profesional,
bertanggungjawab dan terukur.
“Tugas Pemerintah adalah melayani dan
menghidupkan semua instrumen usaha yang ada di daerah ini. Jika roda ekonomi
dapat tumbuh dan berkembangkan dengan mengembalikan jalur Soekarno-Hatta
tersebut, tentu saja harus kita amini. Insya Allah, kami memimpin dengan rasa,
bukan dengan nafsu. Perputaran ekonomi melalui dunia usaha di Kota Bima harus
tumbuh dan berkembang. Sebab, dengan itu akan banyak dampak postifi yang akan
ditimbulkannya. Sekali lagi, soal rencana mengembalikan jalur Soekarno-Hatta
seperti sediakala sebagaimana permintaan banyak orang, terlebih dahulu akan
dibahas secara serius dengan pihak-pihak terkait,” ujarnya.
Dilain pihak, sejak pemberlakukan
kebijakan satu jalur tersebut bukan saja dinilai merugikan para pelaku usaha di
sepanjang jalan Soekarno-Hatta. Tetapi, dampak seriusnya juga sangat dirasakan
oleh para tukang ojek yang ada di Kota Bima. Salah seorang tukang ojek bernama
Syamsudin, pun membenarkan penurunan pendapatan perharinya sejak pemberlakuan
satu jalur tersebut sampai sekarang ini.
“Tukang ojek di Kota Bima ini bukanlah sedikit, pak.
Kami harus berkompetisi secara ketat untuk mendapatkan muatan pada setiap
harinya. Dulu saat pemberlakuan dua jalur di jalan Soekarno-Hatta, pendapatan
kami sangat meningkat. Namun, sekarang justeru jauh menurun. Sejak pembelakuan
satu jalur tersebut, jarak yang kami tempuh dalam mengantar penumpang justeru
sangat jauh. Selain rugi dari sisi waktu dan tenaga, pemborosan BBM juga juga
sangat kami rasakan. Untuk itu, kami berharap agar Pemerintahan Lutfi-Feri agar
memberlakukan kembali dua jalur di jalan dua jalur baik di Soekarno-Hatta
maupun di jalan Gajah Mada Kota Bima,” harap Syamsudin. (Rizal/Wildan/Buyung/Gilang/AL/Nana)
Tulis Komentar Anda